Sumber: |
Oleh: Muslimin, M. Kom. I
Leonardo Wilhelm DiCaprio aktor papan atas Hollywod yang berasal
dari Amerika Serikat- lahir di California
pada 11 November 1974. Kemudian pada saat ini, Leonardo DiCaprio dinobatkan sebagai
aktor terbaik pada ajang penghargaan Oscar 2016 menjadi pembicaraan yang tidak
berkesudahan.
Dia tidak hanya piawai akting di dunia peran, tetapi juga
memiliki concern yang luar biasa terhadap
perbaikan alam dan mengajak masyarakat dunia untuk membuka pikiran, hati, dan
bertindak untuk mengupayakan perlindungan hutan dari kehancuran, baik akibat perubahan
iklim maupun ulah manusia.
Oleh karenanya, ia menyarankan pada masyarakat dunia untuk
mengurangi penggunaan minyak, gas, dan batu bara. Kemudian beralih menggunakan sumber energi yang lebih
ramah lingkungan. Demi mewujudkan niat baik itu, melalui yayasannya, Leonardo
DiCaprio Foundation sudah mengumpulkan dana hibah sebesar US$ 15 juta- setara
dengan Rp 207,7 miliar dalam upaya perlindungan lingkungan hidup. Sedangkan dana
senilai US$ 6,5 juta (Rp 90 miliar), didikasikannya untuk melindungi hutan
Sumatera.
Meskipun tidak memiliki ikatan bathin secara langsung dengan
hutan Sumatera, Leonardo DiCaprio menunjukkan kepedulian luar biasa terhadap
keberlangsung dan perlindungan hutan Sumatera. Bahkan pada tahun 2016 ini ia
berencana mengunjungi Sumsel langsung- guna menyaksikan langsung kondisi hutan
di Sumsel. Keinginan mengunjungi hutan Sumsel, disampaikan Leonardo DiCaprio,
saat bertemu dengan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin pada waktu acara Global
Forum Landscapes di Paris, Prancis beberapa waktu yang lalu.
Tentunya, kita sebagai bagian dari masyarakat Sumsel yang
memang menjadi bagian langsung dari hutan Sumsel- seharusnya memiliki perhatian
yang lebih serius terhadap perlindungan hutan Sumsel dari kerusakan baik yang
disebabkan kondisi perubahan iklim maupun ulah manusia.
Terlebih lagi, ajaran Islam yang menjadi way of life sebagian besar masyarakat Sumsel- telah mengingatkan,
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum [30]:
41).
Terkadang, ketika kita berinteraksi dengan sesama manusia,
hewan, dan alam semesta, seringkali lupa akan tugas dan kewajiban kita sebagai
khalifah di muka bumi, untuk mencegah kerusakan alam dan menjaga keseimbangan
ekosistem kehidupan di muka bumi.
Oleh karenanya, ajaran Islam mengingatkan manusia untuk
memperlakukan alam dengan sebaik mungkin. Hal ini terlihat ketika tentara
muslim memasuki sebuah wilayah yang ditaklukan, salah satu larangan tegasnya
adalah menebangi pohon tanpa ada alasan yang benar. Peristiwa ini
memperlihatkan Islam adalah agama yang ramah dan peduli terhadap kondisi lingkungan
hidup.
Berbagai upaya pelestarian alam yang dapat dilakukan oleh
setiap muslim yang menaati perintah agamanya. Pertama, meningkatkan peran pemerintah, ulama, dan tokoh masyarakat
untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pentingnya menjaga kelestarian hutan. Kedua, memberikan edukasi dan
pendampingan kepada anak-anak dan remaja untuk turut serta menjaga hutan dari
kerusakan. Ketiga, membentuk badan
wakaf (endowment) perlindungan dan
pelestarian hutan, untuk mendanai program-program yang berkaitan dengan
penyelamatan hutan.
Tentunya, setiap prilaku yang menyebabkan kerusakan di muka
bumi- termasuk perusakan hutan- harus dilarang dan dicegah. Sebab dalam
al-Qur’an Surah Ali-Imran ayat 104 mengingatkan, “Dan hendaklah ada di antara
kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf
dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung”. (QS.
3:104).
Mengajak kepada yang ma’ruf (pelestarian alam) dan mencegah
tindakan yang munkar (perusakan alam) merupakan perintah Allah kepada umat
Islam. Dalam kehidupan sosial bermasyarakat sekarang ini umat Islam- diharuskan
berperan aktif menjadi agen-agen pelestarian alam, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat muslim yang lebih luas.
Post a Comment