Sumber Gambar: |
Suyuti Pulungan memberikan argumen-argumen dan dasar-dasar tentang ide
universalisme Islam baik secara historis, sosiologis maupun secara teologis dan
substansi ajarannya antara lain dapat dilihat dari beberapa segi. Pertama,
pengertian perkataan Islam itu sendiri, yaitu sikap pasrah kepada Tuhan yang
merupakan tuntutan alami manusia. Ini berarti agama yang sah adalah agama yang
mengajarkan sikap pasrah kepada Maha Satu Yang Benar, Sang Pencipta, Allah Swt.
Tuhan Yang Maha Esa. Beragama tanpa sikap pasrah kepada Tuhan adalah tidak
sejati.[1] Karena
itulah agama yang dibawa Nabi Muhammad disebut din al-Islam (agama yang
mengajarkan ketundukan, kepatuhan atau ketaatan sebagai sikap pasrah kepada
Tuhan). Namun ia tidak tampil sendirian dalam sejarah kemanusiaan, melainkan
muncul dalam serangkaian dengan agama-agama al-Islam lainnya yang lahir
terdahulu. melainkan muncul dalam serangkaian dengan agama-agama al-Islam
lainnya yang lahir terdahulu. melainkan muncul dalam serangkaian dengan
agama-agama al-Islamlainnya yang lahir terdahulu.[2]
Kedua, Merupakan kenyataan bahwa Islam adalah agama yang paling banyak mempengaruhi hati dan pikiran berbagai ras,
bangsa dan suku dengan kawasan yang cukup luas hampir meliputi semua ciri
klimatologis dan geografis dan di dalamnya terdapat kemajemukan rasial dan
budaya. Ia bebas dari klaim-klaim eksklusifitas dan linguistis.[3]
Ketiga, Islam berurusan dengan alam kemanusiaan. Karenanya
ia ada bersama manusia tanpa pembatasan ruang dan waktu.[4] Karena
itu pula nash-nash ajarannya berbicara kepada hati dan akal manusia. Ia lahir
untuk memenuhi spiritualitas dan rasionalitas manusia, dua unsur yang dimiliki
oleh setiap diri pribadi.
Keempat, karakteristik dan kualitas dasar-dasar ajaran Islam
itu sendiri. Karaktistik dan kualitas dasar-dasar ajaran Islam yang mengandung
nilai-nilai universal antara lain berkaitan dengan tauhid, etika dan moral,
bentuk dan sistem pemerintahan, sosial politik dan ekonomi, partisipasi demokrasi
(musyawarah), keadilan sosial, perdamaian, pendidikan dan intelektualisme, etos
kerja, lingkungan hidup dan sebagainya.[5]
[1]QS. Ali Imran,[3]:19,
85
[2] Lihat J. Suyuthi
Pulungan, Universalisme Islam, (Jakarta: PT. Moyo Segoro Agung, 2002),
Cet. II, h.3.
[3] Nurcholis Madjid, Islam: Doktrin dan Peradaban, (Jakarta:
Paramadina, 1992), h. 425-426.
[5] J. Suyuthi Pulungan, Universalisme
Islam....., h. 5
Post a Comment