Sumber Gambar: |
Aliran rasionalisme ini berpandangan bahwa
pengetahuan bersumber pada rasio atau akal, ketika memutuskan, menyelesaikan
suatu masalah. Aliran ini berpendapat di dalam rasio terdapat ide-ide dan
dengan itu manusia dapat membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa menghiraukan
realitas di luar rasio.
Akal memperoleh bahan lewat indra,
kemudian diolah oleh akal menjadi
pengetahuan. Rasionalisme mendasarkan metode deduksi, yaitu cara memperoleh
kepastian melalui langkah-langkah metodis yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat umum untuk mendapat kesimpulan
yang bersifat khusus.
Salah
seorang tokoh rasianalis berpengaruh bernama Rene Descartes, membedakan tiga ide yang ada dalam diri
manusia, yaitu:
(a)
ide-ide yang dibawa manusia sejak lahir.
(b) ide-ide yang berasal dari luar diri
manusia.
(c) ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran itu sendiri.
Motto
Descartes, adalah cogito ergo sum,
artinya saya berpikir, maka saya ada,
dan de omnibus dubitandum, artinya ragukan
segala sesuatu itu. Tokoh-tokoh rasional
abad modern antara lain : Rene Descartes, Nicholas Malerbrance, Spinoza,
Gottfried, Wilhelm Leibnis, Christian Wolf, dan Blaise Pascal.
Aliran Kritisisme
Aliran Kritisisme
Sumber Gambar: |
Aliran yang memadukan antara Rasionalisme dan Empirisme. Menurut aliran ini, baik rasionalisme atau empirisme tidak seimbang. Pengalaman manusia merupakan paduan antara sintesa unsur-unsur aspriori (terlepas dari pengalaman) dengan unsur-unsur apos teriori (berasal dari pengalaman). Tokoh kritisisme adalah Imanuel Kant
Aliran Kritisis memiliki ciri-ciri yang dapat disimpulkan dalam tiga hal:
(a) menganggap objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek.
(b) menegaskan keterbatasan kemampuan akal manusia untuk mengetahui
realitas dan hakikat sesuatu, akal hanya mampu menjangkau gejala dan
fenomenanya saja.
(c) pengenalan manusia terhadap sesuatu diperoleh dari perpaduan antara
unsur akal dan pengalaman.
Alirin Empirisme
Alirin Empirisme
Sumber Gambar: |
Aliran empiris yang menegaskan bahwa pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Kaum empiris berpendirian semua pengetahuan diperoleh lewat indra. Indra memperoleh kesan-kesan dari alam nyata, untuk kemudian terkumpul dalam diri manusia, lalu menjadi pengalaman. Pengetahuan yang berupa pengalaman terdiri atas penyusunan dan pengaturan kesan-kesan yang bermacam-macam.
Istilah Empiris berasal dari kata emperia dalam bahasa Yunani berarti pengalaman indrawi. Empiris sangat berlawanan dengan aliran Rasionalis.
Tokoh aliran ini, Thomas Hobbes yang lahir di Inggris. Dia, mengatakan : pengalaman permulaan segala pengenalan. Kemudian, John Locke dengan teori “tabularasa” rasio manusia harus dilihat seperti “lembaran kertas putih” dan tokoh lain George Berkeley, dan David Hume.
Post a Comment