Kepemimpinan merupakan sesuatu yang
sangat penting dalam suatu bangsa. Berjalannya roda pemerintahan suatu bangsa
sangat tergantung pada sosok pemimpinnya. Kepemimpinan suatu negara dapat
dianalogikan seperti bagian tubuh yang saling bersinergi. Diibaratkan, ketika
kepala kita sakit maka bagian tubuh yang lain akan terganggu, begitu juga ketika
kepala kita sehat, maka sehat pula seluruh tubuh kita. Seperti itulah pemimpin
kita ibaratkan, ketika kepemimpinan berjalan buruk maka rusaklah negara, namun
ketika kepemimpinan dijalankan dengan cara yang baik, maka baik pula
pemerintahan tersebut. Sejarah mencatat dunia pernah memiliki pemimpin–pemimpin
yang hebat. Sebut saja Mantan Presiden Kuba Fidel Castro yang berhasil
membangun Kuba menjadi negara yang sangat makmur sampai sekarang. Kemudian
Presiden Mahmoud Ahmadinejad dari Iran, contoh pemimpin yang karismatik, bahkan
beliau berani melawan dominasi Amerika Serikat. Lalu bagaimana dengan
Indonesia? Kita pernah memiliki pemimpin yang sangat disegani di dunia seperti
Ir. Soekarno. Beliau adalah salah satu contoh putra terbaik yang pernah
dimiliki Indonesia. Seorang yang berani menentang penjajah bahkan setelah
Indonesia merdeka berani menentang dominasi negara-negara kuat seperti Amerika
Serikat ataupun Inggris. Dari beberapa contoh diatas kita dapat menarik
kesimpulan bahwa pemimpin itu tidak pernah dilahirkan, tetapi pemimpin ada
karena mereka dibentuk. Dibentuk oleh kepribadian yang kuat dan telah menyatu
dengan kondisi masyarakat.
Dalam konteks daerah kita
bersyukur memiliki figur pemimpin seperti bapak Alex Nurdin, beliau
adalah contoh pemimpin daerah yang berhasil melaksanakan berbagai inovasi
pemberdayaan dan kesejahteraan yang mengungtungkan warganya. Hal itu terlihat semenjak beliau mengarsiteki kabupaten Musi Banyuasin. Musi Banyuasin merupakan
salah satu kabupaten yang terisolir dari 14 kabupaten lain di Sumatera Selatan,
namun dibawah kepemimpinan Bupati Alex Noerdin ketika itu daerah tersebut
berhasil melakukan inovasi daerah terutama dalam pemenuhan pelayanan publik di
Musi banyasuin. Seperti pada bidang pendidikan dengan memberikan pendidikan
gratis 12 tahun dari tingkat SD hingga SMA. Musi Banyuasin tercatat sebagai
daerah pertama yang pertama kali melaksanakan pendidikan gratis di Indonesia
pasca diberlakukannya otonomi daerah. Kemudian pembangunan infrastruktur yang
inovatif , seperti yang terjadi pada bidang pelayanan air bersih dengan
membangun instalasi – instalasi pengolahan air bersih dengan kualitas langsung
layak minum. Percepatan pembangunan juga dilakukan pada bidang telekomunikasi
dengan melakukan kerjasama dengan Telkom untuk membangun Satuan Telepon Otomat
(STO) yang hingga saat ini telah tersebar 6000 STO di kabupaten Musi Banyuasin.
Kebijakan lain, bagi setiap penduduk yang memiliki KTP Musi Banyuasin, tak
peduli berapapun usianya, otomotis menjadi peserta asuransi jiwa. Santunan
diberikan kepada keluarga yang meninggal dunia, mulai ratusan ribu rupiah
hingga 2,5 juta. Adanya fasilitas dan pelayanan-pelayanan yang berbasis
masyarakat tersebut, tak lepas dari tekad dan upaya pemda untuk segera
mewujudkan Musi Banyuasin Sejahtera 2006. (Lihat, http://chochocrunch.wordpress.com/2009/07/07)
Saat memimpin Muba pula, nama Alex Noerdin begitu terkenal karena
keberhasilannya menyelenggarakan pendidikan gratis di daerah ini dari TK hingga
SMA, bahkan untuk pendidikan poli-teknik yang ada di sana. Pelayanan kesehatan
gratis juga diberikan untuk warga Muba. Di bawah Alex Noerdin pula, Kota
Se-kayu, ibu kota Muba, sukses pula menjadi tuan rumah pelaksanaan PON XVI
tahun 2004. Berbagai sarana olahraga bertaraf internasional seperti kolam
renang dibangun di Sekayu. Sukses ini berkat kepiawaian Alex Noerdin merangkul
kalangan swasta di daerahnya yang mempunyai idealisme tinggimemajukan Muba.
Kesuksesan di Muba berlanjut setelah Alex Noerdin menjadi
Gubernur Sumsel. Program sekolah gratis dan pelayanan kesehatan gratis
diberikan untuk seluruh warga Sumsel. Bahkan kini Sumsel dipercaya menjadi
salah satu daerah-bersama DKI Jakarta, menjadi tuan rumah penyelenggaran SEA
Games XXVI tahun 2011 mendatang. (Lihat, http://bataviase.co.id/node/
17 May 2010)
Sudah barang tentu persiapan dan kesiapan fasilitas pendukung
terus dikebut. Gayung bersambut berbagai elemen masyarakat mulai dari
pemerintah pusat sendiri, parlemen, KONI, pemerintah daerah lainnya hingga
organisasi wartawan pun mendukung Sumsel menjadi tuan rumah perhelatan olahraga
tingkat Asia Tenggara ini. Hal ini pula yang mendorong kalangan jurnalis yang
tergabung dalam PWI meminta kesediaan Pemprov Sumsel menjadi tempat
berlangsungnya Porwanas. Maklum saja ekspektasi mereka begitu tinggi untuk
terlaksananya Porwanas mengingat tahun-tahun sebelumnya nyaris berbagai provinsi
tak bersedia menjadi tuan rumah. Nyatanya, setelah Porwanas digelar di Sumsel
sangat meriah justru mendorong daerah-daerah lain ikut berebut menjadi tuan
rumah.
"Keinginan wartawan untuk menggelar Porwanas ini begitu
besar. Dengan spirit memeriahkan HPN, kami dengan niat tulus menyelamatkannya
dengan menyanggupi menggelar Porwanas di Sumsel. Alhamdulillah berlangsung
sangat meriah. Bahkan sejumlah daerah berlomba mengajukan diri menjadi tuan
rumah Porwanas yang akan datang," ujar Gubernur Alex Noerdin yang pada
rangkaian HPN juga menggagas sekaligus meresmikan Sekolah Jurnalistik Indonesia
di Palembang.
Sementara itu berkaitan dengan rencana Sumsel menjadi tuan
rumah SEA Games, gubernur menyatakan kesiapan seratus persen. Bahkan Sumsel
berjanji memberikan fasilitas olahraga bertaraf internasional yang akan rampung
pada lima bulan sebelum SEA Games digelar di. Kota Palembang. Fasilitas yang
memberikan kenyamanan bagi peserta SEA Games akan dibangun di kawasan Stadion
Gelora Sriwijaya Jakabaring, lokasi bekas tempat pembukaan dan penutupan PON
XVI tahun 2004
Hal senada diungkapkan oleh Wakil Gubernur Sumsel Eddy Yusuf.
Menurutnya Pemprov Sumsel mendapat dukungan pembangunan lima tower rusunawa
dari Menteri Perumahan Rakyat yang akan ditempatkan di kawasan Jakabaring.
Direncanakan pembangunannya dilakukan dalam waktu dekat. Eddy Yusuf menegaskan
bahwa kamar-kamar para atlet akan dibuat seperti semi apartemen, sehingga
sangat layak untuk ditempati.
Sumsel dipercaya KONI Pusat menyelenggarakan pertandingan
sembilan cabang olahraga dari 43 cabang olahraga yang akan dipertandingkan di
SEA Games 2011. Kesembilan cabang olahraga (cabor) itu adalah menembak, renang,
angkat besi, senam, atletik, sepak bola, gulat, wushu,dan panjat tebing. Selain
cabor itu, ada kemungkinan ditambah lagi oleh KONI pusat mengingat antusiasme
dan kesiapan menjadi tuan rumah SEA Games. "Jujur saya katakan, jika
Sumsel diberi kepercayaan penuh untuk menyelenggarakan seluruh cabor pun kami
siap sejak awal," kata Gubernur Alex Noerdin yang juga mantan Ketua
Kontingen Indonesia pada SEA Games Laos ini.
Menariknya lagi dari persiapan SEA Games 2011 nanti adalah
bahwa persiapan sarana pendukung tersebut sama sekali tidak membebani Anggaran
Penerimaan Belanja Daerah (APBD) Sumsel. Pendekatan yang dilakukan mantan
Bupati Musi Banyuasin ini memang kreatif dan cerdas. Gubernur Alex memberikan
kesempatan dan kemudahan kepada swasta atau investor dalam dan luar negeri
bukan hanya investasi bisnis saja tetapi juga investasi sosial ke depan. “Kami
meminta program corporate social responsibility (CSR) dari mereka yang bersifat
permanen tapi terukur hasilnya dan bukan sifatnya charity belaka. Dari sini
amat sangat mendukung dalam percepatan pembangunan sarana olahraga untuk SEA
Games mendatang," jelasnya.
Gubernur Alex berpandangan, dana APBD lebih baik digunakan
untuk program-program yang bertujuan menyejahterakan rakyat, seperti sekolah
gratis, pengobatan gratis, pembangunan rumah untuk masyarakat kecil, penciptaan
lapangan kerja, pembinaan usaha kecil, dan mikro serta program pembangunan
seribu rumah dalam setahun untuk masyarakat tidak mampu. Mereka dapat memiliki
rumah dengan cicilan rendah sehingga rakyat yang bekerja secara informal
sekalipun bisa mengangsur dengan cara yang mudah.
(Lihat, http://bataviase.co.id/ Rabu, 27 Oktober 2010)
Tidak main-main, Alex Nurdin bertekad
untuk memperjuangkan agar daerahnya dapat kembali memiliki kebanggaan
sebagaimana pernah dialami masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Alex mengingatkan,
pengaruh Sriwijaya pernah meliputi dari Filipina hingga Madagaskar.
Sriwijaya pernah menjadi kekuatan politik dan ekonomi di Asia Tengara.
Periode 850-1025, Palembang sebagai ibukota Sriwijaya merupakan kota terkaya di
Asia Tenggara, menjadi pusat perdagangan Timur Jauh.
Apakah masa kejayaan Sriwijaya dapat
kembali dikibarkan di Palembang, Sumatera Selatan? Menurut Alex, kalau
masa lalu saja dapat terjadi berarti masa datang pun dapat pula diwujudkan, dan
bukan tidak mungkin bisa lebih. Oleh karena itu, Alex menjadikan, pesta
olahraga Asia Tenggara, Sea Games 2011 sebagai langkah awal menapak diri,
mewujudkan visinya itu.
Khusus menyangkut dunia olahraga yang
dapat menjadi symbol kejayaan suatu Negara, Alex Noerdin memiliki ambisi tidak
tanggung-tanggung. Dia bukan saja ingin menjadikan Sumsel nomor satu di
Indonesia, melainkan juga ingin melebihi Negara tetangga. Maksudnya, dia tidak
rela jika Singapura atau Malaysia pada Sea Games tahun depan dapat menyalip
Indonesia yang pada Sea Games tahun lalu berada di urutan 3. Indonesia
berpotensi digeser Negara tetangga, mengingat perolehan medalinya pada Sea
Games lalu tidak begitu selisih jauh.
Alex kebetulan sudah melihat bagaimana
pembinaan dan fasilitas olahraga di Singapura. Dia menyatakan, kini Sumsel
tengah mempersiapkan fasilitas olahraga untuk pembinaan atlet yang tidak kalah
bagusnya seperti Singapura. Oleh karena itu, dia menyatakan, untuk masa
datang untuk mengalahkan Singapura, terutama dalam olahraga tidak harus seluruh
atlet Indonesia tapi cukup oleh atlet Sumatera Selatan.
Visi Alex tersebut tentu
terlihat terlalu bombaptis, terutama bagi mereka yang kurang memandang
pentingnya visi, cita-cita untuk meraih masa depan. Alex juga menyadari hal ini
dengan menyatakan, “saya sepertinya sesumbar, menyombongkan diri, tapi bukankah
orangtua kita mengajarkan gantungkan cita-citamu setinggi langit?”
Visi Alex itu tampaknya cukup mendapat
sambutan positif, sebagaimana ditunjukkan oleh Anwar Fuadi, aktor yang juga
tukoh masyarakat Sumel. Anwar Fuadi sangat antusias dengan visi dan misi
Alex Noerdin. Dia meyakini visi itu akan dapat diwujudkan, manakala seluruh
rakyat Sumsel dapat bersatu padu ikut mendukung. “Kita tentunya jangan seperti
orang ikut lomba panjat pinang, setiap naik ditarik ke bawah,” ucap Anwar
Fuadi.
Semangat Alex mewujudkan gagasan atau
visinya memang terlihat tidak main-main. Dia juga mengakui upaya mewujudkan
visi itu tidaklah mudah tetapi tidak ada yang mungkin bila kita memang terus
memperjuangkannya. Dia menyadari pula, awalnya apa yang dikerjakan itu tidak
terlalu sempurna tapi itu nanti dapat terus diperbaiki. Dia ibaratkan,
pelaksanaan HPN dan Porwanas 2010 banyak kekurangan di sana-sini, seperti
masalah akomodasi dan transportasi, namun bila dipercaya kembali menjadi
tuan rumah, Palembang pasti akan lebih siap.
Maksud Alex tentu juga, hajatan Sea
Games 2011, Sumsel akan lebih siap, bukan saja karena sudah punya
pengalaman HPN dan Porwanas tetapi juga sebelumnya, PON (Pekan Olahraga
Nasional) sudah pernah digelar di Palembang. Sea Games 2011 termasuk
bagian dari pertaruhan Alex Noerdin mewujudkan visi, membangun Palembang
(Sumatera Selatan) yang memiliki kejayaan seperti masa Sriwijaya di
kawasan Asia Tenggara.
Provinsi Sumatera Selatan di bawah
kepemimpinan Alex Noerdin memang memiliki potensi besar untuk mengembangkan
diri sebagai daerah yang jauh lebih maju. Kawasan ini tidak salah bila
membangkitkan kembali kebanggaan yang pernah dimiliki pada masa lalu. Dalam hal
ini, semangat dan kiprah Alex Noerdin untuk mewujudkan visinya akan sangat
banyak menentukan masa depan Sumsel. Bagaimana kenyataan sesungguhnya Sumsel
nanti, mari kita tunggu saja beberapa tahun ke depan. (Lihat, http://www.madina-sk.com/ senin, 15 February 2010)
Post a Comment