Sumber Gambar: www.hidayatullah.com

Berkaitan dengan pengembangan Ekonomi keummatan, Ahmad Sanusi menginginkan ekonomi berdasarkan koperasi. Sedangkan pengumpulan modalnya dikumpulkan dari iuran masyarakat, modal dikelola untuk kepentingan masyarakat, dengan masyarakat sebagai pasar. Cita-cita koperasi ini ia sampaikan dalam perhimpunan AII (Al-Ittihadiat Al-Islamiyah), sehingga di akomodir dalam Anggaran Dasar perhimpunan AII (Al-Ittihadiat Al-Islamiyah) yang dituangkan pada pasal 3 ayat (f), yaitu:
“Perhimpoenan al-Ittihadiyatoel Islamiyah akan mengadakan Baitoelmall (koempoelan wang modal) jang masoednja hendak memberikan pertolongan kepada lid-dlinja oentoek perniagaan dan peroesahaanja, jaitoe mengadakan perbagai barang jang menjadi keperloeannja, baik dengan pembajaran kontan, maoepoen dengan tjitjilan. Terhadap koperasi-koperasi jang didirikan oleh kaoem al-Ittihadijaoel Islamijjah, maka baetoel peola sebagai verkop centrale.[1] Untuk mewujudkan hal tersebut ia membentuk lembaga permodalan yang diberi nama N.V. Handel Maatschappij Baetalmal pada 30 Maret 1938.”[2]

              Gagasan ekonomi keummatan yang berbentuk koperasi ia kemukakan pada tahun 1915, dan dipertegas kembali pada tahun 1935 sebagaimana tercantum dalam majalah bulanan (maanblad) at-Tabligoel Islami terbitan perdana, yaitu dengan mengutip kitab Nidham al-‘Alam wal umam (Pengorganisasian Semesta Bangsa) Juz 2 h. 153. “I’lam anna dun-ya wad-din la yashluhani illah biwujudi arba’ata asy-ya: azzira’atu, wat-tijaratu, washina’atu, wasiyasatu” yang berarti bahwa urusan dunia dan agama hanya bisa tegak bila ditopang dengan empat soko guru: pertanian, perdagangan, industri, dan politik. Pertama, pertanian adalah ekonomi hulu dan utama. Bertani atau mengolah kekayaan alam untuk bertahan hidup, dapat dilakukan oleh siapapun. Kedua, perdagangan dilakukan, apabila terjadi surplus bidang pertanian. Ketiga, industri untuk meningkatkan nilai tambah dengan cara mengubah hasil alam menjadi barang. Keempat, politik adalah untuk menentukan bidang pertanian, perdagangan dan industri.[3]



[1]Ahmad Sanusi, Al-Hidajaatul Isamijjah,  No  6, (Batavia Centrum: 31 Maart 1932/Zoelkaida 1350), h. 221.
[2] Ibid., h. 222.
[3]Ibid., h. 221-22.

Post a Comment

 
Top