Sumber Gambar: kota-manggaku.blogspot.com

Suyuti Pulungan memberikan argumen-argumen dan dasar-dasar tentang ide universalisme Islam baik secara historis, sosiologis maupun secara teologis dan substansi ajarannya antara lain dapat dilihat dari beberapa segi. Pertama, pengertian perkataan Islam itu sendiri, yaitu sikap pasrah kepada Tuhan yang merupakan tuntutan alami manusia. Ini berarti agama yang sah adalah agama yang mengajarkan sikap pasrah kepada Maha Satu Yang Benar, Sang Pencipta, Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa. Beragama tanpa sikap pasrah kepada Tuhan adalah tidak sejati.[1] Karena itulah agama yang dibawa Nabi Muhammad disebut din al-Islam (agama yang mengajarkan ketundukan, kepatuhan atau ketaatan sebagai sikap pasrah kepada Tuhan). Namun ia tidak tampil sendirian dalam sejarah kemanusiaan, melainkan muncul dalam serangkaian dengan agama-agama al-Islam lainnya yang lahir terdahulu. melainkan muncul dalam serangkaian dengan agama-agama al-Islam lainnya yang lahir terdahulu. melainkan muncul dalam serangkaian dengan agama-agama al-Islamlainnya yang lahir terdahulu.[2]
Kedua, Merupakan kenyataan bahwa Islam  adalah agama yang paling banyak  mempengaruhi hati dan pikiran berbagai ras, bangsa dan suku dengan kawasan yang cukup luas hampir meliputi semua ciri klimatologis dan geografis dan di dalamnya terdapat kemajemukan rasial dan budaya. Ia bebas dari klaim-klaim eksklusifitas dan linguistis.[3]
Ketiga, Islam berurusan dengan alam kemanusiaan. Karenanya ia ada bersama manusia tanpa pembatasan ruang dan waktu.[4] Karena itu pula nash-nash ajarannya berbicara kepada hati dan akal manusia. Ia lahir untuk memenuhi spiritualitas dan rasionalitas manusia, dua unsur yang dimiliki oleh setiap diri pribadi.
Keempat, karakteristik dan kualitas dasar-dasar ajaran Islam itu sendiri. Karaktistik dan kualitas dasar-dasar ajaran Islam yang mengandung nilai-nilai universal antara lain berkaitan dengan tauhid, etika dan moral, bentuk dan sistem pemerintahan, sosial politik dan ekonomi, partisipasi demokrasi (musyawarah), keadilan sosial, perdamaian, pendidikan dan intelektualisme, etos kerja, lingkungan hidup dan sebagainya.[5]


[1]QS. Ali Imran,[3]:19, 85
[2] Lihat J. Suyuthi Pulungan, Universalisme Islam, (Jakarta: PT. Moyo Segoro Agung, 2002), Cet. II, h.3.
[3] Nurcholis Madjid,  Islam: Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Paramadina, 1992), h. 425-426.
[4]Ibid., h. 426
[5] J. Suyuthi Pulungan, Universalisme Islam....., h. 5

Post a Comment

 
Top