Sumber: |
Fungsi komunikasi
antar pribadi atau
komunikasi interpersonal
adalah berusaha meningkatkan hubungan
insani, menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi,
mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan
pengalaman dengan orang lain.[1]
Komunikasi interpersonal, dapat
meningkatkan hubungan kemanusiaan
diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat seseorang
bisa memperoleh kemudahan dalam hidupnya karena memiliki pasangan hidup.
Melalui komunikasi interpersonal juga dapat
berusaha membina hubungan
baik, sehingga menghindari
dan
mengatasi terjadinya konflik-konflik yang
terjadi.[2]
Adapun fungsi
lain dari komunikasi interpersonal adalah : Pertama,
mengenal diri sendiri dan orang lain.
Kedua, komunikasi antar
pribadi memungkinkan kita untuk
mengetahui lingkungan kita secara baik. Ketiga, menciptakan dan
memelihara hubungan baik antar personal. Keempat, mengubah sikap dan
perilaku. Kelima, bermain dan mencari hiburan dengan berbagai
kesenangan pribadi. Keenam, membantu orang lain dalam menyelesaikan
masalah.
Selain itu, komunikasi interpersonal juga memiliki fungsi
sebagai kendali memiliki arti bahwa komunikasi bertindak untuk mengendalikan
perilaku orang lain atau anggota dalam beberapa cara yang harus dipatuhi. Kedua, sebagai motivasi yang memberikan perkembangan dalam memotivasi dengan
memberikan penjelasan dalam hal-hal dalam kehidupan. Ketiga, sebagai pengungkapan
emosional, komunikasi inter personal
memiliki peranan dalam mengungkapkan perasaan-perasaan kepada orang lain, baik
itu senang, gembira, kecewa, tidak suka. dan lain-lainnya. Keempat,
sebagai Informasi yang memberikan
informasi yang diperlukan dari setiap individu dan kelompok dalam mengambil
keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pemilihan
alternatif.[3]
Di samping itu, komunikasi
interpersonal juga memiliki makna pengendalian lingkungan melalui compliance. Compliance terjadi
apabila konduite satu atau lebih individu sinkron dengan (keinginan pihak lain).
Pada situasi komunikasi di mana compliance
mewakili taraf dari pengendalian lingkungan yaitu apa yanng diinginkan dan hasil
yang diperoleh komunikator benar-benar sama.
Contoh compliance dalam kehidupan sehari-hari misalnya, bila Anda
sudah masuk ke kamar mandi tetapi lupa bawa handuk, maka Anda tinggal berteriak
ke pembantu supaya mengambilkan handuk. Pembantu niscaya akan mengabulkan
permintaan Anda. Bila tuan rumah kedatangan tamu nan merupakan seorang sahabat,
tinggal memberitahukan pembantu buat membuat minuman. Bila atasan di kantor
minta kepada bawahannya buat mengambilkan sesuatu, dengan bahagia hati bawahan
akan melakukannya.
Compliance dapat terjadi bila
komunikator memiliki alat pengendali terhadap receiver yaitu bila ia memiliki kemampuan buat memberikan
imbalan atau sanksi. Ada lagi yang disebut forced compliance buat kasus-kasus eksklusif di mana
persesuaian konduite sebagian besar
diperoleh dari kemampuan buat memaksa yang dimiliki oleh komunikator.
Contohnya, seorang pejabat taraf menteri atau direktur jenderal sering
disingkat Dirjen terutama di zaman Orde Baru.
Pendekatan pengertian
komunikasi antarpribadi pada compliance
dapat dicontohkan oleh seorang salesman. Bila salesman sadar bahwa produk nan
dijajakannya berhasil bila sekali-sekali ia gunakan pendekatan antarpribadi.
Melalui pendekatan antarpribadi ia akan bertanya secara sadar maupun tak sadar.
Pertanyaannya ialah sebagai berikut, “Bagaimana
orang itu merespons pesan-pesan yang disampaikan?”
Selanjutnya, pengendalian lingkungan
melalui Penyelesaian Konflik. Penyelesaian konflik atau conflict resolusion terjadi apabila
dua atau lebih pihak yang bersaing
mencapai penyelesaian tentang alokasi beberapa sumber yang bersifat fisik, ekonomi,
dan sosial.
Apa yang diterima tidak sama
dengan apa yang diinginkan. Tidak satupun pihak yang benar-benar sukses dalam
melakukan pengendalian lingkungan. Namun demikian, hasil kompromi menyisakan
masing-masing perasaan yang berhasil. Kecuali pihak-pihak yang berselisih
setuju bahwa penyelesaian atau solusi nisbi adil, bahwa perselisihan belum
diselesaikan tetapi diredakan atau dikendalikan.
Penyelesaian konflik
melalui pengertian komunikasi antarpribadi dapat kita lihat dari
pihak-pihak yang berselisih. Misalnya, A mau pergi ke restoran yang menyediakan
menu sate kambingnya sebab kegemarannya makan sate kambing. Sedangkan B nan
juga sudah lapar ingin pergi ke restoran nan ada ikan bakarnya sebagai
kegemarannya. Kalau masing-masing memaksakan kemauannya akan terjadi konflik
dan interaksi dapat retak.
Cara penyelesaiannya, kali ini A
harus mengalah dan tetap pergi bersama ke lokasi tujuan B. Lain kali B juga harus
mengalah kalau ingin pergi bersama ke lokasi tujuan yang berbeda. Karena antara
A dan B sudah merupakan sahabat dan satu sama lain sudah saling mengerti
pribadi dan tabiat masing-masing, maka dalam interaksi komunikasi antarpribadi
dituntut adanya toleransi dan keterbukaan terhadap satu sama lain.[4]
Fungsi global
dari pada komunikasi
antar pribadi adalah menyampaikan pesan yang umpan baliknya
diperoleh saat proses komunikasi tersebut berlangsung.
Sifat-sifat Komunikasi
Menurut
sifatnya, komunikasi antar pribadi dapat dbedakan atas dua macam yaitu : Pertama, komunikasi diadik
(dyadic communication) ialah
proses komunikasi yang berlangsung
antara dua orag
dalam situasi tatap muka.
Komunikasi diadik menurut
Pace dapat dilakukan
dalam 3 bentuk yakni , percakapan (berlangsung dalam
suasana yang bersahabat
dan informal), dialog (
berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih personal), wawancara (sifatnya lebih
serius, yakni adanya
pihak yang dominan pada posisi
bertanya dan lainnya berada pada posisi menjawab).
Kedua, komunikasi kelompok
kecil (small group
communication) ialah
proses komunikasi yang berlangsung tiga orang atau lebih secara tatap muka,
dimana anggotanya saling berinteraksi satu sama lain.
Dan
komunikasi kecil ini
banyak dinilai dari
sebagai type komunikasi antar pribadi karena :
a.
Anggotanya terlibat dalam
suatu proses komunikasi yang berlangsung secara tatap muka.
b.
Pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong dimana semua peserta bisa berbicara
dalam kedudukan yang
sama, dengan kata lain tidak ada pembicaraan tunggal yang
mendominasi.
c.
Sumber penerima sulit di identifikasi. Dalam situasi
seperti saat ini, semua anggota
bisa berperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima. Karena itu, pengaruhnya
bisa bermacam-macam. Misalanya : si A bisa terpengaruh dari si B, dan si C bisa
mempengaruhi si B. Proses komunikasi seperti ini biasanya banyak ditemukan
dalam kelompok studi dan kelompok diskusi.[5]
Tidak ada
batas yang menentukan
secara tegas berapa
besar jumlah anggota suatu
kelompok kecil. Biasanya
antara 2-3 atau bahkan ada yang mengembangkan sampai 20-30 orang, tetapi tidak ada yang
lebih dari 50 orang. Sebenarnya untuk memberi batasan pengertian terhadap
konsep komunikasi interpersonal tidak begitu mudah. Hal ini disebabkan adanya
pihak yag memberi definisi komunikasi
interpersonal sebagai proses
komunikasi yang berlangsung
antara dua orang atau secara tatap muka.
[1]
H. Hafied Canggara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2004), hal. 33
[2] Ibid, hal. 56
[3]Pengertian
Komunikasi, Tujuan, Fungsi dan Syarat-Syaratnya, artikel diakses dari http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-komunikasi-tujuan-fungsi-manfaatnya.html
tanggal 29 September 2016.
[4]
Sifat Komunikasi Antarpribadi, artikel
diakses dari http://www.binasyifa.com/ 29/
61/ 6 /sifat-komunikasi-antarpribadi.htm, tanggal 29 September 2016
Post a Comment