Oleh : Dr. Muslimin, M. Kom. I
Sederet nama calon pengganti Prof Dr Aflatun Muchtar MA, rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, sudah mengerucut pada dua nama- Prof M Sirozi MA Ph D dan Prof Dr Abdullah Idi MEd. Tentunya beberapa minggu ke depan,
satu nama akan keluar sebagai rektor baru UIN Raden Fatah Palembang.
Siapa pun terpilih pascadilantik, sedikit-banyak permasalahan bakal menyambangi rektor baru kampus peradaban Melayu ini. Oleh karena itu, rektor UIN Raden Fatah nantinya harus memiliki integritas, loyalitas, dan kemampuan melayani mulai dari jajaran terbawah sampai pucuk pimpinan UIN Raden Fatah Palembang.
Tantangan terbesar rektor terpilih UIN RF nantinya adalah bagaimana melahirkan intelektual berkelas internasional dan menjadikan UIN Raden Fatah Palembang sejajar dengan institusi lainnya. Sebab jabatan rektor merupakan simbol dari kemapanan intelektual dan keandalan dalam manajerial. Dia dituntut tidak hanya mampu membumikan ilmu-ilmu keislaman dan umum, tetapi juga mampu melangitkan manusia.
Bila ditilik dari perspektif sejarah, pada abad ke-18 Palembang melahirkan banyak ulama yang bereputasi lokal, nasional, dan internasional. Sebut saja sederet nama-nama besar, seperti Syekh Abdus Shamad Palembani (1704-1789 M), Syekh Muhammad ‘Aqib bin Hasanuddin, Syekh Muhammad Azhary bin Abdullah bin Ahmad (1811-1874 M), Masagus Haji Abdul Hamid bin Mahmud (1811-1901 M), Haji Abdurrahman Delamat (1820-1896 M), Haji Muhammad Azhari bin Ma’ruf (1856-1932 M), Haji Abdullah bin Muhammad Azhary (1854-1937 M).
Sampai saat ini dan selanjutnya, karya-karya mereka -termasuk karya Syekh Abdus Shamad Palembani, Sayr al-Salikin, Hidayah al-Salikin, Sayr Salikin ila 'Ibadah Rabb Al-'Alamin—, dan lain-lain. Selalu menjadi rujukan para akademisi, ulama, penggiat, dan peminat kajiaan-kajian keislaman. Bahkan, kitab-kitab tersebut terus dibaca dan dikaji di majelis-majelis taklim baik di Jawa, Sumatera, dan Malaysia. Berkat kedisiplinan yang tertanam dalam diri Syekh ‘Abdusshamad Al-Palembani dalam menuntut ilmu, mengajar, dan menulis banyak buku, jejak langkah beliau telah terukir indah dalam tinta sejarah dunia Islam.
Belum lagi wakaf produktif Masagus Haji Abdul Hamid bin Mahmud (1811-1901 M), atau yang dikenal dengan Ki Marogan. Sampai saat ini masih berjalan di Mekah Mukarramah. Bahkan anak keturunan Ki Marogan di Mekah sudah banyak yang menduduki jabatan-jabatan strategis di dunia pendidikan dan sosial.
Tetapi sayangnya, pada saat ini- kita agak kesulitan menemukan karya-karya besar sekaliber Syekh ‘Abdusshamad Al-Palembani di Sumsel. Setiap kali membahas kajian-kajian keislaman dan umum, yang menjadi rujukan selalu Jawa yang diwakili UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Tentunya, PR rektor terpilih UIN Raden Fatah Palembang 2016-2020. Setidaknya mampu mengimplementasikan tiga visi dan misi besar bagi perbaikan dan kemajuan UIN Raden Fatah Palembang ke depan. Pertama, bagaimana UIN Raden Fatah Palembang mampu melahirkan tokoh, intelektual, dan ulama yang menjadi rujukan lokal, nasional, dan internasional. Seperti Gus Dur, Aqil Siradj, Din Syamsuddin, Amin Rais, Hidayat Nur Wahid,
Azyumardi Azra, Komaruddin Hidayat, dan lain-lain.
Kedua, bagaimana menjadikan UIN Raden Fatah Palembang mampu memantaskan dan mensejajarkan diri, bahkan melampaui prestasi institusi-institusi pendidikan lainnya, baik yang berada di bawah naungan dikti maupun diktis.
Ketiga, bagaimana menjadikan UIN Raden Fatah Palembang kiblat kajian-kajian keislaman dan umum, khususnya berkenaan dengan tema-tema dan diskursus peradaban Melayu. Penulis menyadari sepenuhnya, mewujudkan visi dan misi di atas, tidaklah mudah. Tetapi bukankah kaisar Nero pernah menyemangati, Roma tidak dibangun dalam satu malam. Dalam artian bahwa selama ada usaha untuk melakukan perbaikan dan kemajuan. Selama itu juga ada harapan untuk keberhasilan.
Meminjam istilah orang bijak, jadilah seperti air, meskipun dihadang oleh tembok yang besar. Tetapi air itu tetap berusaha untuk mencari celah keluar dari hadangan tembok besar tersebut.
Apabila hal-hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh rektor terpilih nantinya. Tentu dengan sendirinya, hal itu akan menjadi catatan negatif rektor terpilih. Sebaliknya, apabila rektor terpilih mampu menghembuskan angin perubahan dan perbaikan bagi kemajuan kampus tercinta UIN Raden Fatah Palembang. Dia akan dicatat dalam tinta sejarah, sebagai figur yang mampu menjadi komandan gerbong peradaban Melayu di Sumsel. (*)
(*)Manajer Dakwah Rumah Cinta Quran Palembang dan Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang
- See more at: http://www.sumeks.co.id/index.php/metropolis/budaya-opini/6690-pr-calon-rektor-uin-raden-fatah-2016-2020#sthash.ADmmhciv.dpuf
mantap pak
ReplyDelete