BAB IV
Kesimpulan
Berdasarkan
berbagai pandangan para pakar, dakwah Islam dapat dikembangkan menjadi suatu
proses mengajak ummat manusia supaya masuk ke Jalan Allah secara menyeluruh,
baik dengan lisan, tulisan, maupun dengan perbuatan, sebagai ihtiar ummat
muslim mewujudkan ajaran Islam menjadi kenyataan dalam kehidupan syahsiyah, usrah, jama’ah, dalam semua
aspek kehidupan secara berjama’ah sehingga terwujud khairul ummah.
Berdasarkan
hakikat dakwah serta ilmu dakwah dan ruang lingkupnya (objek material dan
formal, analisa objek formal, dan jenis kegiatan dakwah sebagai fenomena
keilmuan), maka disiplin ilmu dakwah dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian
utama: Pertama, disiplin yang
memberikan kerangka teori dan metodologi dakwah Islam. Kedua, disiplin yang memberikan kerangka teknis-operasional
kegiatan dakwah Islam. Bagian pertama memberikan dasar-dasar teoritis dan
metodologis keahlian dan disebut ilmu dasar dakwah, dan bagian kedua memberikan
kemampuan teknis keahlian profesi dan disebut ilmu terapan dakwah.
Dalam
mengembangkan dakwah sebagai ilmu terasa sangat tidak mungkin tanpa dibarengi
dengan adanya penemuan dan pengembangan kerangka teori dakwah. Tanpa teori
dakwah maka apa yang disebut dengan ilmu dakwah tidak lebih dari sekadar
kumpulan pernyataan normatif tanpa memiliki kadar analisa atas fakta dakwah
atau sebaliknya, ilmu dakwah hanya merupakan kumpulan pengetahuan atas fakta
dakwah yang tidak akan bisa dijelaskan
hubungan kausalitasnya antar fakta sehingga mandul untuk memandu pelaksanaan
dakwah dalam menghadapi masalah yang kompleks.
Secara
akademik, dengan adanya teori dakwah maka dapat dilakukan generalisasi atas
fakta-fakta dakwah, memandu analisa dan klasifikasi fakta dakwah, memahami
hubungan antarvariabel dakwah, menaksir kondisi dan masalah dakwah baru seiring
dengan perubahan sosial di masa depan serta menghubungkan pengetahuan dakwah
masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
Daftar Pustaka
Ahmad, Amrullah, “Dakwah
Islam sebagai Ilmu Sebuah Kajian Epistemologi dan Struktur Keilmuan Dakwah:
Bagian Pertama”, Dakwah; Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan, Vol. I,
No. 1, Jakarta: Fakultas Dakwah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1999
---------,“Dakwah Islam sebagai Ilmu
Sebuah Kajian Epistemologi dan Struktur Keilmuan Dakwah: Bagian Pertama”, Dakwah; Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan, Vol. I, No. 2, Jakarta:
Fakultas Dakwah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1999
Alawiyah A. S, Tutty, “Paradigma
Baru Dakwah Islam: Pemberdayaan Sosio-Kultural Mad’u”, Dakwah; Jurnal
Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan, Vol. III, No. 2, Jakarta: Fakultas Dakwah
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2001
Mubarok, Achmad, Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet. II, 2001
hal. 19-20.
Nasichah, “Dakwah pada Masyarakat Modern; Problem
Kehampaan Spiritual”, Dakwah; Jurnal Kajian Dakwah, Komunikasi dan budaya,
Vol. X, No. 2, (Jakarta: Fakultas Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2003), hal. 94.
Syed Qutb, Fi Zhilal al-Qur’an, Jilid
V, (Beirut: Ihya al-Turasi al-Araby), hal. 110.
Achmad
Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet. II, 2001),
hal. 19-20.
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori
Psikologi Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. III, 1995), hal. 5.
Post a Comment