I Chapter
The
Philosophy of Suhrawardi
Introduction
Pemikiran Isyraqiyah (illuminatif),
secara ontologis maupun epistemologis, lahir sebagai alternatif atas
kelemahan-kelemahan yang ada pada filsafat sebelumnya, khususnya paripatetik
Aristotelian. Menurut Suhrawardi (1153-1191 M), filsafat paripatetik yang sampai saat itu
dianggap paling unggul, ternyata mengandung bermacam kekurangan. Antara lain,
secara epistemologis, ia tidak bisa menggapai seluruh realitas wujud. Ada
sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh penalaran rasional, bahkan silogisme
rasional sendiri, pada saat tertentu, tidak bisa menjelaskan atau
mendefinisikan sesuatu yang diketahuinya.
Sementara itu, dari sisi ontologis, Suhrawardi tidak bisa menerima konsep paripathetik, antara lain, dalam soal eksistensi-essensi. Baginya, yang fundamental dari realitas adalah essensi, bukan eksistensi seperti diklaim kaum paripatetik. Essensilah yang primer sedang eksistensi hanya sekunder, merupakan sifat dari essensi dan hanya ada dalam pikiran. Ini sekaligus membalik konsep Plato bahwa eksistensi hanyalah bayangan dari ide dalam pikiran.
Sementara itu, dari sisi ontologis, Suhrawardi tidak bisa menerima konsep paripathetik, antara lain, dalam soal eksistensi-essensi. Baginya, yang fundamental dari realitas adalah essensi, bukan eksistensi seperti diklaim kaum paripatetik. Essensilah yang primer sedang eksistensi hanya sekunder, merupakan sifat dari essensi dan hanya ada dalam pikiran. Ini sekaligus membalik konsep Plato bahwa eksistensi hanyalah bayangan dari ide dalam pikiran.
Post a Comment