Visi adalah pelita penuntun, karena membantu dalam membuat alur keputusan. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan mengambil keputusan, cepat, tepat, dan benar.  Dengan visi, pemimpin memberikan semua jawaban yang penting dari masa sekarang ke masa depan. Karena Itu, pemimpin tidak sekedar mengikuti perubahan, tetapi mewarnai perubahan. Hal itu berarti menentukan siapa yang berkata apa, kepada siapa, tentang apa dan tentang bagaimana rencana dan kegiatan diselesaikan.

Muhammad Al Fatih atau dikenal juga dengan Sultan Mehmet II. Al Fatih terkenal karena perjuangannya menaklukkan Konstantinopel. Sejak kakekbuyutnya, telah ratusan ribu pasukan dikerahkan, namun pasukan dari kekaisaran Byzantium selalu berhasil mempertahankan wilayahnya.
Kekuatan benteng yang tebal berlapis dan pasukan Byzantium yang kuat dan terlatih, memang tak mudah dikalahkan. Selama berabad-abad, kekuatan Byzantium —merupakan kelanjutan dari Kekaisaran Romawi pada abad pertengahan— menguasai imperium yang sangat luas.

Beragam strategi disiapkan Al Fatih untuk mengalahkan Byzantium. Namun, yang paling fenomenal adalah ketika ia menaklukkan pertahanan laut musuhnya itu. Serangan armada laut Turki melalui perairan untuk merobohkan benteng Konstantinopel di Lembah Lycos, mendapat hambatan rantai bergerigi besar dan kuat yang dipasang Byzantium. Akibatnya, banyak kapal pasukan Al Fatih yang tenggelam.
Melihat situasi seperti itu, Al Fatih tak putus semangat. Tercetuslah gagasan spektakuler, yaitu memindahkan armada lautnya melalui daratan. Ide itu awalnya kurang ditanggapi oleh para prajuritnya. Namun, setelah Al Fatih menjelaskan bahwa dengan menggunakan kayu gelondongan dan minyak goreng, kapal bisa ditarik dengan licin, maka ide itu dapat terlaksana dengan baik. Pada malam hari, sekitar 70 kapal perang Turki berhasil berlayar di daratan. Rakyat Byzantium banyak yang tidak percaya menyaksikan kapal-kapal perang Turki telah berlayar di puncak bukit, bukan di ombak lautan.
Apa yang membuat Al Fatih mampu mengalahkan Byzantium dengan ide spektakuler yang semula dianggap mustahil itu? Al Fatih sudah membayangkan kemenangannya di depan mata sebelum ia bertempur, dan ia sangat meyakininya. Orang-orang besar yang tercatat dalam sejarah senantiasa memiliki visi jauh ke depan.
Visi ini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang–orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates change more powerfully than a clear vision.
Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang–orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas.
Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bisa bertahan sampai beberapa generasi.
Ada dua aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tersebut ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi.
Seorang pemimpin yang efektif juga adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang–orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemampuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari – hari seperti monitoring dan pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.

Post a Comment

 
Top