A.
Macam-Macam
Jihad
Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah jihad
meliputi; Pertama, Jihad hawa nafsu,
yaitu melawan hawa nafsu agar manusia berkeinginan mempelajari ajaran-ajaran ,
mengamalkan, dan menyebarkan Islam pada orang lain, serta bersikap sabar dalam menghadapi tantangan-tantangan dakwah. Kedua, Jihad melawan syetan, yaitu upaya
maksimal untuk menangkis pemikiran-pemikiran yang merusak iman. Ketiga, Jihad melawan orang-orang kafir,
yaitu mengerahkan segala kekuatan untuk menghancurkan musuh-musuh Allah.
1. Jihad Perang Sebagai Upaya Mempertahankan Diri
Dalam al-Qur’an, Allah mengizinkan
kaum Muslim untuk bertempur (qatala)
atau melancarkan perang (harb)
sebagai tindakan pertahanan atau respon terhadap penganiayaan dan serangan yang
dilakukan kaum kafir. Sebagaimana yang dikemukakan Allah dalam al-Qur’an Surat
al-Baqarah [2]: 190, “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi
kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
2.
Jihad Melawan Hawa Nafsu
Jihad Melawan hawa nafsu disebut juga
juga jihad akbar, karena lebih sulit
dilakukan. Keakbarannya didukung oleh sebuah hadits dari Rasulullah Saw, “Musuh terbesar bagimu adalah hawa nafsumu,
yang menekanmu dari dua sisi.”[1] Selain
itu, jihad jenis ini mengisyaratkan perjuangan terus-menerus dan dampaknya yang
besar (yang selalu ditentukan oleh niat dan keikhlasan: dua kualitas yang
dimiliki oleh jiwa yang sempurna).
Disamping bertujuan untuk menyucikan
hati, jihad akbar juga berfungsi untuk membersihkan jiwa dari dorongan-dorongan
yang merusak, semisal hawa nafsu dan amarah. Itu dilakukan tidak dengan
meniadakan apa yang ada di dalam hati, melainkan dengan menundukkan dan
mentransformasikan sifat-sifat rendah tersebut hingga mencapai satu titik
keseimbangan dan hanya teraktualisasi dalam cara yang tidak bertentangan dengan
hukum Ilahiah.[2]
Nabi Yusuf diabadikan al-Qur’an ucapannya, sebagaimana yang termaktub
dalam al-Qur’an Surat, Yusuf [12]: ayat ke-53;
*
!$tBur ä—Ìh�t/é& ûÓŤøÿtR
4
¨bÎ)
}§øÿ¨Z9$# 8ou‘$¨BV{
Ïäþq�¡9$$Î/ žwÎ) $tB
zOÏmu‘ þ’În1u‘ 4 ¨bÎ) ’În1u‘
Ö‘qàÿxî
×LìÏm§‘
ÇÎÌÈ
“Dan aku tidak
membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”
3. Berjihad Menghadapi Syetan
Syetan adalah nama yang paling populer
di antara nama-nama si perayu kejahatan. Begitu populernya sehingga menyebut
namanya saja, terbayanglah, kejahatan itu. Nama syetan dikenal dalam ketiga
agama samawi; Yahudi, Nasrani, dan Islam. Konon kata setan berasal dari bahasa Ibrani,
yang berarti “lawan/musuh”. Tetapi, barangkali juga berasal dari bahasa Arab, syaththa yang berarti “tepi”, dan syatha yang berarti “hancur dan
terbakar”, atau syathatha yang berarti “melampaui batas.”
Ketika Syetan dikutuk Tuhan, ia
bersumpah di hadapan-Nya, sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an Surat.
al-A’raf [7]: ayat ke-16-17:
tA$s% !$yJÎ6sù ‘ÏZoK÷ƒuqøîr& ¨by‰ãèø%V{ öNçlm;
y7sÛºuŽÅÀ tLìÉ)tFó¡ãKø9$#
ÇÊÏÈ
“Iblis
menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar
akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.”
§NèO
Oßg¨Yu‹Ï?Uy .`ÏiB Èû÷üt/
öNÍk‰É‰÷ƒr& ô`ÏBur
öNÎgÏÿù=yz
ô`tãur öNÍkÈ]»yJ÷ƒr& `tãur öNÎgÎ=ͬ!$oÿw¬ ( Ÿwur ߉ÅgrB
öNèdt�sVø.r& šúïÌ�Å3»x© ÇÊÐÈ
Post a Comment