“Umatku (orang) yang
paling sayang kepada umatku adalah Abu Bakar, yang paling keras dalam
menjalankan perintah Allah adalah Umar, yang paling memiliki sifat malu adalah
Utsman, yang paling fasih membaca kitab Allah ta‘ala adalah Ubay bin Ka’ab,
yang paling tahu tentang ilmu faraidh (pembagian warisan) adalah Zaid bin
Tsabit, dan yang paling mengetahui yang halal dan yang haram adalah Mu‘adz bin
Jabal. Ketahuilah, setiap umat memiliki orang yang terpercaya dari umat ini
adalah Abu Ubaidah bin Jarah.
Allah yang Maha Baik
itu sengaja menciptakan alam semesta sebagai wahana bagi kita untuk
mengembangkan potensi diri dan hati nurani, sehingga seiring berjalannya sang
waktu kita akan memahami apa yang menjadi panggilan suci hidup kita. Bila kita
melakukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan hobi dan kesenangan kita,
kemungkinan besar akan menghasilkan suatu etos kerja yang lebih produktif dan
konstruktif. “Berusaha mengenali potensi diri adalah aktualisasi diri yang
dibuat nyata.” Ungkap Kahlil Gibran.
Tidaklah sulit bagi
kita yang ingin mendeteksi potensi kecerdasan yang dititipkan Allah kepada
kita. Salah satu caranya, dengan menganalisis kegiatan yang membuat kita sangat
bahagia bila sedang melakukannya. Misalnya hobi memasak, bercocok tanam,
berternak hewan, bertukang, berolahraga, membaca buku, menulis, berkemah,
panjat tebing, senang melawak, menyanyi, bermain musik, melukis, menari, berdiskusi,
menjadi tenaga suka rela menolong sesama, adalah beberapa contoh kegiatan yang
menjadi pilihan seseorang mengisi waktu senggangnya. Semua bentuk kegiatan
yang menjadi pilihan kita dalam mengisi waktu senggang, kemungkinan besar
perilaku tersebut dilakukan berdasarkan kesenangan yang bersumber dari
potensi diri dan hati nurani terdalam kita. Hal itu dapat dikategorikan salah
satu bentuk sederhana mendeteksi potensi unik yang terpendam dalam diri.
Ada beberapa pertanyaan
mendasar yang perlu kita perhatikan untuk memudahkan kita mendeteksi serta
menganalisis potensi unik diri kita yang masih terkubur. Misalnya kita
mempunyai hobi bercocok tanam. Maka untuk mengetahui secara mendalam, apakah
kita benar-benar memiliki hobi bercocok tanam, kita dapat mengajukan beberapa
pertanyaan pada diri kita guna membantu mengenali potensi kita, di antaranya;
• Apakah pada saat bercocok tanam, saya
benar-benar merasakan kenikmatan yang tak terhingga?
• Kenapa saya begitu tertarik mengisi waktu
senggang saya dengan bercocok tanam?
• Mungkinkah hobi bercocok tanam ini menjadi
sumber penghasilan hidup saya?
• Bagaimana caranya agar saya dapat
meningkatkan kemampuan bercocok tanam?
• Ketrampilan apa saja yang mesti saya kuasai
dan tingkatkan agar hobi bercocok tanam ini menjadi lebih berkembang?
• Apakah ada banyak entrepreneur yang sukses
karena bergelut dengan dunia bercocok tanam?
Tentu akan menjadi
kebahagian yang sulit dilukiskan dengan kata-kata, apabila kita dapat mengisi
sisa masa hidup ini dengan memanfaatkan potensi kecerdasan yang dianugerahkan
Sang Khalik kepada kita. Terlebih lagi hampir sebagian besar kita menekuni
suatu profesi yang tidak selaras dengan hobi kita. Sebagaimana yang diungkapkan
Winter R. “Seorang dewasa rata-rata hanya menggunakan
dengan sungguh-sungguh sepersepuluh ribu dari potensi kecerdasannya selama ia
hidup.” Hal itulah terkadang menjadi faktor utama yang menyebabkan kita tidak
berhasil menemukan ketajaman daya kreatif imajenatif dalam melakukan suatu
pekerjaan.
Potensi kecerdasan yang
Allah anugerahkan kepada kita memang dapat menjadi faktor penentu keberhasilan
kita. Namun ia bukan segalanya, karena tanpa didukung dengan semangat terus
memperbaiki (sabar), berjuang tanpa henti (istiqamah), serta visi dan misi yang
kuat boleh jadi akan berujung pada kemandulan. Kita seringkali terkecoh dengan
kehandalan pemain sepak bola di lapangan hijau. Para penonton umumnya fokus
pada kepiawaian pemain dalam memainkan si kulit bundar. Namun mereka (para
penonton) kurang memperdulikan bahwa di balik kesuksesan besar itu, terdapat
proses yang panjang. Sebelum seseorang menjadi tokoh terkemuka, intelektual
terpandang, entrepreneur sukses, artis populer, seniman kawakan, mereka
mengalami metamorfosis kepompong setelah itu barulah mereka menjadi kupu-kupu
yang indah.
Allah menciptakan kita
dengan sejumlah potensi unik yang beraneka ragam. Maka tugas kita adalah
mengenali serta menggali potensi unik yang masih tersembunyi dalam diri kita.
Karena melakukan sesuatu berdasarkan potensi unik dan hati nurani, merupakan
sesuatu yang fundamental dalam kehidupan kita. Apabila kita sudah tidak lagi
merasakan kebahagian dengan kegiatan kita saat ini, boleh jadi kita melakukan
suatu kegiatan yang tidak sesuai dengan potensi unik yang ada dalam diri kita.
Maka untuk itulah, mari kita buka kembali lembaran sejarah hidup kita. Dan
telusurilah kegiatan apa saja yang pernah membuat kita begitu bergairah bila
melakukannya.
Potensi yang dimiliki
seseorang tidak mesti sesuatu yang terlihat hebat dan dahsyat. Hal-hal yang
bagi sebagian orang merupakan tindakan sederhana bisa juga disebut potensi.
Seorang ibu yang merawat anaknya dengan telaten, seseorang yang dapat membuat
orang lain merasa bahagia atau memperdulikan lingkungan sekitar, juga merupakan
bagian dari potensi yang ada pada diri kita. Bahkan kemampuan kita untuk dapat
tersenyum terhadap orang yang pernah memusuhi kita juga merupakan bagian dari
potensi diri. Jadi apapun kondisi kita saat ini, tidak perduli kita terlahir
darimana, kita pasti bisa melejitkan potensi diri kita.
Mendeteksi
Potensi Diri
• Tidaklah sulit bagi kita yang ingin
mendeteksi potensi kecerdasan yang dititipkan Allah kepada kita. Salah satu
caranya, dengan menganalisis kegiatan yang membuat kita sangat bahagia bila
sedang melakukannya.
• Semua
bentuk kegiatan yang menjadi pilihan seseorang dalam mengisi waktu senggangnya
kemungkinan besar prilaku tersebut dilakukan berdasarkan kesenangan yang
bersumber dari potensi diri dan hati nurani terdalamnya.
• Melakukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan
hobi dan kesenangan kita akan menghasilkan suatu etos kerja yang lebih
produktif dan konstruktif.“
Mungkin saja saat ini Anda sudah berhasil
mencapai puncak kesuksesan. Namun cobalah tanyakan pada diri Anda, apakah Anda
sudah menemukan potensi diri Anda? Tentu kurang membahagiakan bila Anda tidak
pernah melakukan sesuatu sesuai dengan potensi yang Tuhan anugerahkan kepada
Anda.” (Joseph
Campbel)
sukses terus juragan...
ReplyDeletesiiiiiiiiiiiiip bro..g ada alasan tuk g success..karena hidup singkat..terlalu indah untuk di sia-siakan..semgat bro....
ReplyDelete