![]() |
Sumber Gambar: |
Memasuki zaman
kekhalifahan Bani Umayyah (661-750), mulai timbul ketidakpuasan terhadap khatt
Kufi yang dianggap terlalu kaku dan sulit digoreskan. Lalu mulailah pencarian
bentuk lain yang dikembangkan dari gaya tulisan lembut (soft writing)
non-Kufi, sehingga lahirlah banyak gaya. Jenis khat yang terpopuler di
antaranya adalah Tumar, Jalil, Nisf, Sulus, dan Sulusain. Khalifah pertama Bani
Umayyah Mu’awiyah bin Abu Sufyan (661-680), adalah pelopor pendorong upaya
pencarian bentuk baru kaligrafi tersebut.[1]
Beberapa ragam kaligrafi awalnya dikembangkan berdasarkan
nama kota tempat dikembangkannya tulisan. Dari berbagai karakter tulisan hanya
ada tiga gaya utama yang berhubungan dengan tulisan yang dikenal di Makkah dan
Madinah yaitu Mudawwar (bundar), Mutsallats (segitiga), dan Ti’im
(kembar yang tersusun dari segitiga dan bundar). Dari tiga gaya tulisan ini
pun, hanya dua yang diutamakan yaitu gaya kursif dan mudah ditulis yang
disebut gaya Muqawwar berciri lembut, lentur dan gaya Mabsut
berciri kaku dan terdiri goresan-goresan tebal (rectilinear). Dua gaya ini pun
menyebabkan timbulnya pembentukan sejumlah gaya lain lagi di antaranya Mail
(miring), Masq (membesar) dan Naskh (inskiptif).
Gaya Masyq dan Naskh terus berkembang,
sedangkan Mail
lambat laun ditinggalkan karena kalah oleh perkembangan Kufi. Perkembangan Kufi pun
melahirkan beberapa variasi baik pada garis vertikal maupun horizontalnya, baik
menyangkut huruf-huruf maupun
hiasan ornamennya. Muncullah gaya, murabba’ (lurus-lurus), muwarraq
(berdekorasi daun), mudhaffar (dianyam), mutarabith mu’aqqad
(terlilit berkaitan) dan lainnya. Demikian pula gaya kursif mengalami
perkembangan luar biasa bahkan mengalahkan gaya kufi, baik dalam hal keragaman
gaya baru maupun penggunaannya, dalam hal ini penyalin al-Qur’an, kitab-kitab
agama, surat menyurat dan lainnya.
Di antara kaligrafer Bani Umayyah yang termasyhur
mengembangkan tulisan kursif adalah Qutbah al-Muharrir. Dia menemukan empat
tulisan yaitu Thumar, Jalil, Nisf, dan Tsuluts. Keempat tulisan ini saling
melengkapi antara satu gaya dengan gaya lain sehingga menjadi lebih sempurna.
Tulisan Thumar yang berciri tegak lurus ditulis dengan pena besar pada
tumar-tumar (lembaran penuh, gulungan kulit atau kertas) yang tidak terpotong.
Tulisan ini digunakan untuk komunikasi tertulis para khalifah kepada amir-amir
dan penulisan dokumen resmi istana. Sedangkan tulisan Jalil yang berciri miring
digunakan oleh masyarakat luas.
Post a Comment