![]() |
Sumber Gambar: |
Terkadang, hal yang sulit dilakukan oleh seorang pemimpin
adalah ketegasan dalam bersikap, khususnya kepada orang-orang yang telah banyak
memberikan jasa bagi dirinya. Adapun yang paling sulit lagi adalah jika yang
memberikan jasa tersebut adalah orang-orang yang banyak menyelamatkan
kehidupannya atau orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan. Dalam kondisi
yang seperti ini banyak di kalangan pemimpin yang mempetaruhkan nilai-nilai
idealismenya.
Kesulitan yang seperti ini hanya
dapat diterobos oleh pemimpin-pemimpin yang memiliki prinsip ketegasan dalam
menyuarakan kebenaran. Sebut saja misalnya. Bila ketegasan seperti ini, tidak dapat ditegakkan maka kepemimpinan seseorang
selalu berakhir dengan tragis. Oleh karena itu, banyak juga di kalangan para
pemimpin yang reputasinya hancur disebabkan ulah orang-orang yang telah banyak
memberikan jasa dalam kehidupannya.
Ketika seorang pemimpin mengambil
sikap tegas, maka ketegasan dimaksud harus berlaku kepada seluruh lapisan
masyarakat tanpa kecuali, sekalipun di dalamnya terkena orang-orang yang telah
banyak menanamkan jasa kepadanya.
Semua fenomena yang telah disebutkan di atas dapat
diatasi dengan baik dan benar bila pemimpin memiliki sifat yang tegas.
Sebaliknya, hal-hal yang sepele dapat
menjadi rusak bilamana pemimpin tidak
berani mengambil ketegasan. Bila hal ini terjadi maka dipastikan kemelut
akan datang karena pemimpin terlalu lamban dalam mengambil kebijakan.
Agaknya, sikap tegas dan keberanian
inilah yang menjadikan karir Marzuki Ali
menjulang tinggi. Sebelum masuk ke dunia politik, Marzuki
berkarir sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Keuangan. Tidak siap
dengan pola kerja PNS, Marzuki lompat profesi menjadi karyawan BUMN, yang pada
akhirnya ia dipercaya mengelola PT Semen Baturaja (Persero), sebagai Direktur
Komersial, di tengah krisis perusahaan yang dinyatakan bangkrut oleh Konsultan
yang ditunjuk oleh Kementerian Negara BUMN, sebagai dampak krisis moneter 1998.
Dalam kapasitasnya sebagai Direktur, Marzuki bersama
anggota Tim Direksi yang lain, berani melakukan terobosan sehingga mampu
menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan tanpa bantuan pemerintah,
sebagaimana BUMN yang lain yang diselamatkan melalalui Kebijakan Pemerintah.
Atas keberhasilan ini, Marzuki diangkat menjadi Direktur Utama pada November
2001.
Namun sayangnya, pengangkatannya tidak pernah dieksekusi,
akibat adanya intervensi politik. Peristiwa tersebut mendorongnya untuk masuk
ke dunia politik. Sebagai bentuk konsistensi sikapnya, Marzuki mengajukan surat
permohonan berhenti beberapa kali, namun permintaan tersebut tidak pernah
dipenuhi oleh Menteri BUMN sehingga pada akhir tahun 2005 Marzuki menyatakan
berhenti sebagai Direktur, suatu sikap yang dicontohnya saat Presiden Soeharto
menyatakan berhenti sebagai Presiden. Secara ringkas, riwayat pekerjaan Marzuki
Alie dapat disampaikan sebagai berikut:
- Komisaris Utama Group usaha PT.Global Perkasa
Investindo 2006 - 2009
- Direktur Komersiil PT.Semen Baturaja (Persero)
Palembang 1999 - 2005
- Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero) Palembang,
Baturaja, Lampung, Jakarta 1980 - 1999
- Direktur Instalatur PLN Wilayah IV Sumbagsel, BT
Sederhana, 1980-1992
- Pegawai Negeri Sipil di KPN, Departemen Keuangan RI
Palembang 1979 - 1980
- Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Anggaran,
Dep.Keuangan RI Jakarta 1975 - 1979
Dalam kiprahnya sebagai Direktur Komersiil yang juga
merangkap Direktur Keuangan PT.Semen Baturaja (Persero), Marzuki Alie menerima
Penghargaan dari Indonesian Institute of Management Accountant, yaitu Certified
Professional of Management Accountant.
Post a Comment