“Tiga hal,
bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya
iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya,
ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia
benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya,
bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.”
(Muttafaqun ‘alaih)
S
|
aat membicarakan cinta adalah saat dimana manusia
menyentuh sisi paling sensitif yang terdapat dalam hati manusia, terdapat
beragam pemaknaan mengenai cinta. Namun secara umum cinta merupakan perasaan
yang muncul dari seseorang terhadap suatu hal, yang membuat keinginan untuk
memiliki, mendekat, selalu bersama apa yang dicintai. Cinta merupakan perasaan
dari dalam jiwa, getaran hati. Dalam ensiklopedi wikipedia cinta adalah sebuah
perasaan yang ingin membagi bersama. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi
aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri,
empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan,
mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Islam
memandang cinta sebagai suatu hal yang alamiah dan fitrah, karena cinta dan
kasih sayang yang merupakan sifat manusia juga merupakan salah satu sifat Allah
SWT. Maka keinginan untuk mencintai dan dicintai memiliki dua sisi yang mesti
dicermati. Disatu sisi cinta bila disalurkan dengan cara yang baik akan membawa
akibat positif sedangkan sebaliknya, bila disampaikan dengan cara yang salah
maka akan berdampak tidak baik pula.
Terdapat
beberapa tingkatan cinta, para Ulama membagi cinta kepada beberapa kondisi.
a. Tatayum, (cinta menghamba) hanya
kepada Allah, berbuah ketaatan dan pengabdian.
b. 'Isqu ( cinta mesra) kemesraan kepada
Rasulullah dan kekuatan untuk rela berkorban demi Rasulullah dan Islam.
c. Syauk (cinta merindu) cinta
kepada keluarga dan anak-anak.
d. Sababah (perhatian) merupakan
menifestasi perhatian hati kepada kaum muslimin.
e. 'Atfu (simpati) adalah bentuk
cinta sesama manusia, berwujud toleransi.
f.
'Alaqah, bentuk kasih sayang kepada makhluk
Allah, hewan, tumbuhan dan benda-benda.
Maka
menikah merupakan fitrah manusia, dan perintah ini dengan jelas ternukil dalam
al Qur'an dan Hadits-hadits nabi. Allah SWT menjelaskan mengenai perintah
menikah dalam salah satu ayat al Qur'an:
وَأَنْكِحُوا الأيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ
Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang
yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. (Q.S. an-Nur:32)
Dalam
beberapa dekade terakhir ini menikah dan resepsi pernikahan seakan menjadi
ajang untuk menunjukan prestise dan kedudukan keluarga, padahal hal ini
tidaklah selaras dengan hikmah perkawinan dalam Islam dan teladan pernikahan
yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya.
Diantara
hikmah menikah adalah:
a. Melestarikan Manusia.
b. Merupakan kebutuhan tiap
manusia guna menjaga kesuciannya dari prilaku tercela.
c. Membantu suami istri
untuk mendidik keturunannya dan menjaga kehidupan mereka.
d. Mengatur hubungan antara
laki-laki dan perempuan dalam wilayah cinta dan kasih-sayang.
Karena cinta, duri
menjadi mawar
Karena
cinta, cuka menjelma anggur segar
Karena
cinta, pentungan jadi mahkota penawar
Karena
cinta, kemalangan menjelma keberuntungan
Karena
cinta, rumah penjara tampak bagaikan kedai mawar
Karena
cinta, tumpukan debu tampak sebagai taman
Karena
cinta, batu keras menjadi lembut bagai mentega
Karena
cinta, duka menjadi riang gembira
Karena
cinta, sakit jadi sehat
Karena
cinta, amarah berubah menjadi keramah-tamahan.
Jalaluddin Rumi
Post a Comment