Judul : Body
Approach; Mengembangkan Potensi Tubuh, Pikiran, dan Jiwa.
Penulis : Am Rukky Santoso
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 130 hlm.
Bagi Erich From poblem mendasar
masyarakat modern adalah frustasi, krisis eksistensi, depresi dan hampa makna.
Hal itu terjadi karena kebanyakan masyarakat modern gagal dalam mengenal dan
mengamalkan potensi tubuh, pikiran dan jiwanya.
Kehadiran Am Rukky Santoso, melalui
bukunya body approach; mengembangkan potensi tubuh, pikiran, dan jiwa. Menjadi
salah salah alternatif jawaban bagi masyarakat modern untuk mengenal lebih
dekat dan memanfaatkan tubuh, pikiran dan jiwa yang sesuai dengan potensinya. Ia
mengajak pembaca mengenal lebih dekat potensi tubuh, pikiran dan jiwa. Karena
manusia hidup terdiri tubuh yang menggerakkan, pikiran yang mengendalikan, dan
jiwa yang menghidupi. Tanpa salah satu dari ketiga unsur itu, manusia belum
bisa disebut manusia. Gabungan ketiga unsur tersebut mutlak bagi eksistensi
manusia.
Namun fenomena masyarakat modern
dewasa ini, seringkali lebih memperhatikan penampilan fisik an-sich.
Mereka seringkali lupa bahwa pikiran dan jiwanya juga perlu perawatan yang
continue dan intensive.
Pada buku ini, penulis penawarkan
latihan-latihan yang dianggap membugarkan pikiran, jiwa dan fisik secara
bersama-sama dan terpadu dalam suatu teknik yang bisa dilakukan oleh siapa pun
dan kapan pun. Misalnya latihan berdiri yang benar, duduk yang benar, berbaring
dan bangun yang bugar, belajar bagaimana bernapas yang baik dan lain-lain.
Proses aktvitas kegiatan seseorang
sehari-hari, seperti berdiri, duduk, berbaring, bangun serta bernafas tidak
hanya kegiatan tubuh semata. Tetapi juga proses kegiatan pikiran dan jiwa. Oleh
karena itu penting sekali bagi seseorang memperhatikan posisi berdiri, duduk,
berbaring, bangun dan bernafas karena bila posisinya salah akan berdampak pada
kebugaran tubuh, pikiran dan jiwa.
Kebugaran holistik: body, mind and
spirit (tubuh, pikiran, dan jiwa) akan dapat langsung dirasakan seseorang
apabila ia dapat hidup pada masa sekarang (know), disini (here), dan saat ini
(today). Karena harus diakui sebagian orang terjebak pada situasi kehidupan
masa lalu atau terlalu mengkhawatirkan kehidupan masa depan. Sehingga mereka
tidak lagi merasakan kehidupan pada masa saat ini. Kecendrungan pola hidup
seperti ini akan menyebabkan ketidakbugaran tubuh, pikiran dan jiwa.
Intisari ajaran seluruh agama besar di
dunia juga mengajak kita untuk hidup di masa sekarang, dalam waktu terbatas.
Ini ditandai dengan ritual doa dan ibadah yang harus dilakukan setiap hari,
setiap jam atau sehari beberapa kali. Tidak ada ritual agama yang mengajarkan
ibadah atau ritual doa hanya sekali pada saat kita lahir misalnya atau pada
saat nanti waktu mau mati, atau berdoa setahun sekali. Sang Pencipta
menginginkan kita untuk berkomunikasi setiap saat dengan-Nya seperti layaknya
seorang hamba kepada Gustinya, seperti seorang anak kepada Bapaknya. (hlm;28)
Dalam beberapa latihan yang terdapat
dalam buku ini, ada gerakan yang sederhana dan bahkan terkesan mudah sehingga
mungkin pembaca akan meragukan manfaatnya. Dan ada juga gerakan yang mirip
senam ataupun gerakan beladiri, sehingga akan menimbulkan kesan sedikit
keraguan pembaca terhadap manfaat dari latihan-latihan yang disajikan.
Namun terlepas dari itu semua buku ini
telah mengisi satu ruang kosong dalam upaya mensinegikan kekuatan tubuh,
pikiran dan jiwa. Tanpa kita sadari kita akan diajak menelisik masuk ke dalam
sebuah dunia yang berbeda dari kebanyakan orang lakukan dan rasakan. Kita akan
lebih menghargai fungsi dan arti dari setiap organ-organ tubuh yang kita
miliki. (selamat membaca)
Post a Comment