Sumber Gambar: http://www.bp.com/en/global/corporate/press/social-media.html |
A.
Latar
Belakang
Salah
satu dari berbagai upaya yang dilakukan itu adalah dengan melakukan komunikasi
yang baik. Komunikasi dikatakan baik apabila komunikasi itu efektif. Salah satu
indikator keefektifan komunikasi adalah apabila memenuhi sejumlah syarat
tertentu, dimana salah satunya adalah komunikasi yang mampu menimbulkan
kesenangan diantara pihak yang terlibat di dalamnya.
Upaya
untuk menimbulkan rasa kesenangan saat berkomunikasi itu adalah dengan
menggunakan apa yang disebut dengan komunikasi fatis, suatu kondisi dimana
komunikasi yang berlangsung tidak bertujuan untuk memperoleh suatu informasi
yang berarti melainkan hanya untuk menimbulkan kesenangan diantara pihak yang terlibat
didalamnya semata. Misalnya seseorang menanyakan kabar dari lawan bicaranya maka
sebenarnya hal itu hanya merupakan basa-basi saja. Seseorang itu tidak
bermaksud benar-benar ingin mencari tahu bagaimana kabar lawan bicaranya melainkan
hanya ingin menimbulkan suasana keakraban semata.
Komunikasi
fatis sebenarnya mencakup seluruh ruang lingkup komunikasi. Jika tadi telah
disinggung mengenai sapaan untuk menanyakan kabar seseorang yang merupakan
salah satu bentuk komunikasi verbal maka sentuhan di pundak atau di punggung
lawan bicara juga dapat mengekspresikan gaya komunikasi fatis namun dalam
bentuk nonverbal.
Komunikasi
nonverbal adalah proses penyampaian pesan melalui gerakan-gerakan tubuh,
ekspresi wajah, kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut,
dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi,
penekanan, kualitas suara, gaya emosi, gaya berbicara dan bahasa tubuh kepada
orang lain.
Dengan
demikian hal tersebut membuat penyusun memiliki inisiatif untuk menguraikan
beberapa pembahasan mengenai komunikasi nonverbal dalam makalah ini.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
penguraian latar belakang di atas maka penyusun menguraikan rumusan-rumusan
masalah :
1. Apa
yang dimaksud dengan komunikasi nonverbal ?
2. Apa
karakteristik komunikasi nonverbal ?
3. Bagaimana
bentuk-bentuk komunikasi nonverbal ?
4. Bagaimana dimensi-dimensi komunikasi nonverbal ?
5. Apa
fungsi-fungsi komunikasi nonverbal ?
6. Bagaimana
cara meningkatkan komunikasi nonverbal ?
C.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
penguraian rumusan masalah di atas maka penyusun menguraikan tujuan penulisan :
1. Memahami
pengertian komunikasi nonverbal.
2. Memahami
karakteristik komunikasi nonverbal.
3. Memahami
bentuk-bentuk komunikasi nonverbal.
4. Memahami dimensi-dimensi komunikasi nonverbal.
5. Memahami
fungsi-fungsi komunikasi nonverbal.
6. Memahami
cara meningkatkan komunikasi nonverbal.
A.
Komunikasi
Nonverbal
1.
Pengertian Komunikasi
Nonverbal
Istilah komunikasi berasal dari
bahasa latin “communication”yang
berarti pemberitahuan atau pertukaran. Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai
hubungan atau kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah hubungan, ada juga yang mengartikan saling
tukar-menukar pikiran atau pendapat.
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi
yang menggunakan isyarat bukan kata-kata.[1]Menurut
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan
(kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting
komunikasi yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh
individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima.[2]
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal
biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat,
dan tidak menyamakan komunikasi nonverbal dengan komunikasi nonlisan.
Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi
nonverbal karena menggunakan kata sedangkan intonasi dan gaya berbicara
tergolong sebagai komunikasi nonverbal.
Komunikasi nonverbal adalah proses
penyampaian pesan melalui gerakan-gerakan tubuh, ekspresi wajah, kontak mata,
penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya,
simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas
suara, gaya emosi, gaya berbicara dan bahasa tubuh kepada orang lain.
2.
Karakteristik
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal
memiliki beberapa karakteristik :[3]
a.
Komunikasi nonverbal
memiliki saluran lebih dari satu dan dapat dilakukan secara bersamaan pada
waktu yang sama. Contohnya isyarat dari Sari menunjukkan sesuatu melalui ibu
jari dan berkata “itu” sehingga kita dapat melihat dan mendengar.
b.
Komunikasi nonverbal
bersifat analog
Analog adalah tidak
berbahasa dan lebih banyak menggunakan jasmani. Kebanyakan orang tidak
menggunakan ekspresi wajah tetapi lebih cenderung menggabungkan gerakan wajah.
Contohnya pada pertunjukkan pantomim.
c.
Komunikasi nonverbal
sangat ideal untuk mengekspresikan emosi. Contohnya menutup pintu ketika
keadaan hati sedang marah.
3.
Bentuk-Bentuk
Komunikasi Nonverbal
Isyarat komunikasi yang
terdiri dari simbol bukan kata-kata :[4]
a.
Kinesik
Kinesik berasal dari bahasa
Yunani “kinesis” yang berarti
gerakan. Ilmu yang mempelajari tentang postur tubuh, gerakan, gesture, dan ekspresi wajah. Ekman dan
Friesen mengkategorikannya berdasarkan fungsi, asal dan makna:
1) Emblems
Gerakan yang
menggantikan kata dan kalimat. Contohnya seperti meletakkan jari telunjuk di
depan mulut yang berarti “harap diam”. Penggunaan emblems harus diperhatikan karena biasanya akan memiliki arti
berbeda di suatu kebudayaan.
2) Ilustrators
Gerakan yang mendampingi
untuk memperkuat pesan verbal. Contohnya seperti menganggukan kepala saat mengucapkan
kata “ya” dan menggelengkan kepala saat berkata “tidak”. Isyarat nonverbal ini
lebih bersifat universal.
3) Affect Displays
Gerakan dari wajah dan
tubuh yang digunakan untuk menunjukkan emosi. Seperti misalnya ekspresi dan
gerakan seseorang yang sedang menyaksikan tim favoritnya memenangkan suatu
pertandingan dan seseorang yang menutup pintu dengan keras ketika sedang marah.
4) Regulators
Gerakan nonverbal yang
mengontrol kecepatan gerakan ketika berkomunikasi. Contohnya melihat jam tangan
ketika bosan dan pergi meninggalkan seseorang saat mengobrol ketika ingin
menghentikan pembicaraan.
5) Adaptors
Gerakan yang mungkin
dilakukan pada waktu pribadi tetapi hanya sebagian dilakukan pada saat berada
di depan publik. Seperti misalnya mengupil pada saat sendirian dan ketika
berada di ruang publik yang dilakukan hanya mengusap hidung.
b.
Penampilan Tubuh
1)
Tipe Tubuh
Tipe tubuh
dikategorikan menjadi tiga :[5]
a) Ectomorph
Memiliki bentuk
badan tinggi, kurus, dan biasanya adalah orang yang lemah. Umumnya seseorang
yang termasuk kategori ini mempunyai sedikit lemak dalam tubuhnya, ukuran
tulang yang kecil, dan kekuatan otot yang rendah.
b) Mesomorph
Memiliki bentuk
badan proposional, berat badan rata-rata, atletis, dan memiliki kekuatan otot yang
cukup.
c) Endomorph
Memiliki bentuk
badan pendek dan bulat.
2) Daya
Tarik Fisik
Kecantikan atau
ketampanan seseorang dapat mempengaruhi kesehariannya. Pada pekerjaan tertentu,
suatu perusahaan membutuhkan seseorang yang memiliki kecantikan atau ketampanan
untuk menunjang pekerjaannya tersebut.
c.
Prosemik
Ilmu
yang menggunakan jarak dan ruang. Hall mengkategorikan jarak menjadi empat :
1) Jarak
Intim
Jarak ini berkisar
antara 18 inchi dan biasanya digunakan kepada orang-orang terdekat saja.
2) Jarak
Personal
Berkisar antara 18
inchi sampai 4 kaki. Umumnya digunakan seseorang pada saat bercakap-cakap.
3) Jarak
Sosial
Berkisar antara 4
hingga 12 kaki. Pada umumnya digunakan di tempat kerja pada waktu yang formal.
Seseorang yang memiliki status tinggi memiliki jarak yang lebih besar.
d.
Kronemik
Kronemik adalah bidang
yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu
dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang cocok bagi suatu aktivitas,
banyaknya aktivitas yang patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta
ketepatan waktu.
e.
Haptik
Bidang yang mempelajari
sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan berupabersalaman, menggenggam tangan, dan
lain-lain.
f.
Paralinguistik
Paralinguistik atau
vokalik adalah ilmu mempelajari suatu ucapan dalam hal berbicara. Isyarat
vokalik adalah semua aspek oral dari suara kecuali kata-kata. Isyarat vokalik
terbagi menjadi :
1)
Pitch
Tinggi rendahnya suatu suara.
2)
Rate
Seberapa
cepat lambat ketika berbicara.
3)
Volume
Keras
lembut dari suara yang dihasilkan.
4)
Suara yang bukan
kata-kata
Seperti
“um”, “hmm”, “e”, “o”, dan lain-lain.
4.
Dimensi-Dimensi
Komunikasi Nonverbal
Menurut
Burgeon kode nonverbal terbagi menjadi beberapa bagian :[6]
a.
Semantik
Mengacu pada
makna dari suatu tanda. Misalnya seorang ibu dengan wajah cemburu meletakkan
jari telunjuknya di depan bibirnya supaya anda berhenti berbicara karena
anaknya sedang tidur.
b.
Sintaktik
Mengacu pada
cara tanda disusun dengan tanda lainnya di dalam sistem. Misalnya orang yang
meletakkan jari telunjuk di depan bibir itu tidak menunjukkan wajah cemberut
tetapi tersenyum sambil berkata dengan suara lembut “maaf, anak saya sedang
tidur”. Di sini gerak tubuh, tanda
vokal, ekspresi wajah dan bahasa menyatu untuk menciptakan makna keseluruhan.
c.
Pragmatik
Mengacu pada
efek atau perilaku yang ditunjukkan oleh tanda sebagaimana contoh orang yang
meminta anda untuk diam namun yang pertama anda terima sebagai menunjukkan
sikap tidak suka (antipati) kepadanya sedangkan lainnya diterima sebagai sikap
yang ramah atau bersahabat.
5. Fungsi-Fungsi
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal
memiliki beberapa fungsi :[7]
a. Repetisi
Pengulangan terjadi ketika verbal memiliki
arti sama dengan nonverbal untuk
mengulangi kembali makna yang
disampaikan dari komunikasi verbal. Contohnya menganggukkan kepala ketika
mengatakan “ya” atau menggelengkan kepala ketika mengatakan “tidak”.
b. Aksentuasi
Penggunaan isyarat
nonverbal untuk memperkuat makna verbal. Misalnya menggunakan gerakan tangan,
nada suara yang melambat ketika berpidato.
c. Komplemen
Komunikasi nonverbal
memiliki fungsi untuk melengkapi pesan verbal. Verbal dan kode nonverbal saling
menambahkan makna satu sama lain. Misalnya anda melambaikan tangan ketika
mengucapkan “selamat jalan”.
d. Kontradiksi
Terjadi ketika pesan
verbal dan nonverbal bertentangan. Seringkali fungsi ini terjadi secara tidak
sengaja. Fungsi kontradiksi ini biasanya digunakan pada saat menyindir atau humor.
Pesan verbalnya menyatakan satu makna, tetapi bahasa nonverbalnya menyatakan
perasaan yang dirasakan sebenarnya. Seperti misalnya seseorang memuji prestasi
temannya tetapi sambil mencibirkan bibir.
e. Substitusi
Komunikasi nonverbal
memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan pada saat seseorang tidak menggunakan
bahasa verbal. Pada beberapa kejadian, pesan nonverbal yang dimaksudkan dalam fungsi sangat jelas. Misalnya seseorang memuji
sesuatu hanya dengan mengacungkan jempol tanpa menggunakan sepatah kata.
f. Regulasi
Komunikasi nonverbal
bertugas untuk memonitor dan mengontrol ketika berinteraksi dengan seseorang.
Contohnya seperti pada saat memberikan kontak mata ketika berbicara dengan
seseorang.
5.
Cara Meningkatkan
Komunikasi Nonverbal
Menurut Lawrence Robinson,
Jeanne Segal, Ph. D., dan Robert Segal, M.A. dalam sebuah artikel ada beberapa
cara untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan komunikasi non verbal :[8]
a. Gunakan
sinyal yang cocok dengan kata-kata yang diucapkan. Seperti menggunakan jari
telunjuk dan berkata “diam”.
b. Arahkan
pesan nonverbal pada konteks yang sedang dialami. Misalnya nada suara ketika berbicara
dengan anak kecil berbeda dengan nada suara ketika berbicara dengan sekumpulan
orang dewasa.
c. Gunakan
bahasa tubuh untuk menyampaikan pesan positif walaupun tidak sedang merasakan. Seperti
jika seseorang sedang merasa gelisah mungkin karena job interview dan presentasi gunakan bahasa tubuh yang positif
untuk menyampaikan untuk menyatakan rasa percaya diri meskipun sebenarnya tidak
merasa percaya diri.
A.
Kesimpulan
Komunikasi
nonverbal adalah proses penyampaian pesan melalui gerakan-gerakan tubuh,
ekspresi wajah, kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut,
dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi,
penekanan, kualitas suara, gaya emosi, gaya berbicara dan bahasa tubuh kepada
orang lain.
Karakteristik komunikasi
nonverbal memiliki saluran lebih dari satu dan dapat dilakukan secara bersamaan
pada waktu yang sama, komunikasi nonverbal bersifat analog, komunikasi
nonverbal sangat ideal untuk mengekspresikan emosi. Isyarat komunikasi
nonverbal terdiri dari kinesik, penampilan tubuh, prosemik, kronemik, haptik,
dan paralinguistik.
Dimensi-dimensi
komunikasi nonverbal seperti semantik, sintaktik dan pragmatik. Fungsi-fungsi
komunikasi nonverbal terdiri dari repetisi, aksentuasi, komplemen, kontradiksi,
substitusi dan regulasi. Selain itu cara meningkatkan kemampuan dalam
berkomunikasi nonverbal menggunakan sinyal yang cocok dengan kata-kata yang diucapkan,
mengarahkan pesan nonverbal pada konteks yang sedang dialami, dan menggunakan
bahasa tubuh untuk menyampaikan pesan positif walaupun tidak sedang merasakan.
B.
Saran
Berdasarkan
penguraian pembahasan tersebut maka sangat diharapkan kepada semua mahasiswa memiliki keterampilan dalam berkomunikasi nonverbal
dan tidak hanya pandai dalam berkomunikasi verbal. Oleh karena itu di dalam
komunikasi verbal terdapat pesan nonverbal yang menjadi cermin dari apa yang
telah dikatakan serta kepribadian dari seseorang. Selain itu kita harus
benar-benar memahami makna dari pesan nonverbal itu sendiri supaya tidak
terjadi kesalahpahaman yang berujung pada hal atau keadaan yang tidak
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, Dedy.2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung
: Remaja Rosdakarya. hlm. 343.
Samovar, A, Larry dan
Porter, Richard E. 1991. Communication
Between Culture. Belmont, California : Wadsworth. hlm. 179.
Pearson, Judy. 2003. Human Communication. New York : Mc Graw
Hill Companies. hlm. 105-106.
Morissan.2013.
Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta : Pranadamedia Group. hlm.
141-143.
http://www.helpguide.org/mental/effectivecommunicationskills.htm. Di akses pada tanggal
18 Oktober 2016 pukul 23.07.
[1] Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 343.
[2]Samovar, A, Larry dan
Porter, Richard E, Communication Between
Culture, (Belmont, California : Wadsworth, 1991), hlm. 179.
[3] Pearson, Judy, Human Communication, (New York: Mc Graw
Hill Companies, 2003) hlm. 105-106.
[4]Morissan, Teori
Komunikasi Individu Hingga Massa ( Jakarta : Pranadamedia Group, 2013) hlm. 141-143.
[5]Ibid, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, hlm. 142.
[6]Ibid, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, hlm. 142.
[7]Ibid, Human Communication, hlm. 104-105.
[8]http://www.helpguide.org/mental/effective_communication
_skills.htm.
Di akses pada tanggal 18 Oktober 2016 pukul 23.07.
Post a Comment