Sedekah merupakan bentuk ibadah unik dan tidak bisa
diterima logika, bagaimana bisa seorang yang telah bersusah payah mendapatkan
rizki harus memberikan sebagian dari apa yang didapatnya kepada orang lain,
bahkan kepada seseorang yang tidak dikenal.
Inilah luar biasa Islam, bahwa mereka yang bersedekah
karena Allah swt tanpa rasa ingin dipuji oleh orang lain akan mendapatkan
jaminan dari Allah swt. Jaminan itu berupa pelipat gandaan apa yang telah
disedekahkan.
“Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipatgandakan
ganjaran bagi siapa yang
Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui.”
(Al-Baqarah: 261)
Apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya (QS. Saba: 39)
Apa yang disedekahkan hakekatnya, tidaklah hilang tetapi
merupakan investasi akhirat. Maka janganlah ragu untuk bersedekah, Rasulullah
pernah bersabda kepada Bilal tatkala Bilal merasa berat untuk menafkahkan
hartanya, Nabi saw bersabda,
"Berinfaklah wahai bilal, janganlah takut
akan kekurangan dari Tuhan yang memiliki langit." (Tafsir Ibn Katsir Juz
1)
Selain hal-hal yang menyebabkan terbukanya keberkahan
rizki terdapat pula penyebab yang harus dijauhi karena dapat menjauhkan rizki
bagi mereka yang melakukannya, diantara penyebab ditahannya rizki adalah:
a. Syirik
Seorang pembantu tentu akan mengerjakan apa-apa perintah
majikannya, sehingga majikan menjadi senang dan memberikan upah tepat waktu dan
tidak sungkan untuk menambahkan bonus, namun bagaimana jadinya bila pembantu
tidak mentaati majikannya, bahkan bekerja dengan majikan yang lain?. Bila anda
menjadi majikan si pembantu apa yang akan anda lakukan?
Demikian pula manusia terhadap Allah swt, manusia
mengharap rizki dari-Nya namun tidak menyembahnya!!, namun kasih saying Allah
swt melebihi kasih sayang makhluknya, meski hambanya menyekutukannya Allah swt
tetap memberikan rizki. Tetapi sebagai muslim hendaknya berhati-hati dan
menjaga diri, selalu ingat bahwa hari perhitungan pasti akan datang.
"Seorang akan diharamkan darinya rezeki
karena dosa yang telah diperbuatnya, dan tiada dapat mengubah takdir kecuali
do'a, dan tidak dipanjangkan umur seseorang kecuali dengan amal
kebaikannya". (HR. Ahmad)
Jagalah diri dari dosa-dosa dan syirik, janganlah
mengharapkan rizki yang barokah bila masih bermaksiat bahkan mendurhakai Allah
swt.
b. Malas dan melupakan Allah
Terdapat sebuah kisah tentang seorang pemuda yang selalu
menghabiskan waktu dengan duduk sepanjang hari, suatu hari datang seorang
laki-laki tua yang bertanya kepadanya dan bertanya. " Apakah yang anda
lakukan wahai pemuda?". Pemuda tersebut lantas menjawab, "aku sedang
menunggu kesempatan".
Kesempatan bukanlah ditunggu tetapi diciptakan, tidak
akan berubah keadaan seseorang bila hanya berpangku tangan tanpa usaha, tanpa
do'a dan hanya memenuhi fikiran dengan angan-angan dan hayalan kosong.
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى
يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. (QS. ar-Ra'ad : 11)
Balasan Allah atas mereka yang berpangku tangan dan
melupakan Allah adalah kesempitan, bila anda merasakan kesulitan dalam mencari
rizki, ataupun rizki yang melimpah namun tidak memuaskan anda malah rizki
tersebut tidak membawa barakah tetapi mudharat, maka anda harus membaca ayat
ini:
وَمَنْ
أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Dan barang siapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. Thaha:
124)
Apakah lagi yang anda andalkan, bila karena melupakan
Allah swt kehidupan anda menjadi sempit dan akan dibangkitkan dalam keadaan
buta. Allah tidak akan melupakan hambanya yang mengingatnya.
“Ingatlah kamu
kepada-Ku, niscaya Aku (Allah) akan ingat kepadamu.” (QS.Al-Baqarah: 152)
Terdapat sebuah kisah menarik tatkala Nabi Allah Daud as.
Duduk sedang membaca kitab Zabur, tiba-tiba beliau melihat seekor cacing merah
di tanah. Lantas Nabi Daud as berkata dalam hati: “Apa yang dikehendaki Allah
dengan seekor cacing ini?” Selanjutnya Allah mengizinkan cacing itu dapat
berbicara. Lalu cacing itu berkata kepada Nabi Daud: “Hai Nabi Allah , Tuhanku
telah memerintahkan kepadaku diwaktu siang agar aku berzikir (subhanallah, walhamdulillah,
wa laa ilaaha illallah, wallaahu akbar) sebanyak seribu kali, dan diwaktu
siang aku berzikir (allahumma shalli ‘ala Muhammadinin nabiyyil ummiyyi wa
‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam) sebanyak seribu kali, Sedangkan anda
apa yang dapat anda ambil manfaat darimu?. (Mukasyafatul Qulub, h.7)
Apakah anda pernah menghina seekor hewan yang lebih
banyak mengingat Allah swt dari pada anda?, maka pertanyaannya; apa yang Allah
swt kehendaki atas manusia?
c. Tidak bersyukur
Dalam bahasan sebelumnya telah disampaikan bahwa bagi
mereka yang bersyukur akan ditambahkan atas mereka rizkinya. Namun buat mereka
yang ingkar bukan saja rizki mereka akan diangkat bahkan akan ditimpakan atas
mereka azab dan kesulitan-kesulitan.
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا
رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا
اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
Dan Allah telah membuat suatu
perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya
datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya
mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka
pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (QS.
an-Nahl:112)
Orang yang tidak bersukur sesungguhnya telah menafikan
bantuan Allah, terkadang kita menyaksikan orang kaya yang dengan sombongnya
mengatakan bahwa kekayaannya merupakan hasil kerja kerasnya saja, tanpa bantuan
Tuhan apalagi orang lain.
Inilah orang yang tertipu, Allah swt telah memberikan
contoh kepada kita, bagaimana Tsa'labah seorang sahabat yang semula miskin
kemudian dido'akan oleh Rasulullah agar dimudahkan rizki untuknya, namun
setelah menjadi kaya Tsa'labah lupa bagaimana bersyukur, ia hanya menghabiskan
waktu dengan menghitung-hitung kekayaannya dan tidak menunaikan zakat, akhirnya
kekayaan Tsa'labah tersebut diangkat oleh Allah dan ia kembali terbelenggu
dalam jerat kemiskinan.
"Dan
demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan
sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu)
berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah
Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih
mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?"(QS. al An'aam': 53 )
Harta kekayaan merupakan titipan Allah swt yang nantinya
akan dihisab oleh Allah swt, bukan hanya apa dan bagaimana cara mendapatkan
harta tersebut tetapi kemana harta tersebut dibelanjakan, dari situ akan
terlihat tingkat kesyukuran seorang hamba. Sehingga menjadi bukti bahwa
bersyukur bukan hanya dilisan tetapi dibuktikan dengan perbuatan.
Post a Comment