![]() |
Sumber Gambar: |
Marzuki Ali memiliki jiwa bertanggung jawab, sikap sabar,
dan pantang menyerah. Kesabaran itu tergurat jelas bagaimana beliau memulai
karir politik dari bawah- sebagai anggota Majelis Pertimbangan Partai
Demokrat Sumatera Selatan tahun 2003, sebagai Fungsionaris DPP Partai
Demokrat tahun 2004, kemudian semakin menanjak dan terpilih sebagai Sekretaris
Jenderal DPP PD (2005-2010) dalam Kongres I di Bali. Sebagai Tim sukses
Pemenangan Calon Presiden SBY-JK tahun 2004 dan terakhir sebagai Sekretaris Tim
Nasional SBY-Boediono pada Pilpres 2009. Hasil Kongres II Partai Demokrat di
Bandung 2010, Marzuki dipercaya sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai
Demokrat 2010-2015.
Berbekal pengalaman dan kiprahnya, setelah terpilih
sebagai anggota DPR di Daerah Pemilihan DKI Jakarta III (Jakarta Utara, Jakarta
Barat, dan Kepulauan Seribu) yang disebut sebagai Dapil neraka pada Pemilu
2009, Marzuki Alie diberikan amanat yang tidak ringan, yakni diusulkan oleh
Fraksi Partai Demokrat dan didukung oleh fraksi-fraksi di DPR lainnya sebagai
Ketua DPR periode 2009-2014.
Bukankah sifat sabar ini berkaitan dengan persoalan
ketuhanan yaitu dengan melaksanakan ketaatan kepada-Nya dan menjauhi hal-hal
yang berkaitan dengan maksiat, demikian menurut al-Qurthubi. Implikasi dari sifat sabar
yang semacam ini akan memudahkan pelakunya
dalam menghadapi kasus-kasus yang terjadi di masyarakat. Hal ini disebabkan
bahwa persoalan yang ada di masyarakat jauh lebih kompleks bila dibandingkan
dengan persoalan ketuhanan, dan karenanya diperlukan semacam training sebelum
terjun memimpin masyarakat.
Salah satu cerminan dari pemimpin yang bertanggung jawab
adalah sabar dalam menghadapi tuntutan rakyat. Melalui sifat ini akan mudah
baginya mencarikan solusi alternatif yang terbaik, bukan mencari-cari kesalahan
dan kelemahan rakyat. Dengan demikian, maka pemimpin yang bertanggung jawab
selalu menyalahkan dirinya dalam hal kegagalan, dan sama sekali tidak pernah
menimpakan kegagalan tersebut karena ulah rakyatnya.
Semangat bertanggung jawab dan tidak
pernah menyalahkan orang disekitarnya inilah yang menyebabkan Marzuki Ali mampu “menciptakan” atau
mencari solusi alternatif setiap kali menghadapi berbagai masalah yang menerpa
kepemimpinannya dalam berbagai bidang. Rasa tanggung jawab yang muncul dalam
diri Marzuki Ali sangat sesuai
dijadikan seorang pemimpin, karena keberadaannya sebagai orang yang terbaik dan
juga sebagai orang pilihan, sehingga dirinya dianggap sosok yang paling tepat
memikul tangung jawab.
Untuk mendapatkan pemimpin yang memiliki nilai plus
di atas, maka diperlukan keseriusan dalam memilih bukan hanya sebatas
pertimbangan menang popularitas. Idealnya, mereka yang dipilih adalah sosok
yang terbaik di antara rakyat. Hal ini dilakukan agar sosok yang dipilih
benar-benar dapat bertanggung jawab dalam membawa rakyatnya untuk menuju
kehidupan yang sangat layak.
Maju mundurnya bangsa banyak ditentukan oleh para
pemimpin. Sebab pada hakekatnya pemimpin itu memiliki tanggungjawab, baik terhadap
diri sendiri maupun terhadap masyarakat. Tanggung jawab inilah yang pada
dasarnya terkait dengan moral kepemimpinan. Kehidupan keseharianpun juga tidak
lepas dari bagaimana seseorang melakukan kepemimpinan, baik terhadap diri
sendiri atau terhadap orang lain.
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.