A. Definisi Antropologi.
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk
memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. Antropologi budaya,
cabang antropologi yang mengkhususkan diri pada pola-pola kehidupan masyarakat
(budaya). (Haviland, 1992:324).
Para antropolog telah lama berpendapat
bahwa pengetahuan tentang budaya itu berharga bagi administrator (pelaku
komunikasi: penguasa, direktur, pimpinan, politikus, pelaku bisnis, diplomat,
dan sebagainya). Makin banyak orang di kalangan bisnis dan pemerintah yang mau
menerima pendapat ini dengan sungguh-sungguh.
Mereka meminta para antropolog untuk
mendefinisikan budaya yang dapat mereka pahami dan mereka jadikan landasan
untuk bertindak. Bila orang awam berpikir tentang budaya, biasanya ia berpikir
tentang cara berpakaian, kepercayaan, kebiasaan yang mereka praktikkan. Tanpa menggunakan
aspek-aspek budaya, tetapi definisi tersebut belum menyeluruh, baik dilihat
dari sudut teori maupun dari sudut praktik. Selanjutnya lihat Hall & Whyte
dalam (Mulyana & Rahmat 2006).
B.
Menerapkan Pengetahuan Antropologi
Hubungan antar dua budaya dijembatani oleh perilaku-perilaku komunikasi
antar administrator yang mewakili suatu budaya dan orang-orang yang mewakili
budaya lain. Bila komunikasi mereka efektif, maka saling pengertian tumbuh yang
diikuti dengan kerja sama. Bila
komunikasi tersebut salah, maka tak ada pengetahuan tentang budaya dalam buku
manapun yang dapat menjamin tindakan yang efektif. Ini tidak bermaksud
merendahkan pengetahuan budaya yang dapat diberikan antropolog, tapi sekadar
menyarankan bahwa ini penerapan pengetahuan tersebut harus berada dalam proses
komunikasi.
Oleh karena itu, marilah kita bahas proses komunikasi antarbudaya, dengan harapan kita dapat
mencapai dua tujua. Pertama, meningkatkan pengetahuan kita tentang diri
kita sendiri dengan menjelaskan sebagian dari perilaku-perilaku komunikatif
yang tidak kita sadari; Kedua, menjelaskan kendala-kendala terhadap
pemahaman atas proses lintas budaya yang selama ini hampir tak teratasi. Kita juga
tahu bahwa komunikasi tidak hanya meliputi kata-kata, tetapi juga meliputi
perilaku-perilaku lain yang mendasari kesimpulan tentang apa yang sudah terjadi
pada masa lalu. (Mulyana & Rahmat, 2006: 37).
Banyak aspek budaya turut
menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi
banyak kegiatan sosial manusia.
Untuk menyederhanakan dan membatasi pembahasan kita, kita akan memeriksa
beberapa unsur sosio-budaya yang berhubungan dengan komunikasi antarbudaya,
yaitu bahasa, kata-kata dan makna, nada suara, emosi dan kontak fisik, dampak
waktu secara kultural, tempat, hubungan-hubungan kelas sosial, persepsi, sistem
kepercayaan, nilai dan sikap.
C.Bahasa
Bahasa merupakan alat utama yang digunakan budaya untuk menyalurkan
kepercayaan, nilai, dan norma. Bangsa merupakan alat bagi orang-orang untuk
berinteraksi dengan orang-orang lain dan juga sebagai alat untuk berpikir. Maka,
bahasa berfungsi sebagai mekanisme untuk berkomunikasi dan sekaligus sebagai
pedoman untuk melihat realitas sosial. Bahasa mempengaruhi persepsi, menyalurkan dan turut membentuk pikiran.
1.
Kata-kata dan Makna
Di Amerika Serikat, orang mementingkan
pernyataan langsung, tidak berputar-putar dan mengelak. Selain itu, seorang
usahawan Amerika dididik untuk tidak bertanya terlalu dalam tentang rincian
suatu sistem produksi. Hal ini dianggap suatu usaha untuk mencuri
rencana-rencana operasionalnya.
2. Nada Suara dan
Emosi
Manusia berkomunikasi tidak dengan
kata-kata saja. Nada suaranya, ekspresi wajahnya, gerak-gerik, semua itu
mengandung makna yang perlu diperhitungkan. Jadi, tidak hanya bahasa yang dapat
membingungkan tetapi juga gerak-gerik dan isyarat-isyarat kultural.
Sebagai contoh, tradisi Anglo Saxon untuk menjaga
kekaleman. Mereka diajari budayanya untuk menekan perasaan-perasaannya. Semakin
penting masalah yang ia hadapi, semakin tenang penampilannya. Berkepala dingin,
pikiran tenang, bukanlah secara kebetulan para pahlawan dalam film-film Western
memperlihatkan ciri-ciri ini.
Di Timur Tengah adalah sebaliknya, sejak
masa kanak-kanak orang Arab dibolehkan, bahkan didorong, untuk menyatakan
perasaan-perasaannya dengan bebas.
D.Kontak
Fisik (Menyentuh atau Tidak Menyentuh)
Di Indonesia, kita menghendaki
kontak fisik, terutama di antara lelaki dewasa. Kontak fisik paling umum adalah
berjabat tangan, dan dibandingkan dengan orang-orang Eropa dan Amerika, kita
melakukannya lebih sedikit.
E. Lima Dimensi Waktu
Bila gagasan-gagasan kita tentang waktu ini bertentangan dengan perilaku
orang lain, kita bereaksi dengan marah, tidak tahu apa sebabnya. Bagi orang-orang
bisnis, lima konsep waktu yang biasanya dilakukan adalah waktu untuk bertemu,
berdiskusi, berkenalan, berkunjung, dan jadwal waktu.
F. Tempat
Di negeri-negeri lain ada pembatasan-pembatasan tempat untuk membicarakan
bisnis dan politik. Di India tidak selayaknya berbicara bisnis ketika sedang
mengunjungi rumah seseorang. Bila Anda melakukannya, akan kehilangan kesempatan
untuk mengadakan hubungan bisnis yang memuaskan. Di Amerika Latin, meskipun
mahasiswa berminat pada politik, tradisi menentukan bahwa seorang politikus
harus menghindari topik ketika berbicara.
G. Persepsi
Ada tiga unsur sosio budaya yang berpengaruh besar dan langsung terhadap
makna yang kita bangun dalam persepsi kita, yaitu: sistem kepercayaan (belief),
sistem nilai (value), sistem sikap (attitude), pandangan dunia (world
view), dan organisasi sosial (sosial
organization).
1. Sistem
Kepercayaan, Nilai, dan Sikap
Bila seseorang percaya bahwa pada hari
Sabtu kurang baik untuk melakukan suatu kegiatan, kita tidak dapat mengatakan
bahwa kepercayaan itu salah, kita harus dapat mengenal dan menghadapi kepercayaan
tersebut bila kita ingin melakukan komunikasi yang sukses dan memuaskan.
(Sihabudin, 1996:56).
Pada sebagian budaya, ada yang menurunkan
suara sebagai tanda hormat dan patuh. Polisi-polisi Amerika yang berkulit putih
yang mengontrol daerah yang dihuni orang-orang hispanik sering menafsirkan
isyarat serupa secara keliru. Anak-anak Hispanik dididik untuk merendahkan
pandangan mata mereka, sebagai isyarat penghormatan, ketika orang-orang yang
berwenang berbicara kepada mereka. Polisi-polisi itu, yang telah diasuh dengan
norma-norma yang berlawanan, menafsirkan isyarat itu sebagai kebencian, dan
bereaksi atas dasar itu. (Tubbs dan Moss, 1996: 248).
2. Pandangan Dunia
Pandangan dunia berkaitan dengan orientasi
suatu budaya terhadap hal-hal seperti Tuhan, kemanusiaan, alam semesta, dan
masalah-masalah filosofis lainnya yang berkenaan dengan konsep makhluk. Oleh karena
itu, pandangan dunia begitu kompleks, kita sulit melihatnya dalam suatu
interaksi antarbudaya.
- Organisasi Sosial
Ada dua unit sosial yang dominan dalam suatu budaya yang
mempengaruhi persepsi, yaitu keluarga dan sekolah. Keluarga paling berperan
dalam mengembangkan anak selama periode awal (formatif) dalam kehidupannya,
keluarga banyak memberi pengaruh budaya, bahkan pembentukan sikap pertamanya sampai pemilihan
atas barang-barang mainan.
Sekolah, mempunyai tanggung jawab besar
mewariskan dan memelihara suatu budaya. Sekolah merupakan penyambung penting
yang menghubungkan masa lalu dan juga masa depan. Sekolah memelihara buda
dengan member tahu anggota-anggota budaya. Sekolah mengajarkan beragam ilmu
pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
Sihabudin, Komunikasi Antarbudaya Satu Perspektif Multidimensi, Jakarta:
Bumi Aksara, 2013.
Post a Comment