Ketika memperoleh banyak Cinta dari sahabat-sahabat mungilmu- itu
sungguh luar biasa.
Pada suatu hari, pada
saat pulang kampung, aku sempatkan membawa beberapa buku kuliahku. Secara tanpa
sengaja- buku-bukuku terlihat oleh beberapa sabahat kecilku. Aku tertegun
mereka begitu gembira melihat buku-bukuku. Padahal buku-buku itu, bukan
konsumsi anak kecil seusia mereka. Satu sisi aku senang, tetapi di sisi lain
sebenarnya aku menangis pilu dalam hati.
Mereka punya rasa ingin
tahu yang kuat, tetapi lingkungan tempat mereka tumbuh sanagat tidak mendukung.
Sarana dan prasana juga tidak ada, orang-orang dewasa di sekitar mereka- sibuk
dengan keperluan dan urusan mereka masing-masing. Aku merasa simpati dan
kasihan dengan mereka. Tetapi apalah artinya semua itu- kalau aku tidak berbuat
apa-apa untuk mereka.
“Ah kenapa selama ini
aku begitu egois, hanya memikirkan diriku sendiri. Padahal sejauh ini aku bisa
tumbuh dan berkembang meskipun dengan banyak keterbatasan- berkat jasa dan
bantuan orang lain. Lagi pula, apa arti
dan makna hidup ini kalau hanya mengejar kekayaan, kekuasaan, dan mengharapkan
penghormatan orang.” Gumamku dalam hati terdalam.
Hidupku Cuma sekali aku
ingin punya arti dan makna bagi orang lain. Berangkat dari situasi itulah, aku
ingin menjadi bagian dari anak-anak kecil di desaku turut merajut mimpi dan
harapan bersama mereka. Aku bermimpi suatu hari di desa kami- akan ada anak-anak
yang belajar ke Amerika, Australisa, dan Inggris, bahkan di ujung dunia
sekalipun.
Oleh karena itu, kelak setelah aku selesai kuliah- dengan
kemampuan bahasa inggrisku seadanya aku INGIN BELAJAR DAN TUMBUH BERSAMA MEREKA.
Post a Comment