Katakteristik paling dasar dari pemikiran Ibnu Sina adalah pencapaian
defenisi dengan metode pemisahan dan pembedaan konsep-konsep secata tegas dan keras.
Hal ini memberikan kehalusan yang luar biasa terhadap pemikiran-pemikrannya.
Tatanan itu sering memberikan kompleksitas skolastik yang kuat dan susunan yang
sulit dalam penalaran filsafatnya, sehingga mengusik temperamen modern, tetapi
dapat dipastikan, bahwa tatacara ini jugalah yang diperoleh dalam hampir
seluruh doktrin asli para filosof Islam. Tata cara ini memungkinkannya untuk
merumuskan bahwa pada setiap konsep yang jelas dan berbeda, harus terdapat
kesesuaian distinction in re, suatu prinsip yang pada akhirnya Descartes juga
menggunakannya sebagai dasar bagi tesisnya tentang dualisme akal-tubuh.
Keberhasilan dan pentingnya prinsip analisis ini di dalam system Ibnu Sina,
sangat menarik perhatian; ia mengemukakan secara berulang-ulang dan pada setiap
kesempatan, dalam pembuktian-pembuktiannya tentang dualisme tubuh dan akal,
doktrin universal, teorinya tentang esensi dan eksistensi dan sebagainya.
Beberapa contoh prinsip ini adalah “bahwa apa yang disahkan dan diizinkan, dan
“suatu konsep tunggal secara keseluruhan tak dapat diketahui dan tidak
diketahui secara bersamaan, kecuali terhadap aspek-aspek yang berbeda.[1]
Home
»
2X7. 15 Psikologi Islam
» Psikologi Menurut Ibnu Sina (Karakteristik Pemikiran Ibnu Sina ) Bag 4
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment