“Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya dan mereka tidak akan dirugikan.”
(QS.
al-Jâsiyah (Yang Berlutut) [45]: 22)
Syahdan, di padang
gersang nan tandus, tanpa harapan dan
hampa dari berbagai sarana serta aktivitas kehidupan, seorang ibu harus tinggal
bersama bayinya di sudut lembah kesepian. Namun keyakinan yang membaja dalam diri
ibu itu tidak menjadikannya berpangku tangan menunggu hujan turun dari langit.
Ia berjuang tanpa henti, naik turun bukit Sofa dan Marwa mencari air kehidupan
untuk menghilangkan dahaga bayinya. Ikhtiarnya yang maksimal belum membuahkan
hasil yang memuaskan. Sepertinya segala jalan membentur tembok penghalang, dan
kini harapannya hanya tertumpu kepada Allah semata. Dia percaya bahwa Allah
yang Maha baik itu tidak akan berdiam diri membiarkan hamba-Nya yang
membutuhkan pertolongan-Nya. Maha suci Allah, serta-merta ia melihat dari tanah
yang terkena pukulan kaki bayinya yang sedang menangis, memancarkan mata air.
Itulah sepenggal kisah
seorang perempuan dari Ethiopia yang menjadi pendamping hidup Nabi Ibrahim. Dia
adalah Saydah Hajar, kelak dari rahimnya lahir hamba-hamba Allah yang mulia dan
kita pun diperintahkan mengikuti jejak langkahnya melalui ritual Sa’i. Saydah
Hajar telah mengajarkan sesuatu yang sangat penting, manakala seseorang telah
menempuh berbagai ikhtiar dan ternyata menemui jalan buntu maka janganlah patah
arang dan putus asa, karena Allah tidak akan pernah membiarkan hambanya berada
dalam kenestapaan. Karena itulah ia selalu melantunkan asma-asma Allah,
“Katakanlah, Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam,” (QS. Al-Naml [6]: 162).
Bila di cermati lebih
lanjut, apa yang dilakukan Saydah Hajar turun naik bukit Sofa dan Marwa mencari
air untuk bayinya yang kehausan, mengindikasikan bahwa ia mempunyai tujuan yang
kuat sehingga menimbulkan semangat dan upaya yang lebih gigih untuk
mencapainya. Sebagaimana diungkapkan Komaruddin Hidayat, “Bagaikan cahaya, visi
(tujuan) dan kesadaran spiritualitas keagamaan mampu menembus kabut kegelapan
yang menghalangi pandangan mata sehingga realitas yang lebih jauh dan lebih hakiki
tampak jelas.” Oprah Winfrey juga menuturkan hal yang serupa, “Pernahkah kita
berpikir sejenak, bahwa ada suatu panggilan suci dalam kehidupan kita, apakah
kita akan mengakhiri kontrak hidup ini tanpa mempunyai arah yang jelas, atau
kita bersungguh-sungguh sekuat tenaga memenuhi panggilan suci itu, serta
berupaya maksimal menggapai tujuan kita yang mulia, kita tak mungkin berharap
banyak pertolongan orang lain menemukan tujuan hidup kita, karena kitalah
nahkoda skenario kehidupan kita.”
Robert T. Kiyosaki
mengemukakan, ada sebuah penelitian yang dilakukan beberapa tahun lalu pada
orang kaya dan miskin di seluruh dunia. Penelitian ini ingin mengetahui
bagaimana cara orang yang terlahir miskin bisa menjadi kaya. Hasilnya
menunjukkan bahwa orang-orang itu, di negara mana pun mereka tinggal, mereka
memiliki tujuan, rencana jangka panjang serta percaya pada penundaan hasil.
Penelitian ini juga
mengemukakan apa yang membuat orang berubah dari kaya menjadi miskin. Ada
banyak keluarga kaya kehilangan sebagian kekayaan mereka hanya dalam tiga
generasi. Tak mengherankan kalau hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang
itu mempunyai tujuan jangka pendek serta ingin langsung mendapatkan hasil.
Ada beberapa hal yang
menjadi alasan penting mengapa kita harus menetapkan tujuan hidup di antaranya;
• Pastikan tujuan yang kita tentukan untuk membangun sebuah
karir sesuai dengan potensi unik yang kita miliki. Sebagian kita mungkin pernah mengeluhkan pekerjaan
yang membosankan. Kemungkinan besar penyebabnya adalah karena kita bekerja
hanya sekedar mempertahankan hidup. Namun renungkanlah, pekerjaan yang kita
lakoni saat ini, apakah sesuai dengan potensi unik yang kita miliki atau
sebaliknya. Kalau kita tidak mendapatkan kebahagiaan dari pekerjaan yang kita
jalani saat ini, boleh jadi kita bekerja tidak sesuai dengan potensi unik yang
kita miliki.
• Tujuan dapat
membuat kita selalu bersemangat tanpa pernah kenal lelah. Seperti yang dicontohkan Sayyidah Hajar, meskipun
berkali-kali dia turun naik bukit Sofa dan Marwa. Dia tidak merasa kelelahan
dan kehabisan energi.
• Dengan
menentukan tujuan yang jelas, kita dapat lebih fokus pada satu Tujuan. Seseorang yang suka mengerjakan bermacam-macam hal
dan sering berganti-ganti pekerjaan tidak akan pernah menguasai satu keahlian
pun dengan baik. Seperti dikatakan dalam pepatah, Jack of all trades an master
of none. Contoh sederhananya, perhatikanlah seekor kucing yang sedang mengintai
mangsanya, dengan sangat hati-hati dan mata terarah pada mangsanya, tidak
jarang usahanya itu membuahkan hasil yang memuaskan.
• Tujuan dapat
membangun kepercayaan diri yang kuat. James W. Robinson dalam bukunya Empire of Freedom, menuturkan kisah
seorang petenis profesional yang bernama Roger Crawford. Roger Crawford dilahirkan
dengan cacat kelahiran yang parah dan sangat kentara sehingga mempengaruhi
anggota badan atas dan bawahnya. Meski dengan kondisi seperti itu, ia dapat
mengatasinya dan menjadi pemain tenis profesional. Karena ia memiliki
kepercayaan “Satu-satunya perbedaan antara Anda dan saya,” dia suka menyatakan,
“Anda bisa melihat cacat saya tapi saya tidak bisa melihat cacat Anda.”
Semangat membangun kepercayaan diri merupakan darah kehidupan Roger Crawford.
• Selalu fokus
pada masa depan. Iwan Fals
penyanyi legendaris indonesia dalam salah satu lirik lagunya berbunyi, “Yang
lalu pasti berlalu dan tak pernah kembali.” Jadi kenapa kita harus terpaku dan
menjadi korban sindrome masa lalu. Karena masa lalu sudah pasti tidak akan
pernah bisa dirubah. Tetapi masa depan akan selalu bertabur bintang bila kita
berani menggapainya.
• Menentukan
batas waktu. Menetapkan batas waktu penyelesaian suatu tujuan merupakan gagasan yang
baik. Frank J. Bruno menjelaskan, penetapan batas waktu secara otomatis
memobilisasi sebuah daya dan membentuk suatu proses perencanaan yang akurat.
• Hindari
kebiasaan buruk menunda-nunda pekerjaan. Penundaan adalah sebuah gejala men-jalani hidup yang tidak berisi
pengaktualisasian diri.
Hidup tanpa tujuan laksana kapal tanpa
nahkoda, ia tidak tahu ke arah mana hendak berlayar serta mudah terombang
ambing. Sebaliknya hidup yang memiliki tujuan adalah hidup yang memiliki arah
yang jelas. Bila seseorang telah memiliki tujuan dalam hidupnya, maka ia berani
membuat komitmen untuk mencapai suatu cita-cita yang menjadi tujuannya. Hal itu
juga menuntut ia berani mengambil tanggung jawab, kerja keras serta semangat
pantang menyerah.
Ketika kita sedang berusaha mewujudkan tujuan kita. Hendaklah kita
memiliki sahabat yang juga memiliki komitmen yang sama yaitu sama-sama ingin
menjadi orang yang sukses. Bila kita memiliki sahabat yang memiliki visi yang
sama, maka kemungkinan besar, kita akan selalu saling mendukung, saling
mengarahkan dalam rangka merealisasikan mimpi indah kita masing-masing.
Bukankah kita sebagai bagian dari makhluk sosial sangat membutuhkan peran orang
lain dalam mewujudkan apa yang kita cita-citakan. Semoga Anda menemukan teman
seperjalanan yang selalu memberikan dukungan yang tulus tanpa pamrih
sedikitpun.
Post a Comment