Pada akhir abad ke-19 dikenal konsep propaganda dengan
perbuatan atau propaganda aksi (propaganda by the deed atau propagande par
le fait). Konsep ini merupakan konsep tradisional anarkis, yang
mempromosikan tindakan kekerasan secara fisik dalam melawan musuh-musuh
politik. Propaganda semacam ini dilakukan, baik oleh individu maupun kelompok,
sebagai cara untuk memberikan inspirasi terhadap massa dan mendorong terjadinya
gerakan massa anarkis atau revolusi.
Menurut
Sumbernya
a. Propaganda tertutup (concealed
propaganda), sumber propaganda ini tertutup sehingga orang tidak tahu
siapa sumbernya.
b. Propaganda terbuka (revealed
propaganda), sumber propaganda ini disebutkan dengan jelas dan secara
terbuka.
c. Propaganda tertunda (delayed
revealed propaganda), sumber propaganda ini pada mulanya dirahasiakan,
tetapi lambat laun terbuka dan jelas.
Menurut
Metodenya
a. Coercive propaganda, yaitu propaganda yang dilancarkan
dengan metode ancaman atau bahasa kekerasan. Propaganda ini hampir mirip dengan
propaganda
by the deed. Kendati demikian, dalam metode koersif, masih menggunakan
lambang-lambang komunikasi yang menimbulkan ketegangan jiwa. Target
propagandanya akan melakukan sesuatu sebagai akibat rasa takut, rasa terancam, dan
rasa ngeri. Perasaan ini ini timbul karena ada sanksi-sanksi tertentu melalui
pesan yang diterimanya. Misalnya, rasa takut kehilangan pekerjaan atau nafkah,
takut terlantar, dikucilkan, sengsara, dan perasaan buruk lainnya.
b. Persuasive propaganda, propaganda jenis ini menggunakan
metode penyampaian pesan-pesan yang menimbulkan rasa tertarik sehingga target
propaganda senang dan rela melakukan sesuatu.
Menurut
Sistemnya
a. Symbolic interaction propaganda, yaitu propaganda yang menggunakan
simbol-simbol. Propaganda jenis ini menggunakan lambang-lambang komunikasi yang penuh arti, yaitu bahasa atau
tulisan, serta gambar-gambar isyarat-isyarat yang telah dirumuskan sedemikian
rupa sehingga dapat merangsang jiwa target propaganda untuk menerima pesan
kemudian memberikan respon seperti yang diharapkan propagandis.
b. Propaganda by the deed, yaitu propaganda yang menggunakan
perbuatan nyata untuk memaksa target menerima pesan dan melakukan tindakan
sebagaimana yang dikehendaki.
Menurut
Sifatnya
a.White
propaganda, yaitu propaganda putih yang dilakukan secara jujur, benar,
sportif. Isi pesan yang disampaikan serta sumbernya jelas. Propaganda ini
sering juga disebut overt propaganda atau propaganda terbuka, sering digunakan
untuk menyebarkan informasi atau ideologi dengan menyebut sumber dan dilakukan
secara terang-terangan sehingga dapat dengan mudah diketahui sumbernya.
Misalnya, semasa perang Irak-Iran
hampir setiap hari surat kabar atau setiap malam televisi menyiarkan berita
mengenai hasil kemenangan pertempuran, sumbernya dengan jelas disebutkan. Dalam
suasana balas-membalas sering timbul
propaganda counter propaganda atau propaganda balasan. Dalam bidang
ekonomi, propaganda ini disebut commercial propaganda.
b. Black
propaganda, yaitu propaganda hitam yang dilancarkan secara licik
sebagai senjata taktis untuk menipu, penuh kepalsuan, tidak jujur, tidak
mengenal etika dan cederung berpikir sepihak. Propaganda ini tidak menunjukkan
sumber yang sebenarnya, bahkan kerap juga menuduh sumber lain yang melakukan
kegiatan tersebut. Propaganda ini disebut juga covert propaganda atau propaganda terselubung. Propaganda ini
bagaikan istilah lempar batu sembunyi tangan, atau istilah menghantam dengan
meminjam tangan orang lain, kerap digunakan saat suasana genting atau pada
waktu perang untuk menjatuhkan moral lawan.
c. Grey
propaganda, yaitu propaganda abu-abu yang dilakukan oleh kelompok atau
sumber yang tidak jelas. Biasanya isi pesannya menimbulkan keraguan, untuk mengacaukan
pikiran orang, adu domba, intrik, dan gosip. Propaganda ini memang sengaja
dirancang sedemikian agar massa menjadi ragu atas suatu persoalan yang tengah
berkembang. Propaganda dilancarkan dengan menghindari identifikasi sumbernya.
Oleh karen itu, ada yang menganggapnya sama seperti menanggapi propaganda hitam
atau propaganda terselubung yang kurang mantap.
d. Rational
propaganda, atau propaganda rasional, yaitu propaganda yang mengungkap
dengan jelas sumbernya dan tujuannya pun dijelaskan secara rasional.
Menurut
Jenis Kegiatannya
a. Propaganda dagang meliputi iklan,
peragaan (display), pertunjukan (show), presentasi, pawai, pameran (expo).
b. Propaganda politik mencakup
penyebaran doktrin, penyebaran keyakinan
politik tertentu.
c. Propaganda perang, yang termasuk
dalam jenis propaganda ini: war mongering atau propaganda yang
menghembus-hembuskan semangat perang, defamatory atau propaganda merusak
nama baik kepala negara. Subversive yaitu propaganda yang bertujuan merusak
atau merongrong kekuatan atau kewibawaan suatu negara dari dalam agar negara
tersebut hancur, psychological warfare (psy-war/sykewar)
atau perang urat syaraf, yaitu propaganda yang menampilkan gertakan dan
pengerahan kekuatan sebagai bentuk ancaman agresi untuk menakut-nakuti pihak
lawan.
d. Propaganda budaya biasanya dilancar
an dalam bentuk kegiatan pameran seni dan budaya, pertunjukan film, pementasan
seni/tari, pertukaran misi-misi kebudayaan, pagelaran temuan atau inovasi ilmu
pengetahuan.
e. Propaganda agama, meliputi penyebaran
keyakinan atau ajaran agama, kerap juga dilakukan dalam bentuk khutbah dan
ceramah akbar, pertemuan agama, pagelaran kegiatan keagamaan secara
besar-besaran dan terbuka, tabligh, dan pementasan drama bernapaskan agama.
Menurut
Bentuk Komunikasi Massa
a. Propaganda
vertikal adalah propaganda yang dilancarkan dengan menggunakan berbagai
macam sarana media massa. Propaganda ini lazim juga disebut propaganda
fasilitatif yang menimbulkan dampak hierarkis dari pemimpin pendapat hingga
masyarakat awam. Jenis propaganda ini paling banyak digunakan, baik di bidang
sosial, politik, dan ekonomi.
b. Propaganda agitatif adalah propaganda yang dilancarkan dengan
menggunakan berbagai alat komunikasi massa untuk mengacaukan kepentingan umum,
kemudian memaksa massa mengikuti kepentingan tertentu dengan menampilkan
ancaman, kemudian membangkitkan ketakutan dan kebencian sehingga target
propaganda memberikan pengorbanan yang sebesar-besarnya untuk mencapai suatu
tujuan atau mewujudkan cita-cita.
Menurut
Bentuk Komunikasi Interpersonal
a. Propaganda horizontal adalah propaganda yang ditempuh melalui
komunikasi interpersonal atau komunikasi organisasi, dengan target
individu-individu tertentu dan selanjutnya menjadikan massa sebagai keseluruhan
targetnya.
b. Propaganda integratif adalah
propaganda yang ditempuh melalui komunikasi interpersonal dengan target
orang-orang tertentu dalam rangka penanaman doktrin, kemudian target yang sudah
kuat mengikuti doktrin melancarkan propaganda pada target tertentu lainnya, dan
seterusnya. Propaganda integratif disebut juga propaganda jaringan sel yang
saling kait-mengait.
Menurut
Wilayahnya
a. Propaganda regional
b. Propaganda nasional
c. Propaganda
internasional
Tujuan
Propaganda
Propaganda adalah suatu kegiatan komunikasi yang erat
kaitannya dengan persuasi. Propaganda diartikan diseminasi informasi untuk
memengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok masyarakat dengan
motif indoktrinasisasi ideologi. Tujuan propaganda adalah untuk mengubah
pikiran kognitif dan membangkitkan emosi para targetnya.
Komponen
Propaganda
Propaganda adalah kegiatan penyebaran pesan yang telah
direncanakan secara seksama untuk mengubah sikap, pandangan, pendapat, dan
tingkah laku target propaganda sesuai dengan pola yang telah ditetapkan. Pada
umumnya, propaganda lebih merupakan kegiatan komunikasi massa, mengingat
targetnya adalah massa yang banyak dan wilayah jangkauannya pun sangat luas
hingga massa tak bisa dikenali satu per satu. Begitu juga sarana yang digunakan
adalah sarana-sarana yang lazim digunakan dalam komunikasi massa.
Komponen-komponen dalam propaganda mirip dengan komponen
dalam kamunikasi massa sebagai berikut.
a.
Komunikator
atau propagandis, yaitu seseorang yang dilembagakan atau lembaga yang
menyampaikan pesan dengan isi dan tujuan tertentu.
b.
Komunikan
atau target propaganda, yaitu massa penerima pesan yang setelah terkena terpaan
propaganda- diharapkan akan melakukan sesuatu sikap atau tindakan sesuai pola
yang ditentukan oleh komunikator atau propagandis.
c.
Pesan
tertentu yang telah di-encode atau dirumuskan sedemikian rupa agar tujuan dapat
tercapai secara efektif.
d.
Sarana
atau medium yang tepat dan sesuai atau serasi dengan situasi dan kondisi
komunikan atau target propaganda.
e.
Teknik
yang seefektif mungkin, yang dapat memberikan pengaruh dan mampu mendorong
target propaganda melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan atau pola yang
ditentukan propagandis.
f.
Kondisi
dan situasi yang memungkinkan dilakukannya kegiatan propaganda bersangkutan.
g.
Politik
propaganda yang menentukan isi dan tujuan propaganda yang hendak dicapai.
Mirip rancangan media massa, desain propaganda pada intinya
memerhatikan aspek pemilihan dan permainan kata-kata. Desain propaganda tidak
lepas dari aturan normatif yang berlaku.
Di sini, perancang propaganda memainkan peran penting dalam merumuskan
pesan atau rangkaian kata-kata dan seni grafis, dalam bentuk lain temasuk seni
retorika, senin panggung, dan seni lain untuk mempercantik atau mengoptimalkan
daya tarik tampilan dan sajian pesan propaganda. Propaganda dengan slogan dan
seni grafis yang menawan banyak digunakan sebagai senjata ampuh untuk
memengaruhi sikap dan tindakan massa terhadap suatu ide atau kondisi tertentu.
Pemilihan jenis dan ukuran huruf serta tata letak dan seni
info grafis sangat penting. Bahasa grafis dalam propaganda bersifat universal,
maksudnya grafis tidak mengenal hambatan bahasa bagi orang-orang dari setiap
bagian dunia manapun. Bahasa grafis berfungsi sebagai alat komunikasi universal
karena gambar visual dapat dengan mudah dipahami secara intuitif. Terkait
dengan peraturan peredaran dan bidang lain pada beberapa aplikasi grafis,
propaganda merupakan tujuan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, Kathleen S. Communication Everyday Use. San Fransisco:
Rinehart Press, 1977.
Agee, Warren
K, Phillip H. Ault and Edwin Emery. Introduction to Mass Communication,
New York: Harper and Row Publisher, 1977.
Berlo,
David. K. The Process of Communication: An Introduction to Theory and
Practice. New York: Holt, Rinehart and Winston, 1960.
Bonar, S. K.
Hubungan Masyarakat Modern, Jakarta: PT Pembangunan, 1966.
Book,
Cassandra L. Human Communication: Principles, Contexs and Skills. New
York: St. Martin’s Press, 1980.
Byrnees,
Francis. C. Communication (Reading Material). The International Rice
Research Institute. Los Banos- Philippines, 1965.
Cangara,
Hafied. Ilmu Komunikasi dalam Lintasan Sejarah dan Filsafat. Surabaya:
Karya Anda, 1996.
-----------,
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014.
Effendy,
Onong Uchjana. Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikasi, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1992.
Ruslan,
Rosady, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi,
Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014.
Shoelhi,
Mohammad, Propaganda dalam Komunikasi
Internasional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012.
Sobur, Alex, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk
Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001
Post a Comment