BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah
          Fenomena pemanasan global memang sedang berlangsung dengan indikasi terjadinya perubahan iklim, peningkatan suhu global dan peningkatan permukaan laut. (Hira Jambatan, 1993: 36).  Pemanasan global juga telah mengganggu fungsi atmosfer sebagai sistem pendukung kehidupan di bumi.  Kemampuan atmosfer dalam memberikan fungsinya menjadi terganggu dengan masuknya bahan-bahan pencemar ke udara hasil kegiatan manusia. Pencemaran udara adalah pencemaran yang potensial menyebabkan terjadinya pemanasan global. 
Oleh karena itu perlindungan terhadap kapasitas dari fungsi atmosfer menjadi suatu isu lingkungan yang amat penting bagi Indonesia dan negara-negara lainnya.  Salah satu isu tersebut adalah terancamnya kelestarian lingkungan hidup akibat adanya pemanasan global.


1.2   Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti adalah bagaimana pengaruh pemanasan global terhadap kelestarian lingkungan hidup?



1.3   Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis ini memiliki tujuan untuk:
1.      Mengetahui dampak pemanasan global.
2.      Menggambarkan tingkat perkembangan pemanasan global terhadap kelestarian lingkungan hidup.
3.      Menganalisis pengaruh pemanasan global terhadap kelestarian lingkungan hidup.
         
1.4   Manfaat Penelitian
1.4.1        Manfaat Akademis :
Tugas ini dibuat untuk memberikan gambaran problem lingkungan yang kemungkinan besar akan dihadapi Indonesia dan masyarakat dunia di masa mendatang akibat pemanasan global serta mengajukan beberapa kegiatan yang dipandang tepat baik secara teknis, ekonomis dan sosial untuk mendukung pengambilan keputusan bagi Indonesia maupun negara-negara di dunia dalam usaha mengadopsi pencegahan terhadap pencemaran udara yang menyebabkan pemanasan global yang selanjutnya berdampak pada kelestarian lingkungan hidup.

1.4.2        Manfaat Praktis :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi semua pihak agar menjaga kelestarian lingkungan hidup, terutama timbulnya kesadaran agar menyelamatkan lingkungan dari pemanasan global.
1.5  Landasan Teori
1.5.1 Definisi Pemanasan Global
Pemasanan global adalah kenaikan suhu bumi yang berskala global dan bersifat antropogenik. Maksudnya, kenaikan suhu bumi yang berskala global tersebut diakibatkan oleh perilaku manusia dalam mengelola sumberdaya alam dan lingkungan. (Hira Jambatan, 1993:10).

1.5.2 Teori Dominasi Lingkungan
Pada awal abad ke 20 Masehi, Friedrich Rotsel (Jerman) dan Ellen C. Semple (Amerika) memperkenalkan teori Dominasi Lingkungan, Environmental Determinism. Secara substansial teori ini merumuskan keyakinan bahwa seluruh aspek budaya dan perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan. (A. Tery Rambo, 1983: 1).

1.6  Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena secara tepat terhadap sifat-sifat tertentu suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau menentukan frekuensi hubungan tertentu antara gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. (Kuntjaraningrat, 1990: 54). Penelitian ini juga dilakukan dengan penelitian kepustakaan dan meneliti berbagai pendapat yang berkaitan objek yang diteliti oleh penulis.


1.7   Sistematika Penulisan
BAB I             : PENDAHULUAN
Di bab ini terdiri dari pembahasan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian baik Akademis ataupun Praktis, Landasan Teori, Metode Penelitian serta Sistematika Penulisan.

BAB II                        : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan melakukan analisis dan pembahasan lebih lanjut mengenai pengaruh pemanasan global terhadap pelestarian lingkungan hidup.

BAB III          : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis menyimpulkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian, setelah itu berdasarkan hasil kesimpulan penelitian tersebut, penulis mencoba memberikan saran-saran sehubungan dengan pengaruh pemanasan global terhadap pelestarian lingkungan hidup.





BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.1 Dampak pemanasan global
          Pengaruh pemanasan global dalam setengah abad mendatang diperkirakan meliputi: Kenaikan permukaan laut akibat pencairan es di kutub, perubahan pola angin meningkatnya badai atmosferik; bertambahnya populasi dan jenis organisme penyebab penyakit yang berdampak pada kesehatan masyarakat; perubahan pola curah hujan dan siklus hidrologi; dan perubahan ekosistem hutan, daratan dan ekosistem lainnya.
          Semua itu akhirnya akan mengarah pada meningkatnya kepunahan berbagai spesies tumbuhan dan binatang.  Peningkatan gas-gas rumah kaca dalam atmosfer sudah berlangsung lebih dari satu abad.  Bukti-bukti yang sudah dirasakan saat ini sebagai berikut :

2.1.1 Iklim mulai tidak stabil.
           Pada tahun 1987, tercatat suhu tinggi  pemecah rekor di  Siberia,  Eropa Timur  dan  Amerika Utara.  Rekor ini kembali dipecahkan pada daerah yang  sama  tahun  berikutnya.
           Terjadi  banjir  besar  di  Korea  dan   Bangladesh  pada   tahun  1987.   Pada  tahun  1988,   Bangladesh mengalami banjir lagi dan banyak korban jiwa berjatuhan akibat angin puyuh  pada awal tahun 1991.  Kepulauan Maladewa (Maldives) mengalami banjir akibat  ombak   pasang  pada  tahun 1987 (Jhamtani, 1993).

2.1.2 Suhu global cenderung meningkat.
           Suhu atmosfer meningkat  tajam  pada  akhir tahun 1980-an.  IPCC (1990)  menyimpulkan bahwa pemanasan global terlihat nyata sebesar 0,3 – 0,6 oC telah terjadi pada masa  tersebut dan tahun 1980-an dapat dikatakan sebagai  masa  pemanasan  yang  cukup cepat.
           Tahun 1987 dan tahun 1988  tercatat  sebagai  dimulainya  suhu global  rata-rata  tertinggi  sampai  saat ini.  Enam  dari  10 tahun  terpanas  terjadi  pada  tahun 1980-an.   Data  awal   untuk tahun 1990 menunjukkan bahwa rekor terdahulu akan terlampaui.

2.1.3 Peningkatan permukaan laut.
 Menurut hasil penelitian IPCC (1990) bahwa permukaan laut  telah naik  pada  masa   abad  terakhir ini dan diperkirakan terjadi  peningkatan  sebesar 10 – 20 cm.  IPCC  meng khawatirkan bahwa peningkatan permukaan laut sebesar 30 – 50 cm  akan  mempengaruhi  habitat di daerah pantai.  Peningkatan  satu meter  akan  membuat  beberapa  negara  pulau  tidak dapat  dihuni,  menggusur  puluhan juta orang,  mengancam  daerah  perkotaan  yang rendah, membanjiri lahan produktif dan mencemari persediaan air tawar.


2.1.4 Gangguan ekologis
          Perubahan suhu dan curah hujan memberikan berbagai tekanan atas kehidupan dan  hewan dari berbagai kawasan ekologis.  Jika perubahannya lambat,  akan  terjadi  adaptasi   bertahap terhadap kondisi yang baru, seperti yang telah terjadi di masa lalu.  Diperkirakan  bahwa  jika  kondisi  yang  lain  tetap,  vegetasi  perlu  pindah 100 – 150 km ke arah kutub untuk mengatasi  peningkatan  suhu sebesar 1oC.  Hal  yang  sama  akan  terjadi  di daerah  hutan  mangrove  akibat  naiknya  permukaan  laut.   Mangrove  peka  terhadap perubahan  dalam permukaan laut, selain terhadap perubahan  salinitas air  dan  laju  sedimentasi yang tidak dapat dihindari jika permukaan laut naik. Hewan liar juga akan dipengaruhi oleh pemanasan global.  Selama masa perubahan  iklim yang bertahap, seperti yang terjadi pada masa lalu, kawanan hewan  perumput  dapat    bergerak   mengikuti   gerakan  vegetasi  diiringi  oleh  hewan  karnivora  yang  memangsa mereka.  Perubahan iklim yang cepat, tidak ada harapan bagi penyesuaian seperti ini.

2.1.5 Dampak sosial dan politik
               Kejadian-kejadian klimatik yang ekstrem  menyebabkan  biaya  sosial  yang   tinggi.   Pada tahun 1982, angin topan Isaac merusak lebih dari setengah perumahan dan lebih dari  setengah produksi pertanian di Tonga; dan pada tahun 1988  angin  topan  Gilbert  menyebabkan  kerugian  yang  diperkirakan lebih dari US$870 juta di Jamaika (Jhamtani, 1993).



2.2 Upaya mengurangi ancaman pemanasan global
2.2.1 Strategi Internasional
          Atmosfer dunia merupakan suatu kesatuan  yang tunggal,  oleh  karenanya dampak dari  pemanasan  global (jika ini terjadi) akan dirasakan oleh setiap orang, baik oleh  mereka  yang  menyebabkannya  maupun  yang  tidak.  Oleh  karena  itu  semua  negara  yang  menjalankan   strategi pembangunannya harus melihat baik secara nasional maupun  secara  global.   Jangan  sampai  suatu proses  justru menyebabkan mereka sendiri menjadi korban utamanya.

2.2.2 Tanggung jawab global
          Keadaan global yang saling tergantung merupakan  suatu kenyataan,  namun  sering tidak  dihargai.    Sudah  saatnya  semua  negara   sadar  untuk   memikul  tanggung  jawab   bersama melalui tindakan yang terkoordinasi dan saling berkaitan untuk  melindungi kesejahteraan  bersama.   Semua  negara  bertanggung  jawab  untuk  melakukan  usaha  global   melawan   pemanasan  global.   Untuk  itu   perlu  pemikiran  bersama  dalam  menetapkan  strategi pembangunan global yang berkelanjutan.

2.2.3 Meningkatkan partisipasi negara-negara di dunia
          Untuk mengatasi ancaman pemanasan global membutuhkan  partisipasi  dari  semua  negara-negara di dunia.  Tetapi banyak  negara  yang  belum  memiliki  kesadaran  tentang  pentingnya  mengantisipasi ancaman dari pemanasan global.  Hal ini disebabkan beberapa   alasan, antara lain :  tidak  cukupnya informasi,  tidak  cukupnya  komunikasi,  terbatasnya   sumberdaya manusia, kesulitan-kesulitan institusi  dan terbatasnya sumberdaya keuangan.

2.2.4 Dukungan untuk penelitian
           Penelitian mengenai  hal-hal yang berkaitan dengan pemanasan global sangat diperlukan dalam membuat ramalan-ramalan yang lebih  seksama akan kemungkinan terjadinya   perubahan  di masing-masing  negara.   Oleh karena itu  negara-negara  yang mampu selayaknya membantu negara berkembang dari segi finansialnya, disamping membantu dalam  hal ilmu pengetahuan.

2.2.5 Pembangunan yang ramah lingkungan
           Negara- negara  di  dunia sudah saatnya melaksanakan pembangunan yang  bersifat ramah lingkungan.  Pembangunan ramah lingkungan  mempunyai  makna  bahwa  pembangunan  yang dilakukan tidak boleh menyakiti lingkungan hidup baik fisik maupun sosial-budaya dan harus ramah terhadap peranan ekologinya.

2.2.6 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis.
           Rehabilitasi  hutan  dan  lahan kritis harus dilakukan karena jika hutan rusak dan  lahan menjadi kritis maka kandungan karbon menurun.   Fenomena ini dapat dijadikan   potensi  untuk  dilakukan  perdagangan karbon.  Sebuah contoh  sederhana  dari  perdagangan karbon,  misalnya  hutan hujan tropik di Asia  mengandung 135 – 250 ton C/ha.    Perkiraan  harga  karbon  antara  US$  1 - 30/ton C (Soemarwoto, 2001).

2.2.7 Melaksanakan Protokol Kyoto
            Protokol Kyoto mewajibkan negara industri maju  untuk  mengurangi  emisi  gas  rumah kaca (CO2, CH4, N2O, HFCS, PFCS dan SF6) minimal 5,5%  dari  tingkat  emisi  tahun 1990 selama tahun 2008 sampai 2012, melalui Mekanisme Pembangunan Bersih.Mekanismenya  dilakukan  dengan  cara negara maju menanamkan modalnya di negara berkembang  dalam  proyek  yang  dapat  menghasilkan  pengurangan  emisi gas rumah   kaca.

2.2.8 Kriteria Lingkungan
               Untuk pencapaian tingkat polusi dari kondisi saat ini sampai pada tingkat yang tidak  membahayakan  dibutuhkan  kriteria-kriteria  lingkungan  dalam  bentuk  baku  mutu yang  disepakati oleh semua negara.  Baku mutu tersebut harus senantiasa mengalami perubahan yang  bertahap  ke arah  kriteria  lingkungan  yang  ideal  bagi kelangsungan hidup mahluk  hidup yang ada di bumi.
2.2.9 Dana Proyek
               Dalam  melaksanakan  pembangunan  yang  ramah  lingkungan,  selayaknya  negara  maju memberikan bantuan dana.  Bantuan lebih diprioritaskan kepada negara berkembang  yang melaksanakan pembangunan yang tidak merusak lingkungan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

         Pemanasan  global  dapat  menimbulkan  dampak  negatif.   Beberapa  dampak negatif yang  tidak diinginkan dari pemanasan global, antara lain:  perubahan  iklim global,  peningkatan suhu global, peningkatan permukaan laut, gangguan ekolologis dan sosial budaya.
Antisipasi terhadap pemanasan global merupakan tanggung jawab semua negara. Beberapa   tindakan  global  dapat   diwujudkan  dalam  bentuk:  pembangunan  yang  tidak   merusak lingkungan,  reduksi emisi melalui berbagai cara dan sektor;  dan  yang tidak kalah  pentingnya  adalah  membuat  kesepakatan internasional mengenai kriteria lingkungan yang  ideal,  penelitian-penelitian yang  berkaitan  dengan pemanasan global serta pendanaan bagi  pelaksanaan langkah-langkah antisipatif tersebut.

 

 

 

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

Amsari, Fuad, Prinsip-Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan, Ghalia Indonesia, cet. III, Jakarta: 1996.

Jhamtani, H,  Pemanasan Global,  Yayasan Obor Indonesia, Jakarta: 1993.

Murdiyarso, Daniel., CDM: Mekanisme Pembangunan Bersih, Jakarta: Kompas, 2003.

Soedomo M, Usman K, Djajadiningrat S,T, dan Darwin,  Model Pendekatan  dalam Analisis Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara,   Studi Kasus di Jakarta,  Bandung dan Surabaya,  Penelitian KLH-Jurusan Teknik Lingkungan  ITB,  Bandung: 1990.

Soemarwoto, O, Atur Diri Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup,  Gadjah Mada University Press,  Yogyakarta: 2001

Post a Comment

 
Top