Segala macam
bentuk perbuatan yang tidak menyebut asma Allah,
maka ia
adalah senda gurau belaka, kecuali empat perkara;
berjalannya
seseorang untuk tujuan berlatih memanah
latihan
menunggang kuda,
bermain
dengan keluarganya
dan
belajar renang
HR.
Thabrani
Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa olahraga merupakan kebutuhan hidup manusia, sebab
apabila seseorang melakukan olahraga dengan teratur akan membawa pengaruh yang
baik terhadap perkembangan jasmaninya. Selain berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan
jasmani, juga memberi pengaruh pada perkembangan rohani, pengaruh tersebut dapat
memberikan efesiensi kerja terhadap alat-alat tubuh, sehingga peredaran darah lancar, pernafasan baik, dan pencernaan
menjadi teratur.
Pantaslah kalau
berolahraga sangat ditekankan dan dianjurkan dalam Islam sebagaiman yang
disabdakan Rasulullah, “Hendaklah kamu bermain panah. Karena hal itu adalah
sebaik-baik permainan.” (HR. Thabrani). Dalam haditsnya yang lain Rasulullah
bersabda, “Orang mu’min yang kuat adalah lebih baik dan lebih disukai Allah
daripada mu’min yang lemah.” (HR. Muslim)
Penjelasan hadits di atas
mengandung makna bahwa Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berolahraga,
apalagi olahraga tersebut di selenggarakan sedemikian rupa sehingga lebih
teratur dan terorganisir sehingga sempat muncul ide di kalangan umat Islam untuk
menyelenggarakan olimpiade antar negara-negara Islam. Penjelasan hadits di atas
juga mengindikasikan bahwa Islam sejalan dengan even-even penyelenggaraan
olahraga. Misalnya, olimpiade dunia, Asean Games, termasuk Sea Games yang akan
di selenggarakan di Sumsel pada XXVI, 2011 akan datang.
Sea Games adalah ajang olahraga yang diadakan setiap dua tahun dan melibatkan 11
negara Asia Tenggara. Peraturan pertandingan di Sea
Games dibawah naungan Federasi
Olahraga Asia Tenggara (Southeast
Asian Games Federation) dengan pengawasan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Dewan Olimpiade Asia (OCA).
Sejarah awal diadakannya Sea Games terkait erat
dengan Southeast Asian Peninsular Games atau SEAP Games. SEAP Games dicetuskan oleh Laung
Sukhumnaipradit, pada saat itu wakil Presiden Komite Olimpiade Thailand.
Tujuannya adalah untuk mengeratkan kerjasama, pemahaman, dan hubungan antar
negara di kawasan ASEAN terutama negara-negara yang tergabung dalam wilayah Asia Tenggara.
Thailand, Myanmar, Malaysia, Laos, Vietnam, dan Kamboja adalah sebagai
negara-negara pelopornya. Mereka setuju untuk mengadakan ajang ini dua tahun
sekali. Selain itu dibentuk juga Komite Federasi SEAP Games.
SEAP Games pertama diadakan di Bangkok dari 12 sampai 17 Desember 1959, diikuti oleh lebih dari 527
atlet dan panitia dari Thailand, Myanmar, Malaysia, Singapura, Vietnam dan Laos yang berlaga
dalam 12 cabang olahraga.
Pada SEAP Games VIII tahun 1975, Federasi SEAP mempertimbangkan masuknya Indonesia
dan Filipina. Kedua negara ini masuk secara resmi pada 1977, dan pada tahun yang sama Federasi SEAP berganti nama
menjadi Southeast Asian Games Federation (SEAGF), dan ajang ini menjadi
Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara. Brunei dimasukkan pada Pesta
Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara X di Jakarta, Indonesia, dan Timor Leste di Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara XXII di Hanoi, Vietnam.
Sedangkan perhelatan akbar Sea Games XXVI, 2011 mendatang akan
diadakan di Indonesia, yang bertempat di dua daerah- salah satunya di Sumsel.
Tentu kepercayaan pemerintah Indonesia menunjuk Sumsel sebagai tempat
berlangsungnya Sea Games XXVI, 2011 menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh
elemen Sumsel. Terlebih lagi, Sumsel telah memiliki pengalaman dalam
penyelenggaraan even olah raga seperti PON XVI, 2004 lalu.
Berbagai sarana dan prasarana yang telah tersedia, seperti hotel,
penginapan, mall, wisata kuliner, beberapa venues pertandingan cabang olahraga,
diantaranya GOR Senam, GOR Tennis Indoor, GOR Karate, Lapangan Soft Ball
serta Panjat Dinding yang dipusatkan di Jakabaring dan berbagai fasilitas
lainnya mengindikasikan bahwa Sumsel telah siap menyelenggarakan Sea Games ke
depan.
Selain itu, diselenggarakannya Sea Games di Sumsel dapat menjadi media promosi
pada dunia internasional- terutama untuk menarik minat para investor, bahwa sumsel
adalah daerah yang sangat berpotensi mengembangkan wisata air dan tentunya mempromosikan
dan memperkenalkan kebesaran kerajan maritim Sriwijaya. Lagi pula, kebesaran masa lalu kerajaan
Sriwijaya bukanlah hanya sekedar romantisme bangsa Indonesia. Berdasarkan
kajian dari peninggalan-peninggalan Sriwijaya yang bersifat artefaktual, maupun
sajian dalam berbagai literatur yang membicarakan hal-ikhwal Sriwijaya,
tidaklah terbantahkan bahwa pada masanya Sriwijaya memang adalah sebuah
kerajaan yang besar. Sriwijaya yang notabene adalah sebuah kerajaan maritim,
termasuk salah satu dari kerajaan-kerajaan besar dunia yang memiliki masa
rentang kekuasaan panjang yang berkisar tujuh abad lamanya, yakni ± abad ke-7
sampai abad ke-13 Masehi. Sriwijaya selain diakui sebagai sebuah kerajaan
terbesar pada masa atau babakan awal penerapan sistem kerajaan (masa klasik) di
Nusantara, juga merupakan kerajaan pertama yang mengilhami akan semangat
kenusantaraan. Keberadaan Sriwijaya pada masa lampau abad ke-7 sampai ke-13
Masehi adalah sama pentingnya seperti kerajaan Islam yang berpusat di Baghdad,
Asia Barat, ketika dipimpin oleh Harun Al Rasyid.
Penyelenggaraan Sea Games XXVI, 2011 juga akan mengundang
banyak investor untuk berinvestasi di Sumsel, hal ini tentu sejalan dengan
program pemerintah daerah Sumsel yang berupaya terus-menerus melakukan perbaikan dan penyediaan
infrastruktur, sarana, dan prasarana penunjang. Saat ini pemerintah sedang
memperjuangkan terwujudnya pembangunan pelabuhan Tanjung Api-Api, dan beberapa
pembangunan ikutan lainnya di sekitar kawasan Tanjung Api-Api tersebut.
Sebagai langkah nyata menarik minat investor
berinvestasi di Sumsel, pemerintah Sumsel telah membentuk unit Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang dikenal dengan one stop service di bawah naungan Badan Penanaman Modal Daerah
(BPMD) Provinsi Sumatera Selatan. Dengan adanya PTSP tersebut diharapkan
kualitas layanan publik (perizinan dan nonizin) akan meningkat dan dapat
memberikan akses yan lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh layanan
publik serta terwujudnya layanan publik yang cepat, murah, terukur, mudah,
transparan, pasti, dan terjangkau.
Dengan demikian, hadirnya PTSP tersebut diharapkan
dapat mendorong meningkatnya jumlah investasi dan masuknya investor baru. Di
Sumsel sendiri, pada tahun 2008 yang lalu, BPMD Sumsel telah memberikan
persetujuan Penamaman Modal untuk PMDN sebanyak 10 perusahaan, dengan rencana
investasi Rp 5,2 triliun dan rencana penyerapan tenaga kerja 11.514. Secara
keseluruhan dari tahun 2001 sampai tahun 2008 untuk PMDN sebanyak 68 dengan
rencana investasi Rp 18,9 triliun dan rencana penyerapan tenaga kerja 93.246.
Untuk PMA pada tahun 2008, jumlah perusahaan 27
dengan rencana investasi Rp 36,7 triliun dan rencana penyerapan tenaga 4.523.
Secara keseluruhan dari tahun 2001 sampai 2008, untuk PMA sebanyak 116
perusahaan dengan rencana nvestasi Rp 70,4 triliun dan rencana penyerapan
tenaga kerja 56.839 (data tersebut baru menggambarkan data investasi yang
perizinannya melalui BPMD). Bila memasukkan investasi yang perizinannya
dikeluarkan pada instansi lain, maka angka tersebut akan lebih besar lagi.
Angka itu diperkirakan akan terus bertambah, karena
pelaksanaan SEA Games 2011 yang sebagaian besar cabang olah raga akan
dilaksanakan di Palembang-Sumsel. Dengan demikian, akan ada investasi baru
dalam bentuk pembangunan sarana olah raga tersebut. Belum lagi adanya rencana
pembangunan lain yang akan dilaksanakan di kawasan Jakabaring, baik oleh investor
lokal maupun investor luar. (Lihat, Sriwijaya Post - Selasa, 8 Juni 2010)
Melalui daya tarik perhelatan akbar SEA Games 2011,
kita dapat mendatangkan banyak investor nasional maupun internasional. Bukankah
kita masih membutuhkan investasi yang lebih besar lagi untuk menjadikan
provinsi ini sebagai provinsi terdepan, provinsi yang disegani, provinsi yang
kredibilitasnya semakin diperhitungkan di mata nasional dan internasional dan
yang jelas kita membutuhkan investor-investor lain lagi untuk mengivestasikan
dana-nya ke Provinsi dan atau daerah yang kita cintai ini.
Akselerasi Pembangunan Citra
di Sumsel
Kepercayaan pemerintah pusat kepada
Provinsi Sumsel sebagai penyelenggara perhelatan olahraga terakbar se-Asia
Tenggara, Sea Games XXVI 2011 perlu didukung segenap elemen masyarakat, karena pada
dasarnya penyelenggaraan Sea Games ini bertujuan untuk memakmurkan dan
mensejahteraan putra-putri daerah Sumsel sendiri. Sebagaimana yang dikemukakan
H Alex Noerdin, selaku gubernur Sumsel, “Penyelenggaraan Sea Games ini hanya
sasaran antara bagi kita untuk bisa menggaet sebanyak-banyaknya investasi dari
luar, selain itu kita menginginkan spirit Sea Games ini bisa digelorakan ke
seluruh lapisan masyarakat,”
Bagi H Alex Noerdin, semangat tiada
kata menyerah demi mencapai tri sukses SEA Games yakni sukses penyelenggaraan,
sukses dari sisi prestasi, dan yang terpenting adalah pemberdayaan masyarakat. “Banyak
yang awalnya sempat menyangsikan bagaimana kita mampu menyelenggarakan SEA
Games tanpa bantuan dana APBD, tapi dengan jiwa dan semangat entreprenuer kita
mampu mengumpulkan sekitar Rp1,7 triliun untuk membangun fasilitas SEA Games,” Ungkap
H Alex Noerdin. Dana sebesar itu, di antaranya didapatkan dari bantuan pos
APBN, program corporate social
responsibility (CSR) perusahaan multinasional, serta dana hibah pihak
ketiga.
Sedangkan, dana APBD yang dipergunakan
hanya Rp 60 miliar dan itupun hanya akan dipergunakan untuk membiayai perawatan
serta rehabilitasi sejumlah fasilitas olahraga yang memang menjadi kewajiban
pemerintah daerah. Dikatakan mantan bupati Muba ini, tantangan ke depan
tentunya bakal kian berat. Untuk itu dia sangat berharap, semua komponen
masyarakat turut membantu agar SEA Games XXVI berjalan sukses. Sebab,
Sumsel tak hanya dipercaya menjadi lokasi penyelenggaraan 25 cabang olahraga
(cabor) melainkan juga mendapatkan kepercayaan untuk menggelar opening dan closing ceremony yang direncanakan bakal dihadiri 11 orang kepala
negara peserta.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Sumsel
menyimpan potensi yang sangat luar biasa utamanya dari bidang pertambangan
seperti batu bara, minyak bumi dan geothermal (panas bumi) yang kurang
termanfaatkan secara baik. Nah, multiplier
effect yang diharapkan dengan diselenggarakannya SEA Games ini tentunya
akan bisa menjaring sebanyak-banyaknya investor dari luar yang mau
menginvestasikan dananya di Sumsel. “Ini kehormatan besar sekaligus menjadi
semacam pemicu bagi akselerasi
pembangunan di berbagai bidang yang ada di Sumsel,” sambung Alex.
Saat ini, beberapa investor sudah
menyatakan siap menanamkan investasi di Sumsel. Tingginya minat investor yang
masuk niscaya akan mendorong penyerapan tenaga kerja lokal, salah satunya
seperti proyek pelabuhan Samudera Tanjung Api-Api yang diperkirakan membutuhkan
tak kurang dari 100 ribu tenaga kerja. Belum lagi ribuan lainnya dari sektor
informal. “Sekali lagi, SEA Games hanyalah sasaran antara. Sasaran akhirnya adalah
kesejahteraan masyarakat Sumsel,” tandasnya.
Kembali ke soal SEA Games, Gubernur
menegaskan kesiapan Sumsel sebagai tuan rumah tidak diragukan lagi. Pembangunan
venue-venue dipercepat. Bahkan, Gubernur rela berkantor di Jakabaring
(persisnya di bekas ruang konferensi pers Gelora Sriwijaya Jakabaring), demi
memantau langsung pengerjaan venue-venue tersebut, dimana penyelesaian proyek
tersebut ditargetkan tuntas 100 persen pada Mei-Juni 2011. Atau empat bulan
sebelum SEA Games berlangsung.
(Lihat, http://www.sumeks.co.id/Minggu, 17 Oktober 2010). Jadi “Momentum sebagai tuan rumah SEA Games 2011, dapat dijadikan kekuatan untuk memacu prestasi dan akselerasi pembangunan infrastruktur olah raga dan fasilitas lainnya di Sumsel.
(Lihat, http://www.sumeks.co.id/Minggu, 17 Oktober 2010). Jadi “Momentum sebagai tuan rumah SEA Games 2011, dapat dijadikan kekuatan untuk memacu prestasi dan akselerasi pembangunan infrastruktur olah raga dan fasilitas lainnya di Sumsel.
Implikasi Positif Sea Games
Selama ini ada opini
yang bergulir di masyarakat Sumsel kalau
pelaksanaan SEA Games di Sumsel tidak ada manfaatnya bagi masyarakat dan hanya akan
berujung pada kerugian. Padahal bercermin pada perhelatan olahraga PON
XVI, 2004 lalu saja, prekonomian Sumsel berdenyut kencang. Sebagai contoh, dengan diselenggarakan PON XVI, 2004
lalu, penginapan hotel penuh,
penerbangan padat, angkutan umum kebanjiran penumpang. Belum lagi permintaan
atau pembelian pernak-pernik ciri khas Sumsel, dan termasuk wisata kuliner juga
banyak diminati. Sebagaimana Thailand yang menjadi maju perekonomiannya karena
olahraganya maju. Sumsel juga bisa semakin maju jika sering menjadi tuan rumah
event-event olahraga baik tingkat nasional maupun internasional.
Oleh karena itu, seyogyanya seluruh warga masyarakat Sumsel
untuk bersama-sama bahu membahu mendukung pelaksanaan event Sea Games, terhadap
kelompok-kelompok yang menolak pelaksanaan Sea Games selaku warga sumsel untuk turut
serta berperan aktif mempersiapkan dan mendukung suksesnya pelaksanaan Sea
Games di bumi Sriwijaya tercinta. Sebagaimana
yang dikemukakan Ir. H. Alex Noerdin, SH selaku Gubernur Provinsi Sumaetra
Selatan “Sumsel satu-satunya daerah diluar pulau jawa yang mendapat kesempatan
menjadi tuan rumah Sea Games ke 26, minimal 24 cabor mungkin akan ditambah lagi
jika Jakarta tidak sanggup”
Gencarnya sosialisasi Sea Games yang dilakukan Provinsi
Sumsel akan memicu pertumbuhan ekonomi Sumsel pada 2011. Sampai detik ini pertumbuhan
ekonomi sudah mulai berpengaruh positif. Data Badan Pusat Statistik (BPS)
Sumsel menyebutkan perekonomian Sumsel pada triwulan 1/2010 telah kembali pada
tren jangka panjangnya. Indikatornya, mulai dibangunannya sejumlah
infrastruktur yang nantinya pada tahun-tahun kedepan diperkirakan mampu
menyerap lebih dari 10.000 tenaga kerja baru.
Pertumbuhan Ekonomi Sumatra Selatan triwulan 1/2010 tercatat
dengan migas naik 0,2% meningkat dibanding triwulan IV 2009 yang terkontraksi
minus 4,4%. Sedangkantanpa migas meningkat dari negatif 5,3% menjadi positif
0,6% persen. "Sektor lain yang ikut naik, yakni pertanian meningkat 3,5%
dari sebelumnya terkontraksi minus 18,9%, sektor pengangkutan dan komunikasi
meningkat sebesar 1,2%, sektor perdagangan, perhotelan dan restoran tumbuh 04%
dan sektor jasa-jasa lain tumbuh o,2%,"terangnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)
Sumsel, Haslani Haris mengatakan pertumbuhan ini digambarkan oleh Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000. Disana tercatat
dengan minyak dan gas (migas) tumbuh sebesar 0,2%. Sedang sektor lain yang ikut
tumbuh selama triwulan I, adalah sektor keuangan, jasa dan jasa perusahaan yang
naik 4,2% naik dibandingkan triwulan rV/2010 sebesar 03. (Lihat,
http://bataviase.co.id/node/ 05 Jul 2010)
Langkah Nyata “Alex Nurdin” Gubernur Sumsel;
Mengembalikan Kejayaan Sriwijaya
Kepemimpinan merupakan sesuatu yang
sangat penting dalam suatu bangsa. Berjalannya roda pemerintahan suatu bangsa
sangat tergantung pada sosok pemimpinnya. Kepemimpinan suatu negara dapat
dianalogikan seperti bagian tubuh yang saling bersinergi. Diibaratkan, ketika
kepala kita sakit maka bagian tubuh yang lain akan terganggu, begitu juga
ketika kepala kita sehat, maka sehat pula seluruh tubuh kita. Seperti itulah
pemimpin kita ibaratkan, ketika kepemimpinan berjalan buruk maka rusaklah
negara, namun ketika kepemimpinan dijalankan dengan cara yang baik, maka baik
pula pemerintahan tersebut. Sejarah mencatat dunia pernah memiliki
pemimpin–pemimpin yang hebat. Sebut saja Mantan Presiden Kuba Fidel Castro yang
berhasil membangun Kuba menjadi negara yang sangat makmur sampai sekarang.
Kemudian Presiden Mahmoud Ahmadinejad dari Iran, contoh pemimpin yang
karismatik, bahkan beliau berani melawan dominasi Amerika Serikat. Lalu
bagaimana dengan Indonesia? Kita pernah memiliki pemimpin yang sangat disegani
di dunia seperti Ir. Soekarno. Beliau adalah salah satu contoh putra terbaik
yang pernah dimiliki Indonesia. Seorang yang berani menentang penjajah bahkan
setelah Indonesia merdeka berani menentang dominasi negara-negara kuat seperti
Amerika Serikat ataupun Inggris. Dari beberapa contoh diatas kita dapat
menarik kesimpulan bahwa pemimpin itu tidak pernah dilahirkan, tetapi pemimpin
ada karena mereka dibentuk. Dibentuk oleh kepribadian yang kuat dan telah
menyatu dengan kondisi masyarakat.
Dalam konteks daerah kita
bersyukur memiliki figur pemimpin seperti bapak Alex Nurdin, beliau
adalah contoh pemimpin daerah yang berhasil melaksanakan berbagai inovasi
pemberdayaan dan kesejahteraan yang mengungtungkan warganya. Hal itu terlihat semenjak beliau mengarsiteki kabupaten Musi Banyuasin. Musi Banyuasin merupakan
salah satu kabupaten yang terisolir dari 14 kabupaten lain di Sumatera Selatan,
namun dibawah kepemimpinan Bupati Alex Noerdin ketika itu daerah tersebut
berhasil melakukan inovasi daerah terutama dalam pemenuhan pelayanan publik di
Musi banyasuin. Seperti pada bidang pendidikan dengan memberikan pendidikan
gratis 12 tahun dari tingkat SD hingga SMA. Musi Banyuasin tercatat sebagai
daerah pertama yang pertama kali melaksanakan pendidikan gratis di Indonesia
pasca diberlakukannya otonomi daerah. Kemudian pembangunan infrastruktur yang
inovatif , seperti yang terjadi pada bidang pelayanan air bersih dengan
membangun instalasi – instalasi pengolahan air bersih dengan kualitas langsung
layak minum. Percepatan pembangunan juga dilakukan pada bidang telekomunikasi dengan
melakukan kerjasama dengan Telkom untuk membangun Satuan Telepon Otomat (STO)
yang hingga saat ini telah tersebar 6000 STO di kabupaten Musi Banyuasin.
Kebijakan lain, bagi setiap penduduk yang memiliki KTP Musi Banyuasin, tak
peduli berapapun usianya, otomotis menjadi peserta asuransi jiwa. Santunan
diberikan kepada keluarga yang meninggal dunia, mulai ratusan ribu rupiah
hingga 2,5 juta. Adanya fasilitas dan pelayanan-pelayanan yang berbasis
masyarakat tersebut, tak lepas dari tekad dan upaya pemda untuk segera
mewujudkan Musi Banyuasin Sejahtera 2006. (Lihat, http://chochocrunch.wordpress.com/2009/07/07)
Saat memimpin Muba pula, nama Alex Noerdin begitu terkenal
karena keberhasilannya menyelenggarakan pendidikan gratis di daerah ini dari TK
hingga SMA, bahkan untuk pendidikan poli-teknik yang ada di sana. Pelayanan
kesehatan gratis juga diberikan untuk warga Muba. Di bawah Alex Noerdin pula,
Kota Se-kayu, ibu kota Muba, sukses pula menjadi tuan rumah pelaksanaan PON XVI
tahun 2004. Berbagai sarana olahraga bertaraf internasional seperti kolam
renang dibangun di Sekayu. Sukses ini berkat kepiawaian Alex Noerdin merangkul
kalangan swasta di daerahnya yang mempunyai idealisme tinggimemajukan Muba.
Kesuksesan di Muba berlanjut setelah Alex Noerdin menjadi
Gubernur Sumsel. Program sekolah gratis dan pelayanan kesehatan gratis
diberikan untuk seluruh warga Sumsel. Bahkan kini Sumsel dipercaya menjadi
salah satu daerah-bersama DKI Jakarta, menjadi tuan rumah penyelenggaran SEA
Games XXVI tahun 2011 mendatang. (Lihat, http://bataviase.co.id/node/
17 May 2010)
Sudah barang tentu persiapan dan kesiapan fasilitas pendukung
terus dikebut. Gayung bersambut berbagai elemen masyarakat mulai dari
pemerintah pusat sendiri, parlemen, KONI, pemerintah daerah lainnya hingga
organisasi wartawan pun mendukung Sumsel menjadi tuan rumah perhelatan olahraga
tingkat Asia Tenggara ini. Hal ini pula yang mendorong kalangan jurnalis yang
tergabung dalam PWI meminta kesediaan Pemprov Sumsel menjadi tempat
berlangsungnya Porwanas. Maklum saja ekspektasi mereka begitu tinggi untuk
terlaksananya Porwanas mengingat tahun-tahun sebelumnya nyaris berbagai
provinsi tak bersedia menjadi tuan rumah. Nyatanya, setelah Porwanas digelar di
Sumsel sangat meriah justru mendorong daerah-daerah lain ikut berebut menjadi
tuan rumah.
"Keinginan wartawan untuk menggelar Porwanas ini begitu
besar. Dengan spirit memeriahkan HPN, kami dengan niat tulus menyelamatkannya
dengan menyanggupi menggelar Porwanas di Sumsel. Alhamdulillah berlangsung
sangat meriah. Bahkan sejumlah daerah berlomba mengajukan diri menjadi tuan
rumah Porwanas yang akan datang," ujar Gubernur Alex Noerdin yang pada
rangkaian HPN juga menggagas sekaligus meresmikan Sekolah Jurnalistik Indonesia
di Palembang.
Sementara itu berkaitan dengan rencana Sumsel menjadi tuan
rumah SEA Games, gubernur menyatakan kesiapan seratus persen. Bahkan Sumsel
berjanji memberikan fasilitas olahraga bertaraf internasional yang akan rampung
pada lima bulan sebelum SEA Games digelar di. Kota Palembang. Fasilitas yang
memberikan kenyamanan bagi peserta SEA Games akan dibangun di kawasan Stadion
Gelora Sriwijaya Jakabaring, lokasi bekas tempat pembukaan dan penutupan PON
XVI tahun 2004
Hal senada diungkapkan oleh Wakil Gubernur Sumsel Eddy Yusuf.
Menurutnya Pemprov Sumsel mendapat dukungan pembangunan lima tower rusunawa
dari Menteri Perumahan Rakyat yang akan ditempatkan di kawasan Jakabaring.
Direncanakan pembangunannya dilakukan dalam waktu dekat. Eddy Yusuf menegaskan
bahwa kamar-kamar para atlet akan dibuat seperti semi apartemen, sehingga
sangat layak untuk ditempati.
Sumsel dipercaya KONI Pusat menyelenggarakan pertandingan
sembilan cabang olahraga dari 43 cabang olahraga yang akan dipertandingkan di
SEA Games 2011. Kesembilan cabang olahraga (cabor) itu adalah menembak, renang,
angkat besi, senam, atletik, sepak bola, gulat, wushu,dan panjat tebing. Selain
cabor itu, ada kemungkinan ditambah lagi oleh KONI pusat mengingat antusiasme
dan kesiapan menjadi tuan rumah SEA Games. "Jujur saya katakan, jika
Sumsel diberi kepercayaan penuh untuk menyelenggarakan seluruh cabor pun kami
siap sejak awal," kata Gubernur Alex Noerdin yang juga mantan Ketua Kontingen
Indonesia pada SEA Games Laos ini.
Menariknya lagi dari persiapan SEA Games 2011 nanti adalah
bahwa persiapan sarana pendukung tersebut sama sekali tidak membebani Anggaran
Penerimaan Belanja Daerah (APBD) Sumsel. Pendekatan yang dilakukan mantan Bupati
Musi Banyuasin ini memang kreatif dan cerdas. Gubernur Alex memberikan
kesempatan dan kemudahan kepada swasta atau investor dalam dan luar negeri
bukan hanya investasi bisnis saja tetapi juga investasi sosial ke depan. “Kami
meminta program corporate social responsibility (CSR) dari mereka yang bersifat
permanen tapi terukur hasilnya dan bukan sifatnya charity belaka. Dari sini
amat sangat mendukung dalam percepatan pembangunan sarana olahraga untuk SEA
Games mendatang," jelasnya.
Gubernur Alex berpandangan, dana APBD lebih baik digunakan
untuk program-program yang bertujuan menyejahterakan rakyat, seperti sekolah
gratis, pengobatan gratis, pembangunan rumah untuk masyarakat kecil, penciptaan
lapangan kerja, pembinaan usaha kecil, dan mikro serta program pembangunan
seribu rumah dalam setahun untuk masyarakat tidak mampu. Mereka dapat memiliki
rumah dengan cicilan rendah sehingga rakyat yang bekerja secara informal
sekalipun bisa mengangsur dengan cara yang mudah.
(Lihat,
http://bataviase.co.id/ Rabu, 27
Oktober 2010)
Tidak main-main, Alex Nurdin bertekad
untuk memperjuangkan agar daerahnya dapat kembali memiliki kebanggaan
sebagaimana pernah dialami masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Alex mengingatkan,
pengaruh Sriwijaya pernah meliputi dari Filipina hingga Madagaskar.
Sriwijaya pernah menjadi kekuatan politik dan ekonomi di Asia Tengara.
Periode 850-1025, Palembang sebagai ibukota Sriwijaya merupakan kota terkaya di
Asia Tenggara, menjadi pusat perdagangan Timur Jauh.
Apakah masa kejayaan Sriwijaya dapat
kembali dikibarkan di Palembang, Sumatera Selatan? Menurut Alex, kalau
masa lalu saja dapat terjadi berarti masa datang pun dapat pula diwujudkan, dan
bukan tidak mungkin bisa lebih. Oleh karena itu, Alex menjadikan, pesta
olahraga Asia Tenggara, Sea Games 2011 sebagai langkah awal menapak diri,
mewujudkan visinya itu.
Khusus menyangkut dunia olahraga yang
dapat menjadi symbol kejayaan suatu Negara, Alex Noerdin memiliki ambisi tidak
tanggung-tanggung. Dia bukan saja ingin menjadikan Sumsel nomor satu di
Indonesia, melainkan juga ingin melebihi Negara tetangga. Maksudnya, dia tidak
rela jika Singapura atau Malaysia pada Sea Games tahun depan dapat menyalip
Indonesia yang pada Sea Games tahun lalu berada di urutan 3. Indonesia
berpotensi digeser Negara tetangga, mengingat perolehan medalinya pada Sea
Games lalu tidak begitu selisih jauh.
Alex kebetulan sudah melihat bagaimana
pembinaan dan fasilitas olahraga di Singapura. Dia menyatakan, kini Sumsel
tengah mempersiapkan fasilitas olahraga untuk pembinaan atlet yang tidak kalah
bagusnya seperti Singapura. Oleh karena itu, dia menyatakan, untuk masa
datang untuk mengalahkan Singapura, terutama dalam olahraga tidak harus seluruh
atlet Indonesia tapi cukup oleh atlet Sumatera Selatan.
Visi Alex tersebut tentu
terlihat terlalu bombaptis, terutama bagi mereka yang kurang memandang
pentingnya visi, cita-cita untuk meraih masa depan. Alex juga menyadari hal ini
dengan menyatakan, “saya sepertinya sesumbar, menyombongkan diri, tapi bukankah
orangtua kita mengajarkan gantungkan cita-citamu setinggi langit?”
Visi Alex itu tampaknya cukup mendapat
sambutan positif, sebagaimana ditunjukkan oleh Anwar Fuadi, aktor yang juga
tukoh masyarakat Sumel. Anwar Fuadi sangat antusias dengan visi dan misi
Alex Noerdin. Dia meyakini visi itu akan dapat diwujudkan, manakala seluruh
rakyat Sumsel dapat bersatu padu ikut mendukung. “Kita tentunya jangan seperti
orang ikut lomba panjat pinang, setiap naik ditarik ke bawah,” ucap Anwar
Fuadi.
Semangat Alex mewujudkan gagasan atau
visinya memang terlihat tidak main-main. Dia juga mengakui upaya mewujudkan
visi itu tidaklah mudah tetapi tidak ada yang mungkin bila kita memang terus
memperjuangkannya. Dia menyadari pula, awalnya apa yang dikerjakan itu tidak
terlalu sempurna tapi itu nanti dapat terus diperbaiki. Dia ibaratkan, pelaksanaan
HPN dan Porwanas 2010 banyak kekurangan di sana-sini, seperti masalah akomodasi
dan transportasi, namun bila dipercaya kembali menjadi tuan rumah,
Palembang pasti akan lebih siap.
Maksud Alex tentu juga, hajatan Sea
Games 2011, Sumsel akan lebih siap, bukan saja karena sudah punya
pengalaman HPN dan Porwanas tetapi juga sebelumnya, PON (Pekan Olahraga
Nasional) sudah pernah digelar di Palembang. Sea Games 2011 termasuk
bagian dari pertaruhan Alex Noerdin mewujudkan visi, membangun Palembang (Sumatera
Selatan) yang memiliki kejayaan seperti masa Sriwijaya di kawasan Asia
Tenggara.
Provinsi Sumatera Selatan di bawah
kepemimpinan Alex Noerdin memang memiliki potensi besar untuk mengembangkan
diri sebagai daerah yang jauh lebih maju. Kawasan ini tidak salah bila
membangkitkan kembali kebanggaan yang pernah dimiliki pada masa lalu. Dalam hal
ini, semangat dan kiprah Alex Noerdin untuk mewujudkan visinya akan sangat
banyak menentukan masa depan Sumsel. Bagaimana kenyataan sesungguhnya Sumsel
nanti, mari kita tunggu saja beberapa tahun ke depan. (Lihat, http://www.madina-sk.com/ senin, 15 February 2010)
Post a Comment