Menanamkan aqidah yang bersih, yang bersumber dari Kitab dan Sunnah yang shahih.
Abdullah bln
Abbas, dia berkata: Suatu hari aku membonceng di belakang Nabi, kemudian beliau
berkata, ‘Wahai anak, Sesungguhnya aku mengajarimu beberapa kalimat, yaitu:
jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau
mendapatiNya di hadapanmu. Apablla engkau meminta, maka mintalah kepada Allah.
Dan apabila engkau mohon pertotongan, maka mohonlah pertotongan kepada Allah.
Ketahuilah, seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberimu satu manfaat,
niscaya mereka tidak akan dapat memberimu manfaat, kecuali dengan sesuatu yang
telah Allah tetapkan untukmu. Dan jika mereka berkumpul untuk memberimu satu
bahaya, niscaya mereka tidak akan bisa membahayakanmu, kecuali dengan sesuatu
yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena-pena telah diangkat dan tinta telah
kering.” (HR. Muslim)
Seorang anak terlahir di atas fitrah, suci tanpa noda,
tanggung jawab selanjutnya orang tuanya yang akan memberikan warna pada anak
tersebut.
Rasulullah Bersabda: "Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah.
Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani
maupun seorang Majusi". (HR. Muslim)
Maka orang tua akan dimintai pertanggung jawaban atas apa
yang ia perbuat kepada anaknya, apakan ia mendidik anaknya menjadi muslim,
ataukah ia membiarkan anaknya tersesat. Maka dalam hal ini orang tua haruslah
memberikan informasi yang benar, yaitu yang bersumber dari ajaran Islam.
Informasi yang diberikan meliputi semua hal yang menyangkut rukun iman, rukun
Islam dan hukum-hukum syariah. Cara menyampaikan informasipun bertahap
dan sesuai dengan kemampuan nalar anak. Pada tahap ini orang tua dituntut
untuk sabar dan penuh kasih sayang.
Sebab, pendidikan tidaklah seperti membalikan telapak tangan anak, anak
tidak langsung mengerti dan menurut seperti keinginan kita, tetapi memerlukan
proses.
Post a Comment