Tujuan utama analisis indikator budaya adalah menguji
proposisi tentang dampak media sepanjang waktu, tetapi ia juga merupakan metode
bagi studi perubahan sosial untuk kepentingannya sendiri dan bagi keperluan
perbandingan masyarakat dan kebudayaan dalam sejumlah negara yang berbeda.
Penilaian media dan organisasinya
Ada berbagai persoalan yang mendasari penilaian:
- pengaturan dan pengendalian media berdasarkan kriteria moral tertentu.
- kadar sejauh mana media menyesuaikan diri dengan kriteria profesional atau kelembagaan tertentu- khususnya kriteria yang berkaitan dengan hal-hal seperti kebhinekaan, keseimbangan, objektivitas, keinformasian, kelengkapan, kecermatan, keparipurnaan, sensasionalisme, dan sebagainya.
- penimbangan bias dari kecendrungan ideologi, khususnya dalam konteks di mana media diharapkan bersikap netral dan objektif.
Studi isi demi isi itu sendiri
Studi isi demi isi itu sendiri maksudnya mengacu
pada studi isi yang tidak memiliki tujuan instrumental, tetapi berusaha
menyingkapkan atau menjelaskan berbagai aspek intrinsik dari teks tertentu,
arti, atau bentuknya.
Konflik dan ketidakkonsistenan tujuan
Salah satu ketidakkonsistenan yang potensial telah
dikaji pada saat membicarakan kaitan antara media dan perubahan sosial.
Kontradiksi kedua yang potensial terjadi antara pandangan bahwa isi media
merupakan indikator sosial dan budaya dengan proposisi bahwa aspek ini media
yang paling menonjol dapat dikaitkan dengan struktur dan dinamika organisasi.
Ada juga perbedaan tertentu antara pandangan tentang isi apakah sebagai produk
karakteristik lingkungan organisasi atau waktu sejarah dengan pandangan yang
mendasari tujuan studi isi yang disebut terakhir- uraian bahasa, kode, dan
struktur arti.
Modus Pembahasan dan Metode Analisis
Modus Pembahasan dan Metode Analisis dipandang
membentuk dua kutub “dimensi” pada kutub yang satu adalah uraian isi ‘yang
tidak problematik’, sebagai perangkat jenis atau kategori akal sehat (buku,
berita, drama, dan sebagainya); pada kutub yang lain, bentuk yang pada dasarnya
subjektif, adalah penilaian moral dan estetika terhadap produksi kebudayaan.
Analisi isi tradisional
Pendekatan dasar untuk menerapkan teknik ini
adalah: (1) memilih percontoh (sample) atau keseluruhan isi; (2) menetapkan
kerangka kategori acuan eksternal yang relevan dengan tujuan pengkajian; (3)
memilih ‘satuan analisis’ isi; (4) menyesuaikan isi dengan kerangka kategori,
per satuan unit yang terpilih; (5) mengungkapkan hasil sebagai distribusi
menyeluruh dari semua satuan atau percontoh dalam hubungannya dengan frekuensi
keterjadian hal-hal yang dicari untuk acuan.
Prosedurnya didasarkan atas dua asumsi
utama: bahwa hubungan antara objek acuan eksternal dan acuannya dalam teks akan
cukup jelas dan tidak mendua dan bahwa frekuensi perwujudan acuan yang terpilih
secara shahih akan mengungkapkan ‘arti’ utama teks secara objektif.
Strukturalisme dan Semiologi
Strukturalisme merupakan suatu perkembangan ilmu
bahasa yang berasal dari de Saussure (1915) dan mengkombinasikan beberapa
prinsip antropologi struktural dengan
ilmu bahasa. Sedangkan semiologi (atau semiotika) adalah ‘ilmu umum tentang
tanda’ (Peirce, 1931-35) dan mencakup strukturalisme dan hal-hal lain yang
sejenis, yang karenanya semua hal yang berkaitan dengan signifikasi, betapapun
sangat tidak terstruktur, beraneka ragam, dan terpisah-pisah.
Varian dan kemungkinan lainnya
Dalam rangka mencapai satuh atau lebih tujuan yang
dikemukakan pada bagian awal, seringkali
dipandang boleh dan perlu beranjak dari bentuk murni analisis ‘Berelsonian’
atau ‘Bathian’ dan sejumlah pengkajian mengkombinasikan kedua pendekatan itu,
sekalipun keduanya berbeda asumsi.
Isi media dan realitas sosial
Tema yang mempersatukan
Tema tunggal yang, lebih dari yang lainnya,
tampaknya telah mempedomani berbagai studi isi media adalah hubungan antara isi
media dengan ‘realitas sosial’.
Teori tentang penyimpangan-realitas
Teori fungsional
Teori
fungsional menawarkan beberapa kemungkinan menguraikan kecendrungan di atas,
bergantung pada apakah kita meninjaunya dari sudut pandang.
Teori persekongkolan atau hegemoni
Teori persekongkolan atau hegemoni dapat, dengan
sedikit imajinasi, menyelesaikan banyak temuan tentang isi dengan teori
pengendalian masyarakat oleh elit atau kelas yang mementingkan diri sendiri.
Teori organisasi
Pendekatan politik-ekonomi dapat menjelaskan
ikhwal mengapa faktor ekonomi dan pesan menimbulkan banyak penyimpangan dari
realitas. Umumnya apa yang baru, informatif atau berbeda akan memerlukan biaya
lebih besar dan kurang menguntungkan. Kedua, banyak dari kecendrungan yang
diuraikan dalam bab sebelumnya mungkin bersifat prediktif tentang beberapa
‘distorsi’ realitas yang konsisten. Ketiga, kebanyakan isi media merupakan
karya ulang berbagai tema dan kesan dari kebudayaan masa lalu, yang acapkali
melestarikan unsur-unsur masa lalu prademokrasi di mana nilai-nilai ras,
bangsa, dan hierarki sosial telah tertanam.
Aliran berita.
Pemusatan berita
Dapat dikemukakan bahwa surat kabar merupakan pola
dasar dan juga prototip semua media massa modern (Tunstall, 1977, hal. 23) dan
dapat dipastikan, dalam hal apapun, bahwa unsur penting surat kabar dan semua
media seperti itu, radio dan televisi, adalah berita.
Pengertian berita
Walter Lippman (1922) berfokus pada proses
pengumpulan berita, yang dipandangnya sebagai upaya menemukan ‘isyarat jelas
yang objektif yang memberartikan suatu peristiwa. Komentar awal yang kedua
tentang berita, Robert Park (1940), lebih menaruh perhatian pada kandungan
berita yang esensial. Hal yang sama selanjutnya telah diungkapkan secara lebih
ringkas oleh Galtung dan Ruge (1965) dengan berujar “news” sebenarnya “olds”.
Berita dan kepentingan manusiawi
Dalam karakteristik Breed, pada satu tempat berita
diperbandingkan dengan ‘kepentingan manusiawi’, dengan menyiratkan bahwa yang
disebut pertama berkaitan dengan informasi serius, yang disebut kemudian dengan
sesuatu lainnya- barangkali sesuatu yang bersifat menghibur, sensasional, atau
pribadi.
Nilai dan struktur berita
Salah satu kesimpulan umum dari banyak studi
tentang isi berita adalah bahwa berita memperagakan pola menyeluruh yang agak
stabil dan dapat diperkirakan apabila diukur dalam kaitannya dengan kualitas
dan kategori konvensional dari pokok bahasan. ‘Sudut pandang media’ menekankan
kualitas berita yang tanggap-realitas dan sudut pandang analitis meninjaunya
dari sifat proses pemilihan berita yang bersifat terstruktur dan autistik.
Menurut pandangan yang disebut pertama, urutannya adalah sebagai berikut:
PERISTIWA→ KRITERIA BERITA→LAPORAN BERITA→MINAT
BERITA
Model urutan yang lain adalah sebagai berikut:
MINAT BERITA → KRITERIA BERITA→ PERISTIWA→LAPORAN
BERITA
Bentuk laporan berita
Penting diingat bahwa terdapat dua tingkat
informasi- satu pada tingkat informasi- satu pada tingkat butir berita yang
terpisah dan yang lain pada keseluruhan ‘paket’ berita (halaman surat kabar
atau “buletin” berita radio atau televisi). Aspek penting bentuk berita yang
kedua berkaitan dengan indikasi ketertiban dan sarana menata keseluruhan.
Daptar Pustaka
·
McQuail,
Denis., Teori Komuniskasi Massa,
Post a Comment