Greatness is not in where we stand, but in what direction we are moving.
We must sail sometimes with the wind and sometimes against it-but sail we
must, and not drift, nor lie at anchor.
(Oliver
Wendel Holmes)
Terkadang sebagian orang- menjalani
kehidupan yang terjadi kepada mereka mengalir tanpa arah yang jelas. sedikit
sekali yang berani mengambil sikap dan memutuskan apa yang bisa mereka lakukan
untuk perbaikan diri mereka, negara, dan provinsi tercinta Sumatera Selatan.
Mereka tidak tahu kemana akan mengayuh biduk kehidupannya, terkadang didalam
persepsi mereka seolah-olah mereka telah menyeberangi, melintasi, dan
menelusuri seluruh sungai Musi. Namun laksana orang yang lari di tempat,
sebenarnya mereka tidak ke mana-mana. Meminjam istilah John Maxweell, “Sekedar
hidup saja tidaklah cukup”- karena itu wajib hukumnya bagi seluruh masyarakat
Sum-Sel untuk membuat hidup ini lebih bermakna dan berarti meskipun kita
memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itulah saya menulis
sebuah buku sederhana, “Tetaplah Berbinar Sekalipun Langit Runtuh Esok Hari”, Buku ini saya tulis
untuk saudara-saudaraku di Sum-Sel.
Beberapa pengajaran praktis dan menggugah kesadaran untuk
saudara-saudaraku di Sum-Sel yang terdapat dalam buku
saya , “Tetaplah Berbinar Sekalipun Langit Runtuh Esok Hari” di antaranya:
v
B Berpikir Positif
Berpikir positif memang
tidak langsung menghasilkan kebahagiaan, kesenangan, kelulusan dan prestasi
puncak. Tetapi berpikir positif merupakan tahap awal untuk memperoleh semua
‘kemenangan’ itu. Dalam disiplin ilmu psikologi dijelaskan bahwa proses
terjadinya sebuah tindakan yang dilakukan seseorang berawal dari proses
kognitif (berpikir), afektif (perasaan), dan psikomotorik (proses terjadinya sebuah
tindakan). Kita dapat menganalogikan,
apabila seseorang mengalami frustasi, keputus-asaan, kecewa dan kesedihan-
boleh jadi semua itu terjadi karena ia sering berpikir negatif sehingga prilaku
yang dihasilkan menyakitkan dan menyesakkan dada. Oleh karena itu untuk
menciptakan situasi yang positif haruslah
dibangun dari pola pikir yang positif. Sebagaimana yang diungkapkan Jalaluddin
Rumi, “Engkau adalah apa yang engkau pikirkan, saudaraku, selebihnya adalah
tulang dan serat. Jika engkau memikirkan bunga mawar, engkau adalah mawar
kebun, jika engkau pikir engkau adalah onak, engkau adalah bahan bakar tungku”.
v Memperjelas Tujuan Hidup.
Seseorang yang hidup tanpa tujuan
laksana kapal tanpa nahkoda, ia tidak tahu ke arah mana hendak berlayar serta mudah
terombang ambing. Sebaliknya hidup yang memiliki tujuan adalah hidup yang
memiliki arah yang jelas. Bila seseorang telah memiliki tujuan dalam hidupnya,
maka ia berani membuat komitmen untuk mencapai suatu cita-cita yang menjadi
tujuannya. Hal itu juga menuntut ia berani mengambil tanggungjawab, kerja keras
serta semangat pantang menyerah. Menurut Brian Tracy, “kesuksesan sama dengan
pencapaian tujuan, yang lain hanya penjelasan”. Seluruh makhluk ciptaan Allah
dimuka bumi tidaklah diciptakan untuk tujuan yang sia-sia, melainkan untuk
tujuan yang khusus dan otentik. Sebagaimana yang dikemukakan Allah dalam
firmannya, “Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar
dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya dan mereka tidak akan
dirugikan.” (QS. al-Jâsiyah (Yang Berlutut) [45]: 22). Jadi, agar hidup kita
selalu bermakna dan penuh arti milikilah tujuan yang spesifik dan khusus.
Mengubur Rasa Takut.
Jika kita belum mencapai keberhasilan
yang kita harapkan, boleh jadi kita terlalu takut melakukan perubahan dan tindakan. Oleh karena itulah, kita harus membulatkan tekad untuk menaklukan
ketakutan yang bersarang dalam diri kita. Andrew Matthews mengingatkan, “satu-satunya yang
harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri.” Ketakutan membuat kehidupan kita menjadi sempit,
kerdil dan mudah frustasi. Sebagai umat muslim- kita tidak boleh terkungkung dengan rasa takut.
Sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam al-Qur’an; “Janganlah kamu merasa takut
dan janganlah kamu merasa sedih: dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh)
surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fush-shilat (Yang dijelaskan)
[41]: 30)
Tidak ada yang perlu ditakutkan dalam
kehidupan ini kecuali kemurkaan Allah. Kita hanya perlu untuk menyadari bahwa
ketakutan pertanda kedha‘i-fan kita sebagai hamba Allah. Rentangkanlah wawasan
kita untuk memahami arti keberanian melalui pengajaran Allah lewat rasa
ketakutan. Jangan tunda lagi untuk segera mengambil buahnya karena kalau tidak
ia akan segera membusuk. Maka tatkala kita berhasil menyelami makna dibalik
ketakutan niscaya kita akan dianugerahi cahaya terang untuk menghadapinya.
v Mendeteksi Potensi
Diri.
Mungkin sebagian kita suka
mengeluhkan pekerjaan yang membosankan. Kemungkinan besar penyebabnya adalah
karena kita bekeja hanya sekedar mempertahankan hidup. Namun renungkanlah,
pekerjaan yang kita lakoni saat ini, apakah sesuai dengan potensi unik yang
kita miliki atau sebaliknya. Menurut Abraham Maslow puncak kebutuhan manusia
adalah aktualisasi diri dimana keberadaannya sebagai bagian dari masyarakat
diperhitungkan. Hal itu dapat dicapai bila kita melakukan sesuatu sesuai dengan
potensi unik yang Allah titipkan pada kita. Setiap orang mempunyai keunikan dan
potensi diri yang berbeda-beda. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah, “Umatku
(orang) yang paling sayang kepada umatku adalah Abu Bakar, yang paling keras
dalam menjalankan perintah Allah adalah Umar, yang paling memiliki sifat malu
adalah Utsman, yang paling fasih membaca kitab Allah ta‘ala adalah Ubay bin
Ka’ab, yang paling tahu tentang ilmu faraidh (pembagian warisan) adalah Zaid
bin Tsabit, dan yang paling mengetahui yang halal dan yang haram adalah Mu‘adz
bin Jabal. Ketahuilah, setiap umat memiliki orang yang terpercaya dari umat ini
adalah Abu Ubaidah bin Jarah. (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Baihaqi, Thabrani, Ibnu Hibban). Jadi, tugas
kita adalah melejitkan potensi diri, agar meraih prestasi puncak baik di dunia
maupun diakhirat.
Saya berharap semoga buku sederhana ini dapat menjadi energi positif yang membuat kita warga Sumatera Selatan selalu
berstamina dan bersemangat dalam mencari ridha Allah serta mewujudkan mimpi
indah kita masing-masing. Izinkanlah saya mengajak sahabat-sahabatku warga Sumatera Selatan untuk
melibatkan semua institusi yang ada dalam diri kita baik itu logika, hati,
mental, emosi serta memohon petunjuk kepada Sang khalik. Dengan harapan agar
kita mendapat bimbingan dan petunjuk-Nya dalam setiap mencari solusi terbaik
terhadap masalah yang kita hadapi. Karena tanpa bimbingan dan petunjuk
dari-Nya, Sehebat apapun upaya kita, akan berujung pada kehampaan spiritual dan
kekosongan makna. Buku ini tidak hanya
terfokus pada bagaimana
kiat-kiat terbebas dari penderitaan, tetapi lebih banyak ke arah penyadaran
kembali akan nilai-nilai spiritual yang erat kaitannya dengan kesuksesan dan
kebahagiaan hidup.
Post a Comment