Nabi Idris a.s. BAB I

A. Pendahuluan

(56). dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. (57). dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.

 (QS. Maryam [19]: 56-57)

Idris a.s. adalah salah seorang rasul yang diceritakan Allah dalam Al- Qur'an yang disebutkan dalam beberapa surat. Beliau termasuk rasul yang wajib diimani oleh setiap muslim secara rinci yakni wajib meyakini kenabian dan kerasulannya dengan pasti, karena Al-Qur'an telah menyebutkan namanya dan menceritakan tentang kepribadiannya lalu diberinya predikat dengan kenabian dan sikap membenarkannya. Allah menceritakannya melalui firman (yang artinya): "Dan ceritakanlah (wahai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) dalam A1-Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi".

Al-Qur'an tidak menyebutkan secara detail tentang kehidupan dan ajarannya. Juga tidak ada tulisan sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan yang mengisahkan riwayat hidupnya. Keterang­an yang agak jelas tentang kisah Idris ini hanya yang dituturkan dalam kitab Tarikhu al-Hukama yang akan kami kutipkan sebagian.[1]

Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam, putra dari Yarid bin Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin Shiyth bin Adam a.s. yang menjadi keturunan pertama yang diutus menjadi nabi setelah Adam dan Shiyth. Menurut kitab tafsir, beliau hidup 1.000 tahun setelah Nabi Adam wafat.

Menurut buku berjudul The Prophet of God Enoch: Nabiyullah Idris, Idris adalah sebutan atau nama Arab bagi Enoch, nenek moyang Nabi Nuh. Beliau dinyatakan di dalam Al-Quran sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia mengangkatnya ke langit. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris wafat saat beliau sedang berada di langit keempat ditemani oleh seorang malaikat. Beliau hidup sampai usia 82 tahun.

---

[1]Afif Abdu Al-Fatah Thabbarah, Ma’a Al-Anbiya fi Al-Qur’ani Al-Karim, terj. Tamyiez Dery dkk, (Semarang: Toha Putra, Cet. I, 1985), hal. 77.