![]() |
Sumber Gambar:https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Palembang |
Masjid Agung Palembang
merupakan Masjid tertua di Sumatera Selatan yang di bangun pada masa kesultanan
Palembang Darusalam yang memiliki nilai-nilai historis dan budaya yang tinggi.
Masjid Agung ini merupakan pencerminan dari agama Islam yang dianut dan menjadi
agama bagi warga Kesultanan Palembang Darusalam. Kedatangan Islam ke Palembang,
seolah-olah menjadi sebuah purnama yang menyinari diwaktu malam. Setelah
kehancuram dikerajaan Sriwijaya yang beragama hindu dan budha. Kerajaan ini
diambil alih oleh agama islam menjadi Kerajaan Palembang Darussalam, kemudian
dibangun masjid sebagai simbol dari agama Islam di Kota Palembang. Masjid ini
diberi nama “MASJID AGUNG”.
Bangunan-bangunan
masjid agung terbentuk bujur sangkar, setelah barat sebagai bagian belakang
masjid. Disini tempat dibagian tengah penampilan yang berupa mihrab (tempat
imam sholat). Pada pusat dinding mihrab terdapat kaligrafi tulisan Muhammad,
yang dikenal dengan Muhammad bertangkup (kembar). Puncak mihrab dibuat simbar,
yang merupakan perpaduan antara seni kaligrafi dan ukiran tradisional
palembang. Seni kaligrafi juga menghiasi tiang-tiang mihrab yang terbuat dari
kayu, keberadaan mihrab sama tuanya dengan usia masjid agung sendiri.
Pembangunan masjid yang
telah meyerap tenaga kerja secara besar-besaran. Disamping itu dukungan
terhadap pembanguan Masjid Agung, terus mengalir dari daerah-daerah seperti
tebing tinggi, sekayu maupun tulung selapan. Mereka meyediakan Kayu, Bambu
Telur, Kapur, Padi dan Beras.
Pada zaman dahulu Masjid
Agung dikelilingi sungai. Pada bagian Ilir (Timur) berbatasan dengan Sungai
Tengkuruk, Darat (Utara) Sungai Kapuran, Ulu (Barat) Sungai Sekanak dan Laut
(Selatan) berbatasan dengan Keraton Tengkuruk (sekarang Musem Sultan Mahmud
Badarudin ).
Masjid Agung semula dibangun
tanpa Menara, masa Pemerintah Sultan Nadjamuddin 1, putra sultan mahmud
badarudin 1 menara baru dibangun. Namun pembangunan menara penuh dengan
tantangan, sebab pada masa itu terjadi perang dingin antara belanda dengan
kerajaan palembang. Bahkan pada perang palembang – belanda tahun 1821, atap menara masjid hancur dilanggar meriam
dari kapal perang belanda. Barulah pada tahun 1825 atap menara diganti atap
rumbia.
Masjid Agung ini adalah
satu-satunya di kota palembang, maka semua masyarakat kota palembang, melakukan
sholat berjamaah dan mengkaji Islam di masjid ini dan pada pelaksanaan sholat
jum’at juga di Masjid Agung Palembang, pelaksanaan dibuat seperti suasana
kerajaan, karena sultan sendiri yang menjadi khatib sekaligus imam di Masjid
Agung, contohnya ketika Sultan sedang menuju ke mimbar untuk menyampaikan
khatibnya, diiringi upacara-upacara kerajaan dan ini merupakan hal yang tidak
terlepas dari campur tangan Sultan, bangunan masjid yang dituangkan dari
ide-ide Sultan, sangat modern tapi bangunan masjid agung termasuk sama seperti
masjid-masjid lainnya. Masjid agung kental akan budaya-budaya China dan Melayu,
karena pada saat itu yang menjadi tukang bangunan masjid adalah kebanyakan dari
china.
Post a Comment