Nabi Ilyasa’ a.s. anak
dari Akhtub paman Nabi Ilyas a.s. Sejak kecil, beliau sudah taat dan beriman
kepada Allah. Beliau sering bersama Nabi Ilyas a.s. dalam menjalankan tugas
berdakwah. Kemudian diangkat menjadi Rasul setelah Nabi Ilyas a.s. wafat.
Di masa Nabi Ilyasa’
a.s. keadaan kaumnya pada waktu itu sudah tenteram, aman, dan mengikuti
ajaran-ajaran Nabi Ilyasa’ a.s. Sebab kaum yang durhaka di masa Nabi Ilyas a.s.
sudah musnah dari permukaan bumi, tinggal beberapa orang saja yang selamat dari
azab Allah itu.
Nabi Ilyasa’ a.s.
adalah termasuk yang mendapat kemuliaan dari Allah melebihi kaumnya pada masa
itu, dan beliau juga termasuk orang yang paling baik di antara kaumnya pada
masa itu. Hal itu telah dinyatakan di dalam al-Qur’an, “Dan Isma’il, Ilyasa,
Yunus, dan Luth. Masing-masing mereka Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di
masanya). (QS. al-An’aam [6]: 86).
Nabi Ilyasa’ a.s dalam
melaksanakan tugasnya untuk memberi peringatan dan petunjuk kepada kaumnya,
cukup berhasil. Sebab umatnya bersedia mengikuti ajakan dan ajarannya dengan
penuh ketaatan dan beriman kepada Allah Swt. Oleh karena itu, ketika beliau
meninggal dunia mereka merasa kehilangan pemimpin besarnya dengan penuh duka
cita yang mendalam.
Tetapi sudah menjadi
tabiat dan watak Bani Israil turun temurun, setelah beberapa tahun kemudian,
mereka durhaka lagi dan melalaikan ajaran-ajaran Nabi mereka Ilyasa’ a.s. Semakin
hari semakin bertambah kekufuran mereka, sehingga akhirnya datanglah keputusan
Allah Swt, untuk menghukum mereka sebagaimana yang berlaku terhadap orang-orang
durhaka terdahulu. Pada saat itulah lahir kedunia seorang bayi bernama Yunus.
Post a Comment