Konon dahulu kala, hiduplah seorang
petani yang tampak selalu bahagia dan bersahabat. Suatu hari ketika ia sedang
asyik menelusuri hutan kecil di dekat kebunnya- secara tidak sengaja dia menemukan sebuah kepompong kupu-kupu.
Kemudian ia membawanya pulang- memelihara dan merawatnya dengan telaten.
Beberapa hari kemudian, dia melihat sebuah lubang kecil dari kepompong
kupu-kupu itu. Dan tampak di dalamnya seekor ulat kupu-kupu berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari
lubang kepompongnya, tetapi usaha ulat kupu-kupu itu belum menuai hasil. Justru ulat kupu-kupu itu
terlihat sangat kelelahan dan menderita. Petani berhati salju ini merasa
kasihan terhadap penderitaan yang menimpa kupu-kupu malang ini, kemudian dia berusaha
membantu kupu-kupu “malang ini” keluar dari kepompongnya dengan memperlebar
lubang kepompong tersebut. Berkat bantuan petani berhati salju, kupu-kupu ini
dapat keluar dengan mudah dari penjara kepompongnya, tetapi anehnya- tubuhnya
terlihat besar, gemuk, dan sayap-sayapnya tidak bisa mengembang indah.
Petani berhati salju ini berpikir
bahwa beberapa saat lagi sayap kupu-kupu tadi akan mengembang indah, tetapi
nyatanya tidak. Alih-alih berkembang menjadi kupu-kupu yang bisa terbang bebas,
kupu-kupu malang ini malah lumpuh dan hanya bisa mengingsutkan tubuhnya yang
gemuk, dan sayapnya yang tidak bisa mengembang.
Ternyata kepompong yang membelenggu,
usaha keras, dan penderitaan yang di alami kupu-kupu untuk keluar dari lubang
kecil itu berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari tubuhnya melalui
sayap-sayapnya, karena untuk menjadi kupu-kupu yang indah ulat harus melewati
penderitaan dan perjuangan dengan memeras seluruh cairan dalam tubuhnya. Usaha
keras dan penderitaan juga kita butuhkan untuk menumbuhkan sayap-sayap
kebahagiaan kita.
Ketika kita hendak menumbuhkan
sayap-sayap kebahagiaan dalam perjalanan hidup ini, kita pasti akan bertemu
halangan, rintangan, dan tantangan. Setiap kali kita meragukan kemampuan diri
sendiri dalam menumbuhkan sayap-sayap kebahagiaan, sebaiknya kita merenungkan
berbagai halangan, keterbatasan, dan rintangan yang dihadapi orang lain.
Halangan, keterbatasan, dan rintangan adalah anugerah tersendiri jika kita
memandangnya demikian dan menggunakannya sebagai pendorong agar kita melakukan
segalanya dengan lebih baik dan lebih baik lagi.
Sebagai contoh, Nabi Musa muncul pada
zaman penjajahan Fir'aun atas bangsa Israel. Nabi Isa diutus untuk
menyelamatkan Bani Israel dari kerusakan moral. Nabi Muhammad lahir ke dunia
pada zaman Jahiliyah, Ibnu Ahtir mendapat kesempatan menyelesaikan dua bukunya
yang terkenal dalam keadaan lumpuh, yaitu, "Jami' al-Ushul" dan
An-Nibaya." As-Sarakhi menulis bukunya yang monumental. "Al-Mabsuth,
yang mencapai lima belas jilid ketika dia disekap dalam penjara bawah tanah.
Sayyid Qutub menyelesaikan Tafsirnya yang fenomenal Fi Zilalil Qur'an dalam
penjara. Thoha Husein kehilangan daya penglihatannya, dan dengan kondisi
demikian ia mulai menulis makalah dan buku-bukunya yang terkenal. Napoleon mengatasi
cacatnya yang cukup mencolok, yaitu postur tubuhnya yang pendek, untuk memimpin
armada penakluknya ke seluruh penjuru Eropa. Hellen Keller tidak membiarkan
kebutaan dan ketulian menghalanginya untuk menolong mereka yang kurang
beruntung dibandingkan dirinya. Dan dia melakukannya sepanjang hayatnya. Isac
Newton pernah ditertawakan teman-temannya karena salah dalam berhitung. Thomas Alva
Edison pernah dikeluarkan dari sekolah. George Washington dan Thomas Jefferson
muncul dari Revolusi Amerika. Mahatma Gandhi muncul dari perjuangan kemerdekaan
bangsa India atas Inggris. Bung karno dan Mohamad Hatta muncul dari perjuangan
dan penderitaan bangsa Indonesia atas penjajahan Belanda.
Masih banyak lagi orang-orang besar
yang namanya menghiasi sejarah umat manusia, yang telah berjuang mengatasi
setiap kesulitan dan badai kehidupan yang besar sebelum akhirnya mereka
berhasil muncul menjadi pemenang. Dan tentu deretan nama-nama orang-orang hebat
ini akan terus bertambah selama kehidupan anak manusia terus berlangsung. Oleh
karena itu, berusahalah terus-menerus menumbuhkan sayap-sayap kebahagiaan baik
bagi diri kita maupun orang lain.
Memang memandang kemalangan sebagai sebuah anugerah terindah
untuk menumbuhkan sayap-sayap kebahagiaan kita tidaklah mudah. Karena sebagian
orang terbiasa melihat sisi negatif dari kemalangan, dan terkadang mereka gagal
menangkap sisi positif dari kemalangan itu. Bahkan mereka cenderung menganggap
buruk segala bentuk kejadian yang tak sejalan dengan pikiran mereka. Tetapi
yakin dan percayalah bahwa semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan
bagi kita untuk menumbuhkan sayap-sayap kebahagiaan kita.
Agar buah mangga bisa dinikmati, kulitnya harus bersedia
dikupas
Jalaluddin Rumi
Post a Comment