Setidaknya tiga model komunikasi yang perlu diketahui dalam memahami komunikasi antarmanusia, yakni model analisis dasar komunikasi, model proses komunikasi, dan model komunikasi partisipasi.
Model Analisis Dasar Komunikasi
Model ini dinilai sebagai model klasik atau model pemula komunikasi yang dikembangkan sejak Aristoteles, kemudian Laswell hingga dan Weaver. Aristoteles yang hidup pada saat komunikasi retorika sangat berkembang di Yunani, terutama keterampilan orang membuat pidato pembelaan di muka pengadilan dan rapat-rapat umum yang dihadiri oleh rakyat. Atas dasar itu, Aristoteles membuat model komunikasi yang terdiri atas tiga unsur, yakni: Siapa (sumber), mengatakan apa (pesan), kepada siapa (penerima).
Model dasar komunikasi yang dibuat Aristoteles telah memengaruhi Harold D. Laswell, seorang sarjana politik Amerika yang kemudian membuat model komunikasi yang dikenal dengan formula Lasswell, seorang sarjana politik Amerika yang kemudian membuat model komunikasi yang dikenal dengan formula Lasswell (1948). Laswell membuat model komunikasi yang terdiri atas lima unsur, yakni: Siapa, mengatakan apa, melalui apa, kepada siapa- dan apa akibatnya.
Selanjutnya, model komunikasi oleh Shannon dan Weaver yakni: information source (menciptakan pesan), kemudian ditransmit melalui saluran kawat atau gelombang udara, signal, Noise source, received signal, receiver (message), destination. Tujuan di sini adalah penerima yang menjadi sasaran pesan.
Untuk mengukur kecermatan sinyal yang bisa ditransmit secara maksimum, Shannon dan Weaver memperkenalkan konsep redundancy dan entropy yang diukurnya secara kuantitatif.
Redundancy adalah pengulangan kata untuk membumbui  pembicaraan lewat radio atau telepon akan menyebabkan rendahnya entropy. Artinya ketepatan signal (pesan) yang dikirim melalui kawat atau gelombang udara akan berkurang. Namun konsep redundancy dan entropy dari Shannon dan Weaver tentu saja tidak dapat dilihat dari sisi lain. Mengulangi, menambah atau membumbu-bumbui pembicaraan mengandung makna untuk memperkaya seni bahasa. Bahasa yang indah dapat membangkitkan rasa persaudaraan yang lebih akrab. Demikian pandangan pakar bahasa.
Model Proses Komunikasi
Salah satu model yang banyak digunakan untuk menggambarkan proses komunikasi adalah model sirkular yang dibuat oleh Osgood bersama Schramm (1954). Kedua, tokoh ini mencurahkan perhatian mereka pada peranan sumber dan penerima sebagai pelaku utama komunikasi. Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses yang dinamis, di mana pesan ditransmit melalui proses encoding dan decoding. Encoding adalah translasi yang dilakukan oleh sumber atas sebuah pesan, dan decoding adalah translasi yang dilakukan oleh penerima terhadap pesan yang berasal dari sumber. Hubungan antara encoding dan decoding adalah hubungan antara sumber dan penerima secara simultan dan saling memengaruhi satu sama lain.
Pada tahap awal, sumber berfungsi sebagai encoder dan penerima sebagai decoder. Tetapi pada tahap berikutnya penerima berfungsi sebagai pengirim (encoder) dan sumber sebagai penerima (decoder), dengan kata lain sumber pertama akan menjadi penerima kedua dan penerima pertama akan berfungsi sebagai sumber kedua, dan seterusnya.
Jika dalam model komunikasi matematik Shannon dan Weaver melihat proses komunikasi berakhir setelah tiba pada tujuan (destination), maka dalam model sirkular justru Osgood dan Schramm melihat proses itu berlangsung secara terus-menerus (simultan). Pelaku komunikasi baik sumber maupun penerima dalam model ini mempunyai kedudukan yang sama. Oleh karena itu, proses komunikasi dapat dimulai dan berakhir di mana dan kapan saja.
Model Komunikasi Partisipasi
D. Lawrence Kincaid dan Everett M. Rogers mengembangkan sebuah model  komunikasi berdasarkan prinsip pemusatan yang dikembangkan dari teori informasi dan sibernetik. Model ini muncul setelah melihat berbagai kelemahan model komunikasi satu arah yang telah mendominasi berbagai riset komunikasi sebelumnya. Teori sibernetik melihat komunikasi sebagai suatu sistem di mana semua unsur saling bermain dan mengatur dalam memproduksi luaran. Keberhasilan teori ini telah ditunjukkan dalam merakit berbagai macam teknologi canggih seperti computer, radar, dan peluru kendali jelajah.
Dengan kata lain, komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih saling menukar informasi untuk mencapai kebersamaan pengertian satu sama lainnya dalam situasi di mana mereka berkomunikasi. Saling pengertian ini adalah kombinasi estimasi seseorang dengan orang lain terhadap suatu pesan.
Model komunikasi kontemporer (paradigm baru) yang memberi tekanan pada khalayaknya dan bersifat dua arah (dialogis), interaktif (saling memengaruhi) dan saling membagi yang mengarah pada saling pengertian (mutual understanding). Sedangkan model komunikasi yang berdasar paradigm lama, memberi tekanan pada sumber sebagai pelaku yang dominan, satu arah dan berusaha memengaruhi khalayak dengan metode persuasi propaganda. Jelasnya, dalam komunikasi yang multidimensional semua elemen berada dalam posisi sama untuk dapat memengaruhi dan dipengaruhi.
Komunikasi Dilihat dari Berbagai Perspektif
Behavioristic Perspective
Behavioristic perspective memberi tekanan pada rangsangan (stimuli) yang dibuat oleh sumber dan reaksi (response) yang diberikan oleh penerima. Kajian komunikasi di sini banyak menggunakan pendekatan psikologi, yang mempelajari tentang cara bagaimana individu dipengaruhi oleh pesan.
Perspektif Transmisi
Perspektif transmisi memandang komunikasi sebagai suatu pengalihan informasi dari sumber kepada penerima. Model yang digunakan di sini sifatnya linear (satu arah) dan bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Perspektif transmisi memberi tekanan pada peranan media serta waktu yang digunakan dalam menyalurkan informasi.
Perspektif Interaksi
Perspektif interaksi menekankan bahwa komunikator atau sumber memberi respons secara timbal balik pada komunikator lainnya. Proses komunikasi di sini melingkar (sirkular) dengan adanya mekanisme umpan balik yang saling memengaruhi (interplay) antara sumber dan penerima.
Perspektif Transaksional
Perspektif transaksional memberi tekanan pada proses dan fungsi untuk berbagi dalam hal pengetahuan dan pengalaman. Komunikasi di sini dimaksudkan sebagai suatu proses di mana semua peserta ikut aktif secara dinamis dalam memenuhi fungsi sosialnya sebagai anggota masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. Ilmu Komunikasi dalam Lintasan Sejarah dan Filsafat. Surabaya: Karya Anda, 1996.



Post a Comment

 
Top