Sumber Gambar: www.ayeey.com

Seorang da’i harus memiliki rasa percaya diri, yakni bahwa selama dakwahnya dilandasi oleh keikhlasan dan dijalankan dengan menggunakan perhitungan yang benar dan mengharap ridla Allah, Insya Allah akan membawa manfaat. Seorang da’i juga harus tawadhu, rendah hati, merendahkan diri tapi bukan rendah diri, menjauhi sifat sombong dan rasa kagum diri (‘ujub). Dalam perspektif Islam, rendah hati justru akan mendatangkan kehormatan, sementara kesombongan justru akan mengantar pada kehinaan. Nabi SAW pernah bersabda, “Barangsiapa merendahkan dirinya maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa yang menyombongkan dirinya maka Allah akan menjatuhkannya. (HR. Abu Nu’aim).
                Mengajak manusia kepada kebajikan bukanlah pekerjaan yang mudah. Semua Nabi dan Rasul dalam menjalankan tugas risalahnya selalu berhadapan dengan hambatan dan kesulitan. Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa orang tidak boleh menghayal untuk masuk ke dalam surga sebelum mengalami pahit getirnya perjuangan seperti yang dialami  dengan  Nabi dan umatnya terdahulu (QS. [2]: 214).

Demikian juga setiap da’i. Sebagai pewaris para Nabi setiap da’i sangat besar kemungkinannya untuk berhadapan dengan resiko dilawan, dihina, dilecehkan dan bahkan dibunuh. Menurut Imam al-Ghazali, tingkat kesulitan yang dihadapi oleh pejuang, bergantung pada besar kecilnya terget perjuangan. 

Post a Comment

 
Top