Saat memilih seorang wanita untuk dijadiakan pendamping hidup, hakekatnya seorang laki-laki memilih untuk memikul suatu tanggung jawab yang dibebankan kepada dirinya, namun bila hubungan anda dilandasi oleh cinta yang ikhlas karena Allah SWT, seberat apapun beban tersebut akan menjadi ringan dan sesuram apapun kesulitan akan dapat dilewati.
Diantara tanggung jawab tersebut adalah memenuihi hak-hak seorang istri, Mu'awiyah bin Hidah ra, ia berkata, "Aku bertanya, Wahai Rasulullah, apa hak istri yang harus ditunaikan oleh seorang laki-laki diantara kami (suami)?", Beliau menjawab, "Memberinya makan jika ia (suami) makan, memberinya pakaian jika memiliki pakaian, tidak menampar wajahnya, tidak menjelek-jelekkannya serta tidak memisahkan tidurnya kecuali di dalam rumah." (HR.Ahmad).
Terdapat sebagian orang yang begitu baik dan sangat memuliakan teman-temannya, koleganya, namun dibalik itu semua ia lupa akan hak-hak istrinya yang seharusnya merupakan satu-satunya manusia yang harus menerima perlakuan yang amat istimewa dari sang suami setelah kedua orang tua. Jika kepada orang lain seseorang suami mampu berbuat baik maka kenapa kepada istrinya ia tidak bisa melakukannya? Padahal dalam sebuah hadits Nabi saw menjelaskan.
دِينَارً أَنفَقَتهُ فِي سَبِيلِ اللهِ. وَدِينَار أَنفَقَتهُ فِي رَقَبَة. وَدِينَار تَصَدَقَت بِهِ عَلَى مَسَكِين. ودِينَار أَنفَقَته عَلَى أَهلِكَ. أَعظَمهَا أَجْرًا للذي أَنْفَقَتْهُ عَلَى أَهْلِكَ
Satu dinar yang dinafkahkan di jalan Allah SWT, Dan satu dinar dinafkahkan untuk hamba sahaya, dan satu dinar dinafkahkan untuk keluarga, maka pahala yang terbesar adalah yang dinafkahkan untuk keluarga.   (HR. Muslim).

Post a Comment

 
Top