Kader pemimpin yang unggul
dalam setiap aktivitasnya selalu berusaha untuk menghasilkan hal-hal yang
produktif dan berkualitas untuk menjadi yang terbaik dan unggul. Setiap waktu
yang terpakai dan aktivitas yang dilakukan memberikan manfaat sehingga tidak
ada hal yang sia-sia. Pemimpin yang berkarakter seperti ini memiliki sense
of purpose, memiliki visi dan tujuan yang jelas sehingga setiap keputusan
dan tindakan yang diambil selalu terencana dan memiliki dampak yang terukur.
Setiap capaian-capaian yang dihasilkan selalu dievaluasi sehingga sekecil
apapun kelemahan dan kekurangan yang terjadi akan secepatnya dapat diperbaiki.
Spirit perbaikan ini terwujud dengan adanya upaya
terus-menerus memaksimalkan potensi, kemampuan, dan ketrampilan dan selalu
mencoba menjadi yang terbaik melalui continuous improvement. Hal ini
sejalan dengan Hadits Rasulullah yang mengatakan bahwa beruntunglah orang yang
kondisi sekarang lebih baik dari hari kemarin.
Contnuous Improvement adalah sebuah pendekatan sistematis dalam usaha
terus menerus menemukan dan mengeliminasi penyebab utama suatu permasalahan,
dipopulerkan oleh W. Edward Deming tahun 1950-an. Semangat
continuous improvement merupakan nilai-nilai luhur bangsa Jepang yang telah
diaplikasikan oleh perusahaan raksasa otomotif Toyota.
Nilai ini
memberikan gambaran pada kita tentang bagaimana mencapai standar kualitas yang
optimal melalui beberapa langkah perbaikan yang sistematis dan dilaksanakan
secara berkesinambungan. Filosofi Continuous Improvement merupakan
transformasi dari konsep Kaizen; konsep yang memaksa kita memperbaiki
setiap kesalahan yang muncul dalam proses produksi secara bertahap yang dimulai
dengan memperbaiki kesalahan yang besar hingga kesalahan yang kecil sampai
tidak ditemukan lagi kesalahan dalam proses produksi.
Perbaikan terus menerus sangat penting karena
kepemimpinan yang unggul ditentukan oleh pemikiran yang berkualitas sebagaimana
tindakan yang terbaik didahului oleh pikiran yang terbaik pula. Pemimpin yang
berkualitas secara mental akan membingkai kembali situasi-situasi untuk
membantu dirinya dan orang yang dipimpinnya dalam melihat tantangan-tantangan
dalam pandangan yang positif. Kondisi dan permasalahan yang dihadapi pada saat
tertentu mungkin boleh jadi sama, tetapi pemimpin yang berkualitas mampu
melihat lebih dalam dengan sudut pandang yang berbeda, sehingga menghasilkan
analisa dan solusi-solusi baru yang berbeda dari pada umumnya.
Salah satu contoh pemimpin yang unggul adalah Margaret
Thatcher, seorang wanita yang memiliki julukan “Wanita Besi”. Ia tidak
pernah putus asa jika tanda-tanda kemenangan belum dilihatnya, dan terus
berjuang sampai sukses berhasil diraih. Beberapa kali Thatcher mengalami
kegagalan, tetapi ia terus maju, sampai akhirnya dipercaya memegang jabatan
Menteri Pendidikan di usianya yang ke-44 dan akhirnya menjadi Perdana Menteri
sepuluh tahun kemudian, dan menjabat posisi ini hingga tiga periode
berturut-turut.
Post a Comment