Judul : Fighting
Invisible Tigers: A stress Management Guide for
Teens
Penulis : Earl
Hipp
Penerjemah : Lovely
Penerbit : kaifa
PT Mizan Pustaka
Bandung, Oktober 2004
Tebal : 241
halaman
Akhir-akhir ini, pemberitaan mengenai anak-anak remaja yang mudah sekali
putus asa dan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, seringkali diberitakan di
media cetak maupun elektronik. Bermula dari masalah yang sebenarnya tidak
begitu prinsipil dan mendasar. Misalnya: ketidakmampuan membayar uang sekolah
atau terlambat bayaran, nekad bunuh diri . Ini mungkin dampak global dari
sistem ekonomi-kapitalistik yang mengukur kesuksesan seseorang dari materi
an-sich. Sehingga terjadilah apa yang dikemukakan oleh Peter L Berger Penyakit
masyarakat “anomi” atau mungkin “alienasi” dalam konsep Karl-Mark.
Problematika Remaja saat ini dihadapkan pada kehidupan yang lebih kompleks
dan menantang. Tekanan-tekanan psikologis seperti kecemasan, ketegangan,
ketakutan, untuk tampil bagus dan sesuai dengan fashionable, serta tidak adanya
keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan membuat segalanya makin buruk.
Sebenarnya, apa yang terjadi dengan sebagian anak remaja saat ini, dapat
dinamakan stres. Stres dapat diakibatkan karena munculnya ketidak seimbangan
antara kebutuhan dan keinginan individu dengan kemampuan dan ketrampilan yang
dimiliki seseorang. Stres dapat muncul karena seseorang memiliki keinginan tampil
sempurna (perfection), tetapi apa yang diharapkan tidak dapat terpenuhi. Adanya
gap atau kesejangan dalam kehidupan seseorang seperti tersebut di atas dapat menyebabkan stres. Bagi Earl Hipp Pengarang buku ini. Stres adalah sesuatu yang di dalam diri
manusia. Stres adalah hasil cara menerima dan mengartikan tantangan yang
dihadapi.
Semua orang pasti pernah mengalami saat hidup terasa begitu sulit, tidak
pasti dan tidak aman. Seolah-hidup sendirian dan terjebak badai di suatu tempat
di tengah laut. Terombang-ambing gelombang emosi, terlempar kesana kemari oleh
hal-hal yang harus dilakukan, dan hampir terlempar keluar oleh perasaan
pendapat orang lain. Timbul kebingungan dan ragu apakah bisa menanganinya dan
apakah persiapannya yang rapuh akan bisa memenangkan badai. (hlm, 124)
Membaca buku ini, akan terlacak bahwa stres bukan fenomena modern menurut
anggapan sebagian orang. Stres sudah ada sejak kehidupan manusia dimulai. Sejak
nenek moyang manusia hidup masalah-masalah yang membuat hidup tidak mudah untuk
dijalani saat itulah stres sudah menyatu dalam kehidupan manusia.
Kebanyakan orang untuk menghilangkan perasaan stres akibat masalah atau
tantangan hidup yang tak terselesaikan, berusaha menghindari stres. Upaya ini
hanya dapat membuat lebih baik dalam jangka pendek. Padahal cara seperti itu
hanya akan banyak menghabiskan energi dan menjadikan masalah tertunda lebih
lama.
Pada Bab II dijelaskan, ketika seseorang menghadapi stres, hal terbaik yang
bisa dilakukan dengan membuka diri dan mencari pandangan dari orang lain.
Berhenti menuntut diri untuk sempurna, karena nobody’s perfect. Semua orang
punya kekurangan pada dirinya dan semua masalah menuntut adanya dukungan dan
bantuan orang lain. Berusaha membiasakan diri melakukan hal-hal yang
memunculkan positif attitude, seperti: menyediakan waktu bagi orang yang
disukai, makan teratur, berolahraga, dan sediakan waktu bersantai.
Stres yang terjadi pada remaja sepertinya tidak pernah ditulis dengan
melibatkan banyak pengalaman remaja. Sehingga tida dapat menghasilkan
penyelesaian masalah-masalah yang sesuai dengan kebutuhan remaja dalam konteks kekinian.
Earl Hipp pengarang buku ini, menulis berbagai kiat-kiat mengatasi stres dalam
kehidupan remaja, bagaimana remaja mempunyai wawasan yang cukup tentang
perilakunya dan bisa mengatur kebiasaannya untuk meminimalkan kesedihan,
kecewaan dan semua problematikanya.
Pembaca buku ini akan mendapati ulasan yang bukan hanya sekedar tentang
teori-teori deskriptif untuk mengatasi stres, di bawah kondisi yang berat penuh
tuntutan, tekanan emosional. Buku ini berisi kursus singkat bagaimana menjadi
remaja yang ceria, ditulis dengan menggunakan pengalaman nyata para remaja.
Pembahasan yang menggunakan bahasan yang sederhana dan jauh dari kesan teoritis
yang melangit (utopis-idealis) dalam
setiap pokok bahasan. Sehingga mempermudah pembaca untuk memahami substansi
dari setiap pembahasan.
Jelas, semua ini tidak akan bisa terjadi hanya dengan membaca buku ini,
tetapi, setelah baca buku ini, kamu akan lebih memahami tentang apa yang bisa
kamu lakukan dan bagaimana memulainya (hlm, 28)
Buku ini memang diperuntukkan khusus untuk para remaja, tetapi tidak ada
salahnya bagi siapapun yang ingin mengatasi stres dan hidup selalu ceria, bahagia
dan penuh cinta. Karena biar bagaimanapun pun setiap orang pasti mengalami
stres, dalam menjalani kehidupan ini. Sudah selayaknya kita mengatasi stres
dengan cerdas.
Post a Comment