Manusia diberikan keinginan untuk mencintai keindahan,
kemewahan, kekayaan dan kedudukan yang mulia. Namun bagaimana jadinya bila
harapan yang diimpikan tidak tercapai?.
Manusia merupakan makhluk lemah, penuh kekurangan, dan
harapan-harapan yang acap kali melampaui kemampuan dan umurnya.
إِنَّ
الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا
﴿19﴾
إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا ﴿20﴾ وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا ﴿21﴾ إِلا الْمُصَلِّينَ ﴿22﴾ الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ دَائِمُونَ ﴿23﴾
Sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh
kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang
yang mengerjakan salat, (QS.
al-Ma'arij : 19-23)
Terdapat beberapa langkah dalam
membuka pintu rizki, disandarkan oleh beberapa ayat dan hadits Rasulullah:
a. Menta'ati Allah dan beramal shalih
Menta'ati Allah merupakan kunci pembuka pintu rizki yang
barokah, bisa saja seseorang diberikan rizki meski tanpa ketaatan, namun tanpa disadari
rizki tersebut bukan menjadi anugrah baginya tetapi menjadi cobaan bahkan azab
dari Allah swt.
وَلَوْ أَنَّ
أَهْلَ الْقُرَى
آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا
كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS.
al-A'raf: 96)
b. Memohon ampun kepada Allah swt
Suatu riwayat mengisahkan tatkala kemarau panjang melanda
Madinah, Umar ibn Khatab mengumpulkan manusia untuk melaksanakan shalat
istisqa', ketika manusia telah berkumpul dan sholat didirikan umar tidak
melanjutkan berdo'a kepada Allah swt melainkan memperbanyak istighfar.
Kaum muslimin bertanya kepada Umar, "wahai Umar,
kami tidak melihat engkau berdo'a agar diturunkan hujan, melainkan engkau hanya
memperbanyak istighfar".
Kemudian Umar menjawab, "aku telah meminta hujan
dengan kunci-kunci langit, yang dengan itu akan dapat menurunkan hujan."
LaluUmar membaca al-Qur'an surat Nuh ayat 10-11:
Maka aku katakan kepada mereka:
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya
Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai - sungai. (Q.S. Nuh: 11-13)
Hal ini diperkuat oleh hadits Rasulullah :
"Barang siapa yang memperbanyak istighfar,
maka Allah swt akan menjadikan tiap kesempitan jalan keluarnya, dan setiap kesedihan menjadi kebahagiaan, dan
menganugrahkan kepadanya rizki dari tempat yang tiada disangka-sangka (HR. Abu
Daud)
c. Menyambung tali silaturrahim
Silaturahim merupakan salah satu kunci pembuka rizki dan
pemanjang umur, hal ini kerap kali disampaikan oleh pada da'i dalam tausiah-tausiah
mereka. Dalam dunia kerja mereka yang banyak bersilaturrahim akan memiliki
banyak koneksi yang nantinya dapat berdampak pada peningkatan usaha. Rasulullah
menjelaskan dalam salah satu haditsnya:
"Barang siapa yang ingin supaya Allah
meluaskan rizkinya, dan diberkahi dalam
pekerjaannya (umurnya), maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahim"
(HR. Bukhari)
d. Tidak malas
Terdapat sebuah do'a nabi yang seharusnya diperhatikan
oleh kaum muslimin, bila kita mau memperhatikan dan menjalankannya dengan
konsekwen, maka insya' Allah akan terbuka jalan rizki bagi kita semua.
Terdapat suatu riwayat mengenai seorang sahabat yang bekerja
sebagai pedagang, suatu hari ia merasakan kesulitan dengan dagangannya,
kemudian ia teringat dengan salah satu do'a nabi:
"Ya Allah, berkatillah umatku yang
beraktivitas di awal pagi harinya." (HR. Ahmad)
Usai merubah cara dagangnya sahabat tersebut memperoleh
keberkahan rizkinya, dan kelapangan usahanya.
e. Tawakal
Apakah anda pernah melihat kambing yang menyimpan rumput
untuk persediaan esok hari, atau ayam yang membuat lumbung jagung?, Allah swt
telah mengatur rizki makhluk-makhluknya dan akan mencukupinya bila mereka
bertawakal.
Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang
memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertaqwa. (QS. Thaha:132)
Manusia diperintahkan untuk beribadah kepada Allah,
berusaha dan bertawakal, maka hendaklah manusia yakin bahwa tidak ada yang
dapat menghalangi pemberian Allah swt dan tidak ada yang dapat memberi bila
Allah swt tidak menghendakinya, maka Rasulullah memberikan perumpamaan mengenai
tawakal ini dalam sebuah haditsnya:
“Jika kamu bertawakal kepada Allah dengan
sebenar-benar tawakal, niscaya Allah memberimu rezeki sebagaimana. Dia memberi
rezeki burung yang berangkat pagi-pagi dalam lapar dan pulang sore hari dalam
keadaan kenyang dengan makanan berkat usahanya.” (HR. Tirmidzi)
Tawakal bukan berarti meninggalkan bekerja, bekerja
seperti berjalan digelap malam, dimana bekerja merupakan jalan dan tawakal
merupakan pelita, tanpa pelita anda mungkin sampai tetapi tentu dengan susah
payah dan belum tentu sampai ke tempat tujuan anda, maka hanya dengan tawakal
kepada Allah swt anda akan mendapatkan keberkahan dalam usaha anda.
“Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka
Dia yang memberinya kecukupan. Sungguh, Allah berkuasa melaksanakan urusan
(yang dikehendaki)-Nya.” (QS. ath-Thalaq : 3)
Bila kita melihat bagaimana Rasulullah bekerja dengan
berdagang, maka kita akan mengetahui bahwa tawakal harus didahului dengan
berusaha. Bagaimana Allah memberikan air kepada nabi Musa, adalah setelah ia
memukulkan tongkatnya ke batu. Bagaimana Maryam diberikan makanan berupa korma
ketika ia melahirkan nabi Isa as adalah setelah Maryam menggoyangkan pohon
kurma terlebih dahulu. Bagaimana Hajar ibunda nabi Ismail menemukan sumber air
Zam-zam adalah setelah berlari-lari mencari air dari satu bukit (shafa) ke
bukit lainnya (marwa). Maka benarlah sabda Rasulullah,
“Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah
Saw bersabda: Sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu
bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih baik, daripada ia meminta-minta
kepada seseorang, baik orang itu memberinya ataupun tidak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Post a Comment