Sumber Gambar: |
Kata
khalifah diambil dari kata dasar khalafa yang berarti datang kemudian. Istakhlafa
berarti menjadikan seseorang pada posisinya atau mewakilinya. Khalifah adalah
orang yang menempati posisi orang yang ada sebelumnya dan khalifah juga berarti
penguasa tertinggi di kalangan umat Islam. Jabatan khalifah disebut khilafah
atau imarah.[1]
Orang
pertama yang menyandang istilah atau gelar khalifah ialah Abu Bakar ra. Ia
menggantikan posisi kepemimpinan umat, setelah Rasulullah SAW, dalam memelihara
agama dan politik duniawi dengan agama. Ia menerima sebutan ini dan tidak mau
diberi diberi khalifatullah (khalifah Allah). sebuatan atau gelar khalifatullah
menurut pemahaman jumhur ulama tidak dibenarkan untuk diberikan kepada penguasa
atau manusia siapa pun dan mereka menisbahkan orang yang menggunakan gelar khalifatullah
sebagai sikap menentang sebab kata khalifah berkaitan dengan
menggantikan posisi orang yang tidak ada atau meninggal padahal Allah selalu
ada dan tidak mati.[2]
Umar
Ibn Abdul Aziz tidak mau menggunakan gelar ini ketika seseorang memanggilnya
dengan sebutan, “Hai Khalifatullah.” Ia menjawab, “Tidak, sesungguhnya
ketika aku lahir keluargaku memilihkan sebuah nama untukku. Jika kau
memanggilku, “Hai Umar,” maka aku tentu menjawab. Ketika aku dewasa dan menjadi
orang tua, aku memilih panggilan untuk diriku, Abu Hafsh, tentu aku menjawab.
Ketika kalian mengangkatku menjadi pemimpin, kalian menjulukiku Amirul Mukminin.
Jika kalian memanggilku dengan sebutan itu, “Hai Amirul Mukminin, tentu aku
menjawab. Sedangkan dengan khalifatullah, aku tidak demikian.[3]
Gelar
ini sangat berkaitan dengan sejarah pertumbuhan dan perkembangan Islam. Setelah
Nabi Muhammad wafat, para sahabat berkumpul untuk memilih dan memutuskan
seorang yang akan menjadi pengganti kepemimpinannya. Dan, Abu Bakar terpilih
untuk menggantikan Rasulullah dalam memimpin dan memelihara kemaslahatan ummat
Islam pada masa-masa berikutnya. Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, yang
berarti penerus atau pengganti nabi untuk mengurus masalah umat Islam.[4]
Abu
Bakar menegaskan, “Aku bukan khalifah Allah, melainkan khalifah Rasulullah.”
Jadi, Abu Bakar diangkat oleh para sahabat sebagai pengganti dan penerus kepemimpinan
Rasulullah. Khalifah sebagai konsep politik merupakan anitetesis dari sistem
kekaisaran yang absolut otoriter.[5]
Post a Comment