Pemimpin yang adil dan bijaksana hanya akan memihak kepada kebenaran dan
dia selalu bersikap proporsional, tidak membedakan orang berdasarkan keturunan,
suku dan golongannya. Fungsi seorang pemimpin yang melandaskan pada pemahaman
kepemimpinan demokrasi Indonesia adalah yang mampu bersikap adil dan tidak
mengejawantahkan satu kepentingan di atas kepentingan lain.
Dampak dari keputusan
seorang pemimpin akan sangat besar implikasinya pada rakyat yang dipimpinnya.
Jika keputusannya tepat maka kebaikan akan merata kepada rakyatnya, tetapi jika
keliru maka rakyat banyak akan menanggung derita karenanya. Oleh karena itu,
pemimpin yang baik disebut oleh Nabi dengan sebutan pemimpin yang adil (imamun
‘adilun) sementara pemimpin yang buruk digambarkan al-Qur’an, dan juga hadis,
sebagai pemimpin yang zalim. Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya,
sedangkan sebaliknya zalim artinya menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya.
Hadis Riwayat Bukhari menempatkan seorang Pemimpin yang adil dalam
urutan pertama dari tujuh kelompok manusia utama. Hadis Riwayat Muslim
menyebutkan bahwa pemimpin yang terbaik adalah pemimpin yang dicintai rakyatnya
dan iapun mencintai rakyatnya. Sementara pemimpin yang terburuk menurut Nabi,
adalah pemimpin yang dibenci rakyatnya dan iapun membenci rakyatnya, mereka
saling melaknat satu sama lain. Hadis lain menyebutkan bahwa dua dari lima
golongan yang dimurkai Tuhan adalah (1) penguasa (amir) yang hidupnya ditopang
oleh rakyat (sekarang-pajak), tetapi ia tidak memberi manfaat kepada rakyatnya,
dan bahkan tidak bisa melindungi keamanan rakyatnya. (2) Pemimpin kelompok
(za‘im) yang dipatuhi pengikutnya tetapi ia melakukan diskriminasi terhadap
kelompok kuat atas yang lemah, serta berbicara sekehendak hatinya (tidak
mendengarkan aspirasi pengikutnya). Hadis Riwayat Dailami bahkan menyebut
pemimpin yang sewenang-wenang (imam jair) sebagai membahayakan agama.
Kisah Al-Qur'an yang menyebut Nabi (Raja) Sulaiman yang
memperhatikan suara semut mengandung pelajaran bahwa betapa pun seseorang
menjadi pemimpin besar dari negeri besar, tetapi ia tidak boleh melupakan
kepada rakyat kecil yang dimisalkan semut itu. (Q/27:16).
Meneladani kepemimpinan Rasulullah, akhlak utama yang harus
dimiliki seorang pemimpin adalah keteladanan yang baik (uswah hasanah),
terutama dalam kehidupan pribadinya, seperti; hidup bersih, sederhana dan
mengutamakan orang lain. Tentang betapa tingginya nilai keadilan pemimpin,
Hadis Riwayat Tabrani menyebutkan bahwa waktu satu hari efektif dari seorang
imam yang adil setara
dengan ibadah tujuhpuluh tahun.
Post a Comment