Sumber Gambar: |
Alwi Shihab dengan menggunakan kacamata agama dalam bukunya “Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka dalam
Beragama”[1]
menyatakan bahwa agama Islam menghargai perbedaan-perbedaan dari setiap agama.
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar dan keenam
dalam luas wilayah, merupakan rumah bagi populasi muslim terbesar di dunia.
Dengan perbedaan suku dan keyakinan beragamanya, Indonesia disifati oleh
tradisi pluralisme yang luar biasa. Dengan adanya karakter mozaik latar
belakang budaya Indonesia, rakyat Indonesia telah hidup dalam tatanan kerukunan
dan keharmonisan yang baik. Tentu saja muncul konflik, tetapi segera dapat
diselesaikan dalam semangat hubungan persaudaraan.
Melihat kenyataan bahwa Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas
penduduk Indonesia, tentunya baik nilai-nilai universalitas dan pandangan
pluralistis Islam telah menyumbang banyak untuk membangun falsafah hidup umat
Islam vis a vis agama-agama
lainnya. Kesantunan budaya muslim Indonesia sama sekali tidak dapat dipisahkan
dari ajaran Al-Qur’an yang memerintahkan setiap orang beriman untuk menghargai
satu sama lain atas dasar kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (QS. Ali
Imran,[ 3]: 64). Toleransi dan pemahaman Muslim di Indonesia tentunya juga
diilhami oleh ayat “Untukmu Agamamu
dan untukku agamaku”[2]
Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa dalam masyarakat yang pluralistik, semua agama
dapat hidup damai secara berdampingan, dengan sikap saling menerima dan kreatif
melebihi toleransi semata. Yang tidak kalah menariknya adalah, bahwa sikap
eksklusivisme agama tidak sesuai dengan jiwa dan pandangan Islam.[3]
Post a Comment