Di dalam kisah Lut terdapat
penghinaan terhadap perbuatan dosa
homoseksual dan ancaman dari Allah dengan azab yang pedih bagi pelakunya di dunia dan di akhirat.
Homoseksualitas adalah dari
seburuk-buruknya perbuatan keji.
Karena, ia menunjukkan atas adanya kerusakan dan penyakit di dalam tabiat kemanusiaan dan bahayanya sangat
besar bagi masyarakat, dan karena ia
menurunkan derajat manusia menjadi lebih
rendah daripada kebinatangan.
Di antara yang mementingkan Al-Qur'an
untuk mengemukakan perbuatan keji
ini, karena ia mempunyai banyak kepentingan, dan Al-Qur'an telah mencelanya di dalam banyak ayatnya. Dan kaum Lut
yang dijangkiti penyakit homoseks itu telah digambarkan oleh Al-Qur'an dengan sifat-sifat yang
tercela.
Allah telah menggambarkan mereka dengan sifat
melampaui batas,
"Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di
antara manusia (berbuat ho‑
moseks), dan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istri kamu? Kamu memang orang-orang yang melampaui batas."
moseks), dan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istri kamu? Kamu memang orang-orang yang melampaui batas."
(QS. Asy-Syu'ara: 165-166).
Mereka telah melampaui batas-batas
syariat Ilahi serta nilai-nilai
kebenaran dan kebaikan, sehingga mereka termasuk orang-orang
durhaka yang kedurhakaannya harus dikekang dengan siksaan.
Dan Allah menggambarkan mereka dengan kebodohan,
"Mengapa kamu mendatangi
laki-laki untuk (memenuhi) syahwat(mu), bukan (mendatangi) perempuan? Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu)"
(QS. An-Naml: 55).
Kata-kata Al-Jahlu mengandung
arti ketidaktahuan atau lawan
daripada tahu, dan juga mengandung arti bodoh atau kurang akal. Dan orang yang
bodoh lagi kurang akal tidak diberi kelonggaran untuk menyerang atau mengadakan perlawanan, akan tetapi segala
tindakannya harus dirintangi dan ia harus disiksa karena kebodohan
dan kekurang akalannya.
Kemudian Allah menggambarkan mereka dengan sifat berlebih-lebihan:
"Sungguh,
kamu melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum
yang melampaui batas."
(QS. Al-A`raf:
81).
Mereka telah berlebih-lebihan dalam
nafsu dan dalam melanggar
batas-batas yang telah digariskan oleh Allah bagi para hamba-Nya. Dan orang-orang yang berlebih-lebihan
adalah teman-teman setan yang merusak masyarakat mereka. Oleh
karena itu, mereka harus dicegah dan .menjauhi perbuatan yang
berlebih-lebihan itu.
Ketika kita mendapatkan penolakan
Al-Qur'an terhadap perbuatan keji
ini, kita mendengar dan melihat bahwa manusia modern pada sepertiga akhir abad
dua puluh telah mulai melakukan perbuatan keji ini secara terang-terangan di
beberapa negara barat dengan alasan
kemerdekaan seseorang dan menghasilkan kekuatan hukum. Hal ini sungguh mengejutkan dan mengherankan kita.
Apakah kemerdekaan seseorang itu
berarti membolehkan nafsu yang
merusak kaum wanita dengan berpalingnya kaum lelaki dari
mereka dan yang menentukan
sistem rumah tangga yang berdasarkan
kepada tanggung jawab dan kasih sayang?
Dan apakah kemerdekaan seseorang itu
berarti memberhentikan keturunan
yang disunahkan Allah untuk memakmurkan dunia dan meninggalkan nafsu-nafsu yang tidak sesuai dan yang dengan sempurna menentukan kokohnya masyarakat
dan keselamatannya?
Post a Comment