Salah satu sosok pemimpin yang patut
untuk diteladani dalam persoalan tanggung jawab ini adalah Nabi Zulkifli.
Al-Hafizh Ibn Katsir dalam bukunya Qashash al-Anbiya‘ menyebutkan, bahwa Nabi
Zulkifli adalah sosok pemimpin yang paling bertanggung jawab dalam mengatasi
kebutuhan umatnya. Selain itu Nabi Zulkifli juga senantiasa berlaku
seadil-adilnya dalam menerapkan hukum di masyarakat. Oleh karena itulah maka
beliau dinamai dengan Zulkifli yaitu “pemimpin yang berani memikul tanggung
jawab”.
Nabi Zulkifli disejajarkan dengan Nabi
Ismail dan Nabi Idris. Dan adapun dalam bidang kebaikan maka Nabi Zulkifli
disejajarkan dengan Nabi Ismail dan Nabi Ilyas. Dengan demikian, munculnya
sifat kepemimpinan yang bertanggung jawab pada diri Nabi Zulkifli adalah
sebagai implementasi dari sifat sabar dan sifat baik yang dimilikinya.
Sifat sabar ini berkaitan dengan
persoalan ketuhanan yaitu dengan melaksanakan ketaatan kepadaNya dan menjauhi
hal-hal yang berkaitan dengan maksiat, demikian menurut al-Qurthubi. Implikasi
dari sifat sabar yang semacam ini akan memudahkan pelakunya dalam menghadapi
kasus-kasus yang terjadi di masyarakat. Hal ini disebabkan bahwa persoalan yang
ada di masyarakat jauh lebih kompleks bila dibandingkan dengan persoalan
ketuhanan, dan karenanya diperlukan semacam training sebelum terjun memimpin
masyarakat.
Salah satu cerminan dari pemimpin yang
bertanggung jawab adalah sabar dalam menghadapi tuntutan rakyat. Melalui sifat
ini akan mudah baginya mencarikan solusi alternatif yang terbaik, bukan
mencari-cari kesalahan dan kelemahan rakyat. Dengan demikian, maka pemimpin
yang bertanggung jawab selalu menyalahkan dirinya dalam hal kegagalan, dan sama
sekali tidak pernah menimpakan kegagalan tersebut karena ulah rakyatnya.
Rasa tanggung jawab ini harus muncul
dari seorang pemimpin, karena keberadaannya sebagai orang yang terbaik dan juga
sebagai orang pilihan di antara rakyatnya, sehingga dirinya dianggap sosok yang
paling tepat memikul tangung jawab.
Untuk mendapatkan pemimpin yang
memiliki nilai plus di atas, maka diperlukan keseriusan dalam memilih bukan
hanya sebatas pertimbangan menang popularitas. Idealnya, mereka yang dipilih
adalah sosok yang terbaik di antara rakyat sebagaimana halnya Allah memilih
Nabi Zulkifli yaitu sosok yang paling menonjol bila dibanding dengan umat yang
dihadapinya. Hal ini dilakukan agar sosok yang dipilih benar-benar dapat
bertanggung jawab dalam membawa rakyatnya untuk menuju kehidupan yang sangat
layak.
Maju mundurnya bangsa banyak ditentukan oleh
para pemimpin. Sebab pada hakekatnya pemimpin itu memiliki tanggungjawab, baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat. Tanggungjawab inilah yang
pada dasarnya terkait dengan moral kepemimpinan. Kehidupan keseharianpun juga
tidak lepas dari bagaimana seseorang melakukan kepemimpinan, baik terhadap diri
sendiri atau terhadap orang lain.
Post a Comment