Modul Pembelajaran JavaScript

<div style="text-align: justify;"> <b> Sekilas tentang JavaScript  </b></div> <div style="text-align: justify;">  Javascript adalah bahasa skrip yang ditempelkan pada kode HTML dan diproses di sisi klien. Dengan adanya bahasa ini, kemampuan dokumen HTML menjadi semakin luas. Sebagai contoh, dengan menggunakan JavaScript dimungkinkan untuk memvalidasi masukanmasukan pada formulir sebelum formulir dikirimkan ke server.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;">  Javascript bukanlah bahasa Java dan merupakan dua bahasa yang berbeda. Javascript diinterpretasikan oleh klien (kodenya bisa  dilihat pada sisi klien), sedangkan kode Java  dikompilasi oleh pemrogram dan hasil kompilasinyalah yang dijalankan oleh klien. </div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ok langsung aja yang mu download modul lengkap nya bisa disini <a href="http://adf.ly/tHhEM" target="_blank">Modul</a></div>

Modul Pembelajaran JavaScript

 Sekilas tentang JavaScript    Javascript adalah bahasa skrip yang ditempelkan pada kode HTML dan diproses di sisi klien. Dengan adanya b...

Baca Selengkapnya »

Kebudayaan: Transformasi dan Asimilasi Kebudayaan

<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPsKoli1fPPZbcXJRREQ9cq7QtPCCpAH5VFPDey7_JSgxM9BH1RwBHgXrRlEB_awKWxbQPV4q_hYByMmaU_PzlS2WM71oXE6Gvpn0y1pFNv7AitI6xdApRPp5FwsKcXchJ_-KKMqv0_Dc/s1600/transformasi+kebudayaan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPsKoli1fPPZbcXJRREQ9cq7QtPCCpAH5VFPDey7_JSgxM9BH1RwBHgXrRlEB_awKWxbQPV4q_hYByMmaU_PzlS2WM71oXE6Gvpn0y1pFNv7AitI6xdApRPp5FwsKcXchJ_-KKMqv0_Dc/s320/transformasi+kebudayaan.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://azharmind.blogspot.com/2013/09/konsep-pendidikan-terhadap-perubahan.html" data-noload="" data-ved="0ahUKEwi5-6WqjbbLAhXOC44KHfdPAJAQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi5-6WqjbbLAhXOC44KHfdPAJAQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fazharmind.blogspot.com%2F2013%2F09%2Fkonsep-pendidikan-terhadap-perubahan.html&psig=AFQjCNFoumEeFUnvgX9NKCU7o9Q7ADlZrA&ust=1457698754119483" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-decoration: none;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;"><span style="color: black;">azharmind.blogspot.com</span></span></a></td></tr> </tbody></table> <span lang="IN"><br /></span> <span lang="IN">Untuk versi PDF atau word bisa download <a href="http://adf.ly/tGtVo" target="_blank">disini </a></span><br /> <span lang="IN">Transformasi Kebudayaan<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Pada hakikatnya tidak ada kebudayaan di dunia ini yang statis dan tiada mengalami perubahan, baik disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Kebudayaan yang berfungsi bagi manusia sebagai alat untuk memenuhi kebutuhannya, senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan dan perubahan, baik karena perubahan dalam bidang pemikiran, ekologi, politik, ekonomi, dan sebagainya. Kebutuhan untuk melakukan perubahan atau pembaharuan nilai inilah yang prosesnya disebut transformasi.<a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a> <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"> <span lang="IN">            Kuntowijoyo mengartikan transformasi sosio-kultural sebagai arah dari sebuah perubahan (sosial) yang bersifat profetik (normatif). Pengertian sosio-kultural dibatasi pada nilai-nilai normatif (agama, etika sosial, ekonomi Islam) yang dapat dijadikan acuan dalam mendorong peningkatan dan hubungan-hubungan pertukaran di dalam suatu sistem sosial.<a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"> <span lang="IN">Asimilasi Kebudayaan <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Asimilasi adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Biasanya suatu proses asimilasi terjadi antara suatu golongan mayoritas dan golongan minoritas, sehingga sifat-sifat khas dari kebudayaannya lambat-laun berubah dan menyatu dengan kebudayaan golongan mayoritas.<a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Di Amerika, proses sosial seperti itu banyak diteliti para ahli sosiologi, dengan munculnya masalah-masalah yang diakibatkan oleh kedatangan para imigran dari Eropa. Bagi Indonesia, pengetahuan mengenai kebinekaan suku bangsa, lapisan sosial, dan agama serta proses asimilasi yang terjadi di tempat-tempat lain di dunia, sangat penting sebagai bahan perbandingan.<a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></a>  <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Dari berbagai proses asimilasi yang pernah diteliti, diketahui bahwa pergaulan intensif saja belum tentu mengakibatkan terjadinya proses asimilasi, tanpa adanya toleransi dan simpati antara kedua golongan. Contohnya adalah orang Cina di Indonesia, yang walaupun telah bergaul secara intensif dengan penduduk pribumi bangsa Indonesia sejak beberapa abad, belum seluruhnya terintegrasi ke dalam masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Sebaliknya, kurangnya toleransi dan simpati terhadap suatu kebudayaan lain umumnya disebabkan karena berbagai kendala, yaitu kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan pihak yang dihadapi, kekhawatiran akan kekuatan yang dimiliki kebudayaan tersebut, dan perasaan bahwa kebudayaan sendiri lebih unggul dari kebudayaan pihak yang dihadapi.<span class="MsoFootnoteReference"><a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[5]</span></span></a></span></span></div> <div> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <!--[endif]--> <br /> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a> <span lang="IN">Alfian, <i>Tranformasi Sosial Budaya dalam Pembangunan Nasional,</i> (Jakarta: UI. Press, 1986), hal. x<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn2"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a> <span lang="IN">Hasbullah,  <i>op. cit</i>., hal. 19. <o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn3"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></a> <span lang="IN">Koentjaraningrat, <i>op. cit.,</i> hal. 160.<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn4"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></a> <i><span lang="IN">Ibid.,</span></i><span lang="IN"> hal. 160<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn5"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></a> <i><span lang="IN">Ibid.,</span></i><span lang="IN"> hal. 160.<o:p></o:p></span></div> </div> </div>

Kebudayaan: Transformasi dan Asimilasi Kebudayaan

Sumber Gambar:  azharmind.blogspot.com Untuk versi PDF atau word bisa download disini  Transformasi Kebudayaan Pada hakikatnya tida...

Baca Selengkapnya »

Kebudayaan: Integrasi Kebudayaan

<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3PWyXY7JKwidUkc6FdYVJa41v6I4hM4LHo9nwm2hQRNd9QihZdWbETGqZ_0xjOOB9GOSty9_SUE0ZDAG0Wlh0Ja5pb_Ndss47Qg33Q9SP28y85qe3_Mu1Gv5SThOQ4cnfvWfOomDdgl0/s1600/kebudayaan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3PWyXY7JKwidUkc6FdYVJa41v6I4hM4LHo9nwm2hQRNd9QihZdWbETGqZ_0xjOOB9GOSty9_SUE0ZDAG0Wlh0Ja5pb_Ndss47Qg33Q9SP28y85qe3_Mu1Gv5SThOQ4cnfvWfOomDdgl0/s320/kebudayaan.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://triyoatna96.blogspot.com/2014/10/kebudayaan-kalimantan-tengah-dan-ciri.html" data-noload="" data-ved="0ahUKEwjXx86AjrbLAhUVTo4KHSiDBnwQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjXx86AjrbLAhUVTo4KHSiDBnwQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Ftriyoatna96.blogspot.com%2F2014%2F10%2Fkebudayaan-kalimantan-tengah-dan-ciri.html&bvm=bv.116573086,d.c2E&psig=AFQjCNGGmucCL6Ris24wxn3LVeQy37jQtw&ust=1457698955952746" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-indent: 0px;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;"><span style="color: black;">triyoatna96.blogspot.com</span></span></a></td></tr> </tbody></table> <br /> Untuk tulisan ini bisa di download <a href="http://adf.ly/tGtVo" target="_blank">disini</a><br /> <span lang="IN">Vocabulaire Philosophique Lalande memberikan definisi integrasi sebagai “dibangunnya interdependensi yang lebih rapat antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara anggota-anggota dalam masyarakat, yang cenderung membuatnya menjadi suatu kota yang harmonis, yang didasarkan pada tatanan yang oleh anggota-anggotanya dianggap sama harmonisnya.<a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a>  <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Setiap kebudayaan merupakan sebuah formasi, yang bagian-bagiannya saling sesuai menyesuaikan, oleh sebab itu masuknya setiap unsur kebudayaan yang baru tentu akan mengganggu keseimbangan yang telah ada. Sebelum unsur itu dapat menjadi universal atau spesialistis, lebih dahulu harus melalui serangkaian penyesuaian-penyesuaian. Gejala saling sesuai menyesuaikan antara unsur-unsur kebudayaan ini disebut integrasi (<i>integrasion</i>), yang merangkum aspek dinamik maupun statik. Jadi, proses integrasi ialah perkembangan progresif dalam rangka mewujudkan persesuaian yang sempurna antara berbagai unsur-unsur, yang secara bersama mewujudkan “<i>total culture</i>”. Sedangkan yang dimaksud dengan tingkat atau taraf integrasi (<i>degree of integartion</i>) ialah tingkat penyesuaian yang telah dicapai pada satu titik (saat) tertentu di dalam “<i>culture continuum</i>”.<a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"> <span lang="IN">            Dalam proses integrasi tidak ada satu kebudayaan pun yang pernah mewujudkan integrasi dengan mutlak atau sempurna. Jelasnya, tak pernah semua unsur-unsur yang ada di dalamnya saling sesuai menyesuaikan dengan sempurna, karena di dalam setiap kebudayaan selalu terjadi perubahan, entah berasal dari inovasi atau dari difusi. Ini berarti, bahwa tidak ada satu kebudayaan pun yang pernah diintegrasikan dengan sempurna pada suatu titik sejarahnya. Dengan demikian integrasi merupakan persoalan taraf atau tingkat. Apabila tingkat integrasi dalam suatu kebudayaan tidak dapat mencapai ukuran minimal, maka akan lumpuhlah kebudayaan itu dan runtuhlah masyarakatnya sebagai satu kesatuan fungsional. Namun hal ini jarang sekali terjadi, karena semua kebudayaan mempunyai kemampuan yang mengagumkan untuk mewujudkan perubahan dan adaptasi. Malahan dapat dikatakan bahwa setiap atau serangkaian unsur-unsur kebudayaan baru dapat diintegrasikannya, asal saja tidak bertentangan secara langsung atau berlawanan dengan unsur-unsur pokok di dalam formasi yang telah ada, sehingga masyarakat akan menolaknya seketika.<a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Selama berlangsungnya proses perubahan kultural, disintegrasi berjalan berdampingan. Pada saat bagian-bagian tertentu dari kebudayaan itu telah berhasil mengadakan penyesuaian, ada bagian-bagian lain yang baru ‘merasakan’ gerak perubahan yang ditimbulkan oleh unsur baru itu. Pada pokoknya proses penerimaan unsur baru menimbulkan masa panca roba. Akibat yang ditimbulkan dari penerimaan unsur-unsur terhadap kebudayaan penerima tidaklah selalu sama. Ada unsur yang dapat dikatakan tidak menimbulkan kegoncangan sama sekali dan ada juga yang dapat menimbulkan perubahan yang besar.<a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></a> <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Untuk mengetahui sejauhmana interaksi sosial antaretnis (mayoritas dan minoritas) dan kemungkinan terjadinya bisa dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktural fungsional. Pendekatan struktural-fungsional sebagaimana dikembangkan oleh Parsons dan pengikutnya memiliki pandangan bahwa adanya komitmen terhadap norma-norma sosial (nilai-nilai bersama) sangat penting dalam terjadinya integrasi dalam suatu masyarakat. Sehingga, dapat dikatakan bahwa individu-individu dan kelompok-kelompok manusia akan terintegrasi bila adanya, antara lain, persamaan kepentingan (interast), keyakinan (agama), dan status sosial.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Adanya kecendrungan terwujudnya integrasi dalam masyarakat bukan berarti terlepas dari perbedaan-perbedaan pendapat dan konflik. Namun, suatu hal yang penting dari proses integrasi tersebut adalah adanya kesadaran dalam menjaga keseimbangan hubungan, sehingga eksistensi dan identitas masing-masing kelompok sosial yang terintegrasi tetap diakui. Usman menulis bahwa proses terrwujudnya integrasi sosial dikelompokkan menjadi tiga dimensi. Pertama, masyarakat dapat terintegrasi berdasarkan kesepakatan kebanyakan anggotanya terhadap nilai-nilai sosial tertentu yang bersifat mendasar. Kedua, masyarakat dapat terintegrasi dikarenakan kebanyakan anggotanya terhimpun dalam berbagai unit sosial sekaligus (cross cutting affiliations). Ketiga, masyarakat dapat terintegrasi atas saling ketergantungan di antara unit-unit sosial yang terhimpun di dalamnya dalam mencapai kebutuhan ekonomi.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Satu hal yang perlu dikemukakan bahwa adanya nilai-nilai integrasi yang tinggi (interaksi antaretnis) pada masa kejayaannya, lebih disebabkan oleh suasana integrasi yang natural yang jauh dari rekayasa politik. Kedatangan bangsa-bangsa Arab ke Palembang dimotivasi oleh kepentingan perdagangan. Adanya persamaan kepentingan perdagangan telah menciptakan rasa ketergantungan itu menjadi pendorong bagi terwujudnya integrasi.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Sehubungan dengan budaya, Kedekatan budaya Arab dengan Budaya Palembang, membuat kedua etnis melakukan kolaborasi budaya. Budaya Arab yang mengambil sendi al-Qur’an dan hadits dan Palembang dengan  kitab perundang-undangan adat yang dikenal <i>Undang-undang Simbur Cahaya</i>. Undang-undang Simbur Cahaya yang terkenal untuk daerah pedalaman, tampaknya masih dikenal hingga kini. Collins dalam penelitiannya tahun 1977 masih melihat di kantor Kabupaten Lahat <i>Undang-undang Simbur cahaya </i>ini dipakai sebagai rujukan dalam menyelesaikan masalah adat.<a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></a> Dan dapat dipastikan sebahagian besar hukum dari Undang-undang Simbur Cahaya ini dipengaruhi oleh kedatangan dan budaya Arab.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"> <span lang="IN">            Sebagai ilustrasi kecil dari isi kitab Undang-undang Simbur Cahaya. Dalam Bab I, aturan Bujang gadis dan Kawin, tampak adanya aturan yang ketat mengenai hubungan pria dan wanita. Ketentuan yang ketat seperti ini merupakan pengaruh dari hukum Islam yang sangat membatasi hubungan antara pria dan wanita yang bukan <i>muhrim.</i> Walupun demikian tampaknya ketentuan itu telah menunjukan adanya penyesuaian dengan adat setempat.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Satu hal yang perlu dikemukakan bahwa adanya nilai-nilai integrasi yang tinggi (integrasi antaretnis) pada masa masyarakat  Palembang, lebih disebabkan oleh suasana integrasi yang <i>natural </i>yang jauh dari rekayasa politik. Kedatangan bangsa-bangsa asing (cina,Arab,Persia,India) ke Sriwijaya (<i>bernotabene </i>kerajaan budha) dimotivasi oleh kepentingan perdagangan telah menciptakan rasa ketergantungan satu sama lain (<i>mutual simbolis)</i>. Keadaan saling ketergantungan itu menjadi pendorong terwujudnya integrasi. Situasi tersebut tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa sikap politik dan pelayanan dibidang perdagangan Palembang sudah demikian baik, sehingga mempunyai citra tersendiri. <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Seperti kebanyakan yang ditunjukkan oleh para penulis Hadrami, merupakan fakta bahwa imigran menganggap agama yang sama dengan masyarakat pribumi telah membuat integrasi lebih mudah terjadi dibandingkan dalam kasus Cina Hindia, khususnya di kota-kota pelabuhan di mana umumnya terdapat komunitas pedagang muslim yang besar maka Islam merupakan faktor pemersatu yang kuat. Hadrami berinteraksi dengan masyarakat India, Jawa, Palembang dan lainnya dalam sebuah komunitas yang dibatasi dengan ikatan keyakinan yang sama. Keyakinan agama yang sama ini membuat kerja sama lebih mudah karena bahkan hal-hal praktis dibatasi dengan pemahaman yang sama termasuk dalam hal pembagian keuntungan. Sekalipun berbeda asal-usul namun keyakinan ini telah menggolongkannya dalam lingkup identitas bersama Islam. Oleh karena itu, Hadrami dipandang tidak terlalu “asing” melainkan bagian dari persaudaraan masyarakat Islam di seluruh dunia.<a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Ironisnya, bahwa persoalan realitas social saat ini sebetulnya memiliki keterkaitan yang erat dengan realitas social-historis sebelumnya. Proses dialektika antara nilai-nilai lokal mengenai persoalan social,budaya,ekonomi dan politik terlebih agama merupakan elemen penting  perekat bangsa. <i>Secara makro</i>, kepincangan social, budaya, ekonomi dan politik (<i>multi gaps) </i>masih sangat dirasakan, bahkan sering dikaitkan dengan etnis datangan.<a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></a> Namun secara <i>mikro, </i>harus diakui pula bahwa pada daerah tertentu keadaan integrasi menunjukan lebih baik. Sebagai ilustrasi, di Palembang tingkat pembauran antara etnis cina, Arab dan Pribumi setempat menunjukan gejalah konflik yang relative kecil dan tidak mengalami ketimpangan. Sehingga sejak  awal dan bahkan sampai akhir abad-20 kehidupan penduduk pribumi Palembang dengan Hadrami selaku masyarakat pendatang tetap terjalin secara harmonis.<o:p></o:p></span></div> <br /> <div> <!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <!--[endif]--> <br /> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a><span lang="IN">Maurice Duverger, <i>Sosiologi Politik,</i> terj. Daniel Dhakidae, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. VI. 1998), hal. 310.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN"> <o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn2"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a> <span lang="IN">Linton, Ralph, <i>op. cit</i>., hal. 266</span></div> </div> <div id="ftn3"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></a><span lang="IN">Hasbullah,  <i>op. cit</i>., hal. 19.<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn4"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></a> <i><span lang="IN">Ibid.,</span></i><span lang="IN"> hal. 20.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref5" name="_ftn5" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[5]</span></span></span></span></a><span lang="IN" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"> William Augustus Collins, <i>Basemah Concepts, A Study of the Culture A People of South Sumatra,</i> Disertasi University of California, 1979, hal.34</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref6" name="_ftn6" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[6]</span></span></span></a><span style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"> </span><span lang="IN" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Lihat, Natalie Mobini Kesheh, <i>Hadrami Awakening: Kebangkitan Hadhrami di Indonesia,</i> terj. Ita Mutiara, (Jakarta: AKBAR Media Eka Sarana, Cet. I, 2007), hal. 18</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref7" name="_ftn7" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[7]</span></span></span></a><span style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"> </span><span lang="IN" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Seringkali persoalan ketimpangan social,budaya,ekonomi dan politik-terutama social dan ekonomi-dikaitkan dengan kiprah orang beretnis cina dalam bidang ekonomi. Para ahli social budaya,ekonomi dan politik menyakini bahwa tidak kurang 75 persen asset Negara ini dimiliki oleh etnis migrant cina. Struktur social dan ekonomi yang demikian telah mempersulit terwujudnya integrasi bangsa berbagai kerusuhan 12-13 mei memiliki keterkaitan dengan ketimpangan persoalan social dan ekonomi tersebut. Lihat Abdullah Idi,<i>kerajaan sriwijaya, Nilai-nilai integrasi dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Otonomi Daerah, </i>dalam Zulkifli & Abd.Karim Nasution (ed), <i>Islam Dalam Sejarah dan Budaya Masyarakat Sumatera Selatan. </i>UNSRI, 2001.hal.9</span></div> </div> </div>

Kebudayaan: Integrasi Kebudayaan

Sumber Gambar:  triyoatna96.blogspot.com Untuk tulisan ini bisa di download disini Vocabulaire Philosophique Lalande memberikan defin...

Baca Selengkapnya »

Kebudayaan Akulturasi Kebudayaan

<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Untuk Menghindari copy paste Kami menyediakan versi pdf yang bisa anda download disini<br /> <a href="http://adf.ly/tGrLe" target="_blank">Download</a><br /> <span style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;">Akulturasi atau </span><i style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;">culture contact</i><span style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;">, mempunyai berbagai arti di antara sarjana antropologi, tetapi semua sepakat bahwa konsep itu mengenai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.</span><a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn1" name="_ftnref1" style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[1]</span></span></span></a><span style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"> Akulturasi juga dapat dipamahi sebagai suatu proses dimana seseorang yang memiliki budaya bertemu dengan budaya lain, sehingga saling tukar dari kedua belah pihak. </span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Proses akulturasi memang sudah ada sejak dulu kala, tetapi proses akulturasi dengan sifat khusus baru ada ketika kebudayaan-kebudayaan bangsa-bangsa Eropa Barat mulai menyebar ke daerah-daerah lain di muka bumi pada awal abad ke-15, dan mulai mempengaruhi masyarakat-masyarakat suku bangsa di Afrika, Asia, Oseania, Amerika Utara dan Amerika Latin. Mereka membangun pusat-pusat kekuatan di berbagai tempat di sana, yang menjadi pangkal dari pemerintah-pemerintah jajahan, dan yang pada akhir ke-19 dan awal abad ke-20 mencapai puncak kejayaannya. Seiring dengan perkembangan berbagai pemerintahan jajahan itu, berkembang pula berbagai usaha penyebaran agama Nasrani. Hasil yang tampak sekarang ialah bahwa sudah hampir tidak ada suku bangsa yang terhindar dari pengaruh unsur-unsur kebudayaan Eropa. Terutama dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, pengaruh unsur-unsur kebudayaan Eropa dan Amerika yang juga disebut “modernisasi” itu dialami oleh hampir semua warga suku bangsa di Afrika, Asia, dan Oseania secara sangat intensif, yang bahkan sampai menyentuh sistem norma dan nilai budaya mereka.<a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Contoh akulturasi kebudayaan Hadrami dan Palembang sangat banyak sekali. Salah satunya dalam bidang seni, seperti rebana, barzanji, dan lain-lan merupakan pengaruh dari seni Hadrami. Hanya saja kesemua bentuk kesenian ini sudah mengalami elaborasi dan penyesuaian dengan musik lokal. Sehingga seni yang ada dalam masyarakat Palembang tetap memperlihatkan khal lokalnya.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Terjadinya akulturasi sudah barang tentu menimbulkan benturan dan pergeseran, disamping penyesuaian dan penyerasian nilai-nilai dan norma-norma secara timbal balik antara Hadrami dan kebudayaan Palembang.<o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Titik awal akulturasi antara kebudayaan Palembang dan Hadrami adalah sekitar abad ke 10 navigasi perdagangan Hadrami sudah sampai ke Korea dan Jepang, di tengah perjalanan di Selat Malaka mereka berhubungan dagang dengan Zabaj (Sriwijaya), karena suluruh kapal yang melewati Selat Malaka singgah mengambil perbekalan di bandar Sriwijaya. <em>Kedua</em>, dapat dipastikan bahwa Islam masuk di daerah Sriwijaya pada abad ke-7. hal ini mengingat cerita buku sejarah Cina yang menyebutkan bahwa Dinasti Tang memberitakan tentang utusan Tache (sebutan untuk orang Arab) ke Kalingga pada tahun 674 M. dari sana dapat disimpulkan bahwa pada saat itu telah terjadi proses Islamisasi. Apalagi disebutkan bahwa pada zaman Dinasti Tang telah dikabarkan bahwa telah ada perkampungan Arab Muslim di pantai barat Sumatra pada tahun 674 M. <em>ketiga</em>, Para penulis seperti Ibnu Batuta (900M), Sulaiman (850M), dan Abu Said (950 M) menyebutkan bahwa sejak kekhalifahan Umayyah (661-750M) dan Abbasiyah (750-1268M) hubungan dagang mereka telah samapai ke wilayah kekuasaan Sriwijaya. Juga di saat yang sama para pedagang Sriwijaya telah berlayar ke negara-negara Timur Tengah. Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan titik awal proses akulturasi antara kebudayaan Palembang dan Hadrami</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN">Dengan memperhatikan para pembawa unsur-unsur kebudayaan asing (dalam antropologi disebut <i>agents of acculturation</i>) dapat diketahui unsur-unsur kebudayaan jenis apa yang masuk. Para warga masyarakat itu umumnya tidak memahami seluruh kebudayaannya sendiri, terutama apabila masyarakatnya luas dan kompleks. Karena itu para <i>agents of acculturation</i> itulah yang menentukan unsur-unsur kebudayaan yang dimasukkan. Seorang pedagang tentu membawa unsur kebudayaan berupa berbagai jenis barang, cara berdagang, dan sebagainya; seorang pendeta penyiar agama Islam tentu membawa berbagai unsur agamanya.<span class="MsoFootnoteReference"><a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[3]</span></span></a></span></span></div> <div> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <!--[endif]--> <br /> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a><span lang="IN">Hasbullah, <i>Islam dan Transformasi Kebudayaan Melayu di Kerajaan Siak,</i> (Riau: Yayasan Pusaka Riau, 2007), hal. 12.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref2" name="_ftn2" style="text-indent: 36pt;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[2]</span></span></span></a><span style="text-indent: 36pt;"> </span><span lang="IN" style="text-indent: 36pt;">Koentjaraningrat, <i>op. cit.,</i> hal. 155-156.</span></div> </div> <div id="ftn3"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 27.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Disertasi%20Revisi/BAB%20II%20Dakwah%20dan%20Konsep-Konsep%20Perubahan%20Kebudayaan.doc#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 10.0pt;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></a> <span lang="IN">Lihat, Koentjaraningrat, <i>Pengantar Antropologi I,</i> (Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. I, 1996), hal. 160.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 27.0pt;"> <br /></div> </div> </div>

Kebudayaan Akulturasi Kebudayaan

Untuk Menghindari copy paste Kami menyediakan versi pdf yang bisa anda download disini Download Akulturasi atau culture contact , mempuny...

Baca Selengkapnya »

Kebudayaan Difusi Kebudayaan

<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; tab-stops: 14.2pt; text-align: justify;"> <span lang="IN">Untuk Versi PDF nya Bisa Anda download disni <a href="http://adf.ly/tGp6V" target="_blank">Download</a></span><br> <span lang="IN"><br></span> <span lang="IN">Sejak lama para sarjana tertarik akan adanya bentuk-bentuk yang sama dari unsur-unsur kebudayaan di berbagai tempat yang seringkali jauh letaknya satu sama lain. Dari banyaknya temuan tentang hal ini, lahirlah satu doktrin tentang difusi<a href="file:///C:/Users/MUSLIMIN/Documents/Difusi%20Kebudayaan.docx#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[1]</span></span></span></a> (penyebaran) kebudayaan dan hubungan sejarah masa lampau yang dikemukakan oleh F. Ratzel (1844-1904). Aliran ini menganggap difusi sebagai pemindahan unsur suatu budaya kepada budaya lain. Unsur dan sifat budaya ini digunakan untuk menyelesaikan masalah atau dicampurkan untuk menjadi kompleks, di mana unsur-unsur budaya tersebut tidak ada kaitannya antara yang satu dengan yang lain.<a href="file:///C:/Users/MUSLIMIN/Documents/Difusi%20Kebudayaan.docx#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">[2]</span></span></span></a></span></div>

Kebudayaan Difusi Kebudayaan

Untuk Versi PDF nya Bisa Anda download disni Download Sejak lama para sarjana tertarik akan adanya bentuk-bentuk yang sama dari unsur-uns...

Baca Selengkapnya »

Tips Trick Seputar photography

<br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgctbjUgxGDDaLiC2ywBa6lT2DU3ihoi3EvG_YCllSIjHyLW1s6V7VukziXt-dAyHsm_uROsiiK8krOAPDSwhWsBnWjOotmxIEWt5VYwmycWNAEX0ja2YK-9EYF5KnUiP39wMX5SO4OaRg/s1600/photography-love.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgctbjUgxGDDaLiC2ywBa6lT2DU3ihoi3EvG_YCllSIjHyLW1s6V7VukziXt-dAyHsm_uROsiiK8krOAPDSwhWsBnWjOotmxIEWt5VYwmycWNAEX0ja2YK-9EYF5KnUiP39wMX5SO4OaRg/s1600/photography-love.jpg" width="320" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> Buat yang hobi photography kali ini kami membagikan e-book seputar tips trick photography langsung aja yang berminat tentang photography download aja e-book nya dibawah ini ......</div> <br /> <br /> <br /> <br /> <a href="http://adfoc.us/24409048636822" target="_blank">Download ebook photography</a>

Tips Trick Seputar photography

Buat yang hobi photography kali ini kami membagikan e-book seputar tips trick photography langsung aja yang berminat tentang photography...

Baca Selengkapnya »

Aliran dalam Pemikiran Islam

<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgAkdQmMGHELlxggnXTnfNPhZ-e1zeyAnIQlIDTVota_mzKpWKbzrnEs4snhiFXLwFLozMh9LtYheUGU3kT8CpuYZTFJ9Zu80xv5_rZtXkszDY1iiX1Ug-G20AwAOVc8LT-NuYAOtP4E8/s1600/arminareka+umroh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><br></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgAkdQmMGHELlxggnXTnfNPhZ-e1zeyAnIQlIDTVota_mzKpWKbzrnEs4snhiFXLwFLozMh9LtYheUGU3kT8CpuYZTFJ9Zu80xv5_rZtXkszDY1iiX1Ug-G20AwAOVc8LT-NuYAOtP4E8/s1600/arminareka+umroh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><br></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgAkdQmMGHELlxggnXTnfNPhZ-e1zeyAnIQlIDTVota_mzKpWKbzrnEs4snhiFXLwFLozMh9LtYheUGU3kT8CpuYZTFJ9Zu80xv5_rZtXkszDY1iiX1Ug-G20AwAOVc8LT-NuYAOtP4E8/s1600/arminareka+umroh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgAkdQmMGHELlxggnXTnfNPhZ-e1zeyAnIQlIDTVota_mzKpWKbzrnEs4snhiFXLwFLozMh9LtYheUGU3kT8CpuYZTFJ9Zu80xv5_rZtXkszDY1iiX1Ug-G20AwAOVc8LT-NuYAOtP4E8/s1600/arminareka+umroh.jpg" width="320"></a></div> <span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;"><br></span> <span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">Untuk download versi pdf nya bisa didownload <a href="http://adfoc.us/24409048636861" target="_blank">disini </a></span><br> <span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;"><br></span> <span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;">Dalam sejarah Islam, mulanya berkembang pemikiran rasional, tetapi kemudian berkembang pemikiran tradisional. Pemikiran rasional berkembang pada zaman klasik Islam (650-1250 M) sedangkan pemikiran tradisional berkembang pada zaman pertengahan Islam (1250-1800 M).</span><a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam/Dimensi%20Aliran%20Pemikiran%20Islam.doc#_ftn1" name="_ftnref1" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;" title=""><span class="MsoFootnoteReference">^{<span class="MsoFootnoteReference">^{<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span>}</span>}</span></a><sup style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%; text-indent: 36pt;"> </sup></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pertemuan Islam dan peradaban Yunani melahirkan pemikiran rasional di kalangan ulama Islam zaman klasik. Tapi,  perlu ditegaskan di sini bahwa ada perbedaan antara pemikiran rasional Yunani dan pemikiran Islam klasik. Di Yunani tidak dikenal agama samawi, maka pemikiran bebas, tanpa terikat pada ajaran-ajaran agama, tumbuh dan berkembang. Sementara pada Islam zaman klasik pemikiran rasional ulama terikat pada ajaran-ajaran agama Islam sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah.<a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam/Dimensi%20Aliran%20Pemikiran%20Islam.doc#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference">^{<span class="MsoFootnoteReference">^{<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span>}</span>}</span></a></span></div>

Aliran dalam Pemikiran Islam

Untuk download versi pdf nya bisa didownload disini  Dalam sejarah Islam, mulanya berkembang pemikiran rasional, tetapi kemudian berke...

Baca Selengkapnya »

Aliran Teologi (Kalam)

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG1g7S_RuUjU-pFsfGlFWCq5BmEPTSOC4HIirM9FZXMUO7UiFPBbQEjGnwc8V5635FwecSuOo_tqtOuCR53x5oKc9wl8PzGk4K-0yasx7ycIxUo_9Pa5VxXLG435rLgZJp0cYQeqZO9E8/s1600/pembeda.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="202" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG1g7S_RuUjU-pFsfGlFWCq5BmEPTSOC4HIirM9FZXMUO7UiFPBbQEjGnwc8V5635FwecSuOo_tqtOuCR53x5oKc9wl8PzGk4K-0yasx7ycIxUo_9Pa5VxXLG435rLgZJp0cYQeqZO9E8/s1600/pembeda.jpg" width="320"></a></div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1. Definisi Teologi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurut Ibn Khaldun, sebagaimana dikutip A. Hanafi, Ilmu Kalam ialah ilmu berisi alasan-alasan yang mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan salaf dan Ahli Sunnah.<a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam/Dimensi%20Aliran%20Pemikiran%20Islam.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference">^{<span class="MsoFootnoteReference">^{<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span>}</span>}</span></a></span></div>

Aliran Teologi (Kalam)

1. Definisi Teologi Menurut Ibn Khaldun, sebagaimana dikutip A. Hanafi, Ilmu Kalam ialah ilmu berisi alasan-alasan yang mempertaha...

Baca Selengkapnya »

Alirah Fiqh

<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 32.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfQ9_tEHU5B3m5BVjlFWg3-9s10sMvKOOkBEzqcTt5BL5-6r5RWcErnQQehNVb_fBU9KZsV-UenmRgQoqG4l0nmWwW353b_B9d8GJ70bHdqNQ_aSstTJPMxXBtZh6FxCJGQ2F37qwDnq8/s1600/buku___fiqih_sun_4a25a231bc4b5.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfQ9_tEHU5B3m5BVjlFWg3-9s10sMvKOOkBEzqcTt5BL5-6r5RWcErnQQehNVb_fBU9KZsV-UenmRgQoqG4l0nmWwW353b_B9d8GJ70bHdqNQ_aSstTJPMxXBtZh6FxCJGQ2F37qwDnq8/s1600/buku___fiqih_sun_4a25a231bc4b5.jpg" width="163"></a></div> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">  </span></span><br> <span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">   1. Definisi Ilmu Fiqih</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pengertian Fiqih (hukum) Islam hingga saat ini masih rancu dengan pengertian syariah. Untuk itu dalam pengertian hukum Islam di sini dimaksudkan di dalamnya pengertian syariat. Dalam kaitan ini dijumpai pendapat yang mengatakan bahwa hukum Islam atau fiqih adalah sekelompok dengan syariat- yaitu ilmu yang berkaitan dengn amal perbuatan manusia yang diambil dari <i>nash </i>al-Qur’an atau al-Sunnah yang berhubungan dengan amal perbuatan tersebut, atau yang diambil dari sumber-sumber lain, bila tidak ada <i>nash</i> dari al-Qur’an atau al-Sunnah, dibentuklah suatu ilmu yang disebut dengan ilmu fiqih. Dengan demikian yang disebut Ilmu Fiqih ialah sekelompok hukum tentang amal perbuatan manusia yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci.<a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam/Dimensi%20Aliran%20Pemikiran%20Islam.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference">^{<span class="MsoFootnoteReference">^{<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span>}</span>}</span></a></span></div>

Alirah Fiqh

      1. Definisi Ilmu Fiqih Pengertian Fiqih (hukum) Islam hingga saat ini masih rancu dengan pengertian syariah. Untuk itu dalam pen...

Baca Selengkapnya »

Aliran Tasawuf

<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 7.1pt;"> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLr3OgNrWstr2ElQRnub8As0rkQ4I8713jtp9gqp-HsocpumvY6cFuqzrH32BtGvBtbof6b9vXVLZdj63pBfmyoBHfMV9fUywbpPWK4v-8alZku9SscGAYVbKYy099JHLIJtfg3rGTSGI/s1600/ajaran-tasawuf-merusak-aqidah-islam.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLr3OgNrWstr2ElQRnub8As0rkQ4I8713jtp9gqp-HsocpumvY6cFuqzrH32BtGvBtbof6b9vXVLZdj63pBfmyoBHfMV9fUywbpPWK4v-8alZku9SscGAYVbKYy099JHLIJtfg3rGTSGI/s1600/ajaran-tasawuf-merusak-aqidah-islam.jpg"></a></div> <span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 7.1pt;">Pengertian Tasawuf</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari segi kebahasaan (linguistik) terdapat sejumlah kata atau istilah yang dihubungkan orang dengan tasawuf. Harun nasution misalnya menyebutkan lima istilah yang berhubungan dengan tasawuf, yaitu <i>al-suffah</i> (<i>ahl al-suffah</i>) yaitu orang yang ikut pindah dengan nabi dari Makkah ke Madinah, <i>saf</i>, yaitu barisan yang dijumpai dalam melaksanakan shalat berjama’ah, sufi yaitu bersih dan suci, <i>sophos</i> (bahasa Yunani: hikmah), dan <i>suf</i> (kain wol kasar).<a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam/Dimensi%20Aliran%20Pemikiran%20Islam.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference">^{<span class="MsoFootnoteReference">^{<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span>}</span>}</span></a></span></div>

Aliran Tasawuf

Pengertian Tasawuf Dari segi kebahasaan (linguistik) terdapat sejumlah kata atau istilah yang dihubungkan orang dengan tasawuf. Harun n...

Baca Selengkapnya »

Pendekatan Interdisipliner

<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pendekatan interdisipliner memusatkan perhatian pada masalah-masalah sosial yang dapat didekati dari berbagai disiplin keilmuan sosial. Yang menjadi titik tolak pembelajaran biasanya konsep atau generalisasi yang berdimensi jarak atau masalah sosial yang menyangkut atau menuntut pemecahan masalah dari berbagai bidang keilmuan sosial.  <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pendekatan interdisipliner disebut juga pendekatan terpadu atau <i>integrated approach</i> atau istilah yang digunakan Wesley dan Wronsky adalah “<i>corelation</i>” untuk pendekatan antar ilmu, dan “<i>integration</i>” untuk pendekatan terpadu.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam pendekatan interdisipliner konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial atau bidang studi telah terpadu sebagai suatu kesatuan sehingga bahannya diintegrasikan menurut kepentingan dan tidak lagi menurut urutan konsep masing-masing ilmu atau bidang studi.  <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pendekatan interdisliner yang dimaksud disini adalah kajian dengan menggunakan sejumlah pendekatan atau sudut pandang (perspektif). Dalam studi misalnya menggunakan pendek</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">a</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">tan sosiologis, historis dan normatif secara bersamaan. Pentingnya penggunaan pendekatan ini semakin disadari keterbatasan dari hasil-hasil penelitian yang hanya menggunakan satu pendekatan tertentu. Misalnya, dalam mengkaji teks agama, seperti Al-Qur’an dan sunnah Nabi tidak cukup hanya mengandalkan pendekatan tekstual, tetapi harus dilengkapi dengan pendekatan sosiologis dan historis sekaligus, bahkan masih perlu ditambah dengan pendekatan-pendekatan lainnya. <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sarjana klasik Islam yang menggunakan pendekatan ini di antaranya adalah Ibn Khaldun yang terekam dalam karyanya <i>al-Mukaddimah</i>, Ibn Khaldun tidak sekadar menarasikan kejadian-kejadian masa lampau, apalagi membatasinya pada peristiwa-peristiwa politik. Lebih jauh, untuk menjelaskan kejadian-kejadian pada masal silam, ia tidak menggunakan ilmu sejarah <i>per se</i>, tetapi juga ilmu-ilmu lain, termasuk: geografi, antropologi, etnologi, filologi, astronomi, dan meteorologi, ekonomi dan politik, kebudayaan, logika, filsafat, agama, sosiologi, sastra, dan banyak lagi. Bahkan, dalam analisisnya tentang tumbuh, bangkit, dan punahnya suatu kebudayaan, ia membangun kerangka teori yang disebut sejarawan <i>Annales</i> sebagai “<i>long-term structure</i>” yang membentuk, menentukan atau mempengaruhi perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia.<a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam/Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference">^{<!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference">^{<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span>}</span><!--[endif]-->}</span></a><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 36pt;"> </span></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"> <b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt;">BAB III<o:p></o:p></span></b></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"> <b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt;">PENUTUP<o:p></o:p></span></b></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level2 lfo2; text-indent: -14.2pt;"> <!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">  </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kesimpulan<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Studi mengenai Islam dan tentang aspek-aspek keislaman dari kebudayaan masyarkat Islam, suatu distingsi harus dibuat antara <i>Islam normatif</i> (preskripsi-preskripsi, norma-norma, dan nilai-nilai yang termuat dalam petunjuk kitab suci) dan <i>Islam aktual</i> (semua bentuk gerakan, praktek, dan gagasan yang pada kenyataannya eksis dalam masyarakat Muslim dalam waktu dan tempat yang berbeda-beda). <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Studi norm</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US;">a</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">tif terhadap Islam, yang umumnya dikerjakan kaum Muslim sendiri untuk menemukan kebenaran religius, meliputi studi-studi tafsir, hadits, fiqih, dan kalam. Kemudian studi selanjutnya non-normatif terhadap aspek-aspek kebudayaan dan masyarakat Muslim, dalam pengertian yang lebih luas: meliputi telaah Islam dari sudut sejarah dan sastra atau antropologi, sosiologi dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 14.2pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level2 lfo2; text-indent: -14.2pt;"> <!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">  </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saran-Saran<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari uraian tersebut kita melihat ternyata semua agama dapat dipahami melalui berbagai pendekatan. Dengan pendekatan itu semua orang akan sampai pada agama. Seorang teolog, sosiolog, antropolog, sejarawan, ahli ilmu jiwa, dan budayawan akan sampai pada pemahaman agama yang benar. Di sini kita melihat bahwa agama bukan hanya monopoli kalangan teolog dan normatif belaka, melainkan agama dapat dipahami semua orang sesuai dengan pendekatan dan kesanggupan yang dimilikinya. Dari keadaan demikian seseorang akan memiliki kepuasan dari agama karena seluruh persoalan hidupnya mendapat bimbingan dari agama.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"> <b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"> <br /></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Abdullah, Syamsuddin, <i>Agama dan Masyarakat: Pendekatan Sosiologi Agama</i>, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Abdullah, Taufik dan M. Rusli Karim (Ed.), <i>Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar, </i> Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Azhari, Tahir, “Penelitian Agama Islam: Tinjauan Disiplin Ilmu Hukum,”, <i>Tradisi Baru Penelitian Agama Islam</i>, Bandung: Nuansa, 2001</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Azra, Azyumardi, <i>Islam Substantif: Agar Umat Tidak Jadi Buih</i>, Bandung: Mizan, Cet. 1, 2000.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">---------,“Penelitian Non-Normatif tentang Islam: Pemikiran Awal tentang Pendekatan Kajian Sejarah pada Fakultas Adab,” <i>Tradisi Baru Penelitian Agama Islam: Tinjauan antara Disiplin Ilmu</i>, Bandung: Pusjarlit, 1998.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Bakker, Anton, <i>Metode-Metode Filsafat,</i> Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Bertens, K., <i>Filsafat Barat Dalam Abad XX,</i> Jakarta: PT Gramedia, 1981.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Echols, John M., <i>Kamus Inggris Indonesia</i>, Jakarta: Gramedia, 1979.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Edward Paul, (ed), <i>The Encyclopaedia of Philosophy, Vol. 5</i>, New York: MacMilan Publishing Co., Inc and Free Press, 1972.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Gazalba, Sidi, <i>Sistematika Filsafat Jilid I</i>, Jakarta: Bulan Bintang, 1967.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Hammersma, Harry, <i>Tokoh-Tokoh Filsafat,</i> Jakarta: PT. Gramedia, 1983.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Ismail, Achmad Satori, <i>Sepuluh Pilar Dakwah di Era Globalisasi</i>, Jakarta: Mitra Grafika, 2003</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Koentjaraningrat, <i>Pengantar Antropologi I,</i> Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. I, 1996.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Magestari, Noerhadi, <i>Tradisi Baru Penelitian Agama Islam</i>, Bandung: Pusjarlit, Cet. I, 1998.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Mastuhu, “Penelitian Agama Islam: Tinjaun Disiplin Sosiologi”, <i>Tradisi Baru Penelitian Agama Islam</i>, Bandung: Nuansa, 2001.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Moleong, Lexy J. <i>Metodologi Penelitian Kualitatif</i>, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Najati<i>,</i>Muhammad Utsman<i>, Jiwa dalam Pandangan Filosof Muslim</i>, Alih bahasa, Gazi Saloom, Bandung: Pustaka Hidayah, 2002.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Nata, Abuddin, <i>Metodologi Studi Islam</i>, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">---------, <i>Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia, </i>Jakarta: PT RajaGrafindo, 2001.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Nasution, Harun, <i>Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan</i>, Jakarta: UI Press, 1972.</span></div> <div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-indent: -36pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Noer, Deliar, <i>Pengantar ke Pemikiran Politik</i>, Jakarta: Rajawali, 1983.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Poerwadarminta, J.S. <i>Kamus Umum Bahasa Indonesia</i>, Jakarta: Balai Pustaka, 1991.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Pulungan, Suyuthi, <i>Fiqh Siyasah: Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran,</i> Jakarta: PT Raja Grafindo, Cet. I, 1994.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Rahman, Fazlur, <i>Islam, </i>Jakarta: Bumi Aksara, 1992.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Raziq, Ali Abd, <i>Al-Islam wa Ushul al-Hukm</i>, Cairo: tp,  Cet. 3, 1925</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Salim, Abd. Muin, <i>Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik dalam al-Qur’an</i>, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Sarwono, Sarlito W., <i>Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi</i>, Jakarta: PT Bulan Bintang: 2000.</span></div> <div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Suparlan, Parsudi,“Agama Islam: Tinjauan Disiplin Antropologi”, <i>Tradisi Baru Penelitian Agama Islam; Tinjauan antar Disiplin Ilmu</i>,<span style="color: navy;"> </span>Bandung<span style="color: navy;">:</span> Nuansa bekerja sama dengan Pusjarlit, Cet. I, 1998.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Tata, Sukayat. <i>Internalisasi Nilai Agama Melalui Kebijakan Publik: Dakwah Struktural Bandung Agamis. </i>Bandung: CV. Rieksa Utama Jaya, Cet. 1, 2011.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <strong><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; font-weight: normal; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;">The Wold Book Encyclopedia International, Chicago, Illinois: World Book Inc,  1994.</span></strong></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Toumy, Omar Mohammad, <i>Falsafah Pendidikan Islam</i>, Penerjemah. Hasan Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"> <span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;">Wahid, Marzuki dan Rumadi, <i>Fiqh Madhhab Negara: Kritik Atas Politik Hukum Islam di Indonesia, </i>Yogyakarta: PT Lkis Pelangi Aksara, 2001.</span></div> <div> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <!--[endif]--> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam/Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam.doc#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference">^{<span lang="IN"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference">^{<span lang="IN" style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span>}</span><!--[endif]--></span>}</span></a><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">Azyumardi Azra, “Penelitian Non-Normatif tentang Islam: Pemikiran Awal tentang Pendekatan Kajian Sejarah pada Fakultas Adab,” <i>Tradisi Baru Penelitian Agama Islam: Tinjauan antara Disiplin Ilmu</i>, h. 121. <o:p></o:p></span></div> </div> </div>

Pendekatan Interdisipliner

Pendekatan interdisipliner memusatkan perhatian pada masalah-masalah sosial yang dapat didekati dari berbagai disiplin keilmuan sosial. Yan...

Baca Selengkapnya »

Pendekatan Psikologis

<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG42xCEkw925zuYJVZ2TaCINLqKqRJW76dSY3P9vfZKBHAAD1XolM-uEw-jT_vR5NunTAhRgwOTn1BaaYzx4zYFrHAPcV14JBPZNzvsUhOedLd2ChO-FOVsEW4HkJhQoqWPfaz0HIUVAU/s1600/psikologi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG42xCEkw925zuYJVZ2TaCINLqKqRJW76dSY3P9vfZKBHAAD1XolM-uEw-jT_vR5NunTAhRgwOTn1BaaYzx4zYFrHAPcV14JBPZNzvsUhOedLd2ChO-FOVsEW4HkJhQoqWPfaz0HIUVAU/s1600/psikologi.jpg"></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://pijarpsikologi.org/category/fakta-mitos/" data-noload="" data-ved="0ahUKEwj9to39kLbLAhXEcI4KHUyPAEQQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj9to39kLbLAhXEcI4KHUyPAEQQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fpijarpsikologi.org%2Fcategory%2Ffakta-mitos%2F&bvm=bv.116573086,d.c2E&psig=AFQjCNHxnI6YT3EtaJnyWa23STGb8BUOGQ&ust=1457699685004740" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-indent: 0px;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;"><span style="color: black;">pijarpsikologi.org</span></span></a></td></tr> </tbody></table> <span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br></span> <span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Psikologi berasal dari dua kata Yunani, yaitu <i>psyche</i> dan <i>logos</i>. Mengenai kata <i>logos</i>, kiranya sudah banyak orang tahu bahwa artinya adalah nalar, logika, atau ilmu. Karena itu psikologi berarti <i>psyche</i>. Tetapi apakah <i>psyche</i> itu? Nah, di sinilah terdapat perbedaan pendapat yang berlarut-larut itu. Kalau kita periksa <i>Oxford Dictionary</i> misalnya, kita akan melihat bahwa istilah <i>psyche</i> mempunyai banyak arti dalam bahasa Inggris yaitu <i>soul</i>, <i>mind</i>, dan <i>spirit</i>. Dalam bahasa Indonesia ketiga kata-kata bahasa Inggris itu dapat dicakup dalam satu kata yaitu “jiwa”. Karena itulah dalam bahasa Indonesia kebanyakan orang cenderung mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa. Tetapi kecendrungan ini tidak terdapat dalam bahasa Indonesia saja. Kalau kita periksa dalam bahasa Belanda misalnya, maka psikologi diartikan sebagai <i>zielkunde</i>, dalam bahasa Jerman <i>seelenkunde</i>, dalam bahasa Arab <i>ilmun nafsi</i>, yang semuanya itu tak lain artinya ilmu jiwa.<a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam/Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference">^{<span class="MsoFootnoteReference">^{<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span>}</span>}</span></a></span></div>

Pendekatan Psikologis

Sumber Gambar:  pijarpsikologi.org Psikologi berasal dari dua kata Yunani, yaitu psyche dan logos . Mengenai kata logos , kiranya sud...

Baca Selengkapnya »

Pendekatan Politis

<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWLhQa5Wf0DqxryOhOBmAji03KnlWndur1mgVF6PcjSGWcYRrU7aroHFlETu8LPomN1-VMFWCykQSq9JBCh7jq64uS0YWgWT72A20HWz8lFfxHoNF6QSh8ADU8j9aB6gbdy_unk-bgOuo/s1600/politik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWLhQa5Wf0DqxryOhOBmAji03KnlWndur1mgVF6PcjSGWcYRrU7aroHFlETu8LPomN1-VMFWCykQSq9JBCh7jq64uS0YWgWT72A20HWz8lFfxHoNF6QSh8ADU8j9aB6gbdy_unk-bgOuo/s320/politik.jpg" width="320"></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://www.dakwatuna.com/2013/06/05/34542/mewaspadai-dukungan-politik-palsu/" data-noload="" data-ved="0ahUKEwiluIvLkbbLAhUICY4KHez8D8cQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiluIvLkbbLAhUICY4KHez8D8cQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fwww.dakwatuna.com%2F2013%2F06%2F05%2F34542%2Fmewaspadai-dukungan-politik-palsu%2F&bvm=bv.116573086,d.c2E&psig=AFQjCNECBK83CcmrfHLdGtdC7H-6GvjIQw&ust=1457699934254965" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-indent: 0px;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">www.dakwatuna.com</span></a></td></tr> </tbody></table> <span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br></span> <span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kata politik berasal dari kata <i>politic</i> (Inggris) yang menunjukkan sifat pribadi atau perbuatan. Secara leksikal, kata asal tersebut berarti <i>acting or judging wisely</i>, <i>well judged, prudent</i>. Kata ini terambil dari kata Latin <i>politicus</i> dan bahasa Yunani (Greek) <i>politicos</i> yang berarti <i>relating to a citizen</i>. Kedua kata tersebut juga berasal dari kata polis yang bermakna <i>city</i> (kota).<a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam/Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference">^{<span class="MsoFootnoteReference">^{<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span>}</span>}</span></a><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> <span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">            <i>Politic</i> kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan tiga arti, yaitu: segala urusan tindakan, kebijaksanaan, dan siasat- mengenai pemerintahan suatu negara atau terhadap negara lain, dan juga dipergunakan sebagai nama bagi sebuah disiplin pengetahuan yaitu politik.<a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam/Beberapa%20Pendekatan%20Studi%20Islam.doc#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference">^{<span class="MsoFootnoteReference">^{<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span>}</span>}</span></a></span></div>

Pendekatan Politis

Sumber Gambar:  www.dakwatuna.com Kata politik berasal dari kata politic (Inggris) yang menunjukkan sifat pribadi atau perbuatan. Sec...

Baca Selengkapnya »

Windows 10 Technical Preview Pro Enterprise 32 & 64 Bit

<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZx4dBBfIqOEpvLyAHl9D_KURZeXwLnUZg4fotl6WCIasZSBdHdJHP2UKROkjt9BetDWUS2TJfXG8DH2-EzNtjlR6SZVQcVT77vg53bKw9tT_hDhF4NXkB0keL22r1lz5ft5S3eX5EjbA/s1600/windows+10.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZx4dBBfIqOEpvLyAHl9D_KURZeXwLnUZg4fotl6WCIasZSBdHdJHP2UKROkjt9BetDWUS2TJfXG8DH2-EzNtjlR6SZVQcVT77vg53bKw9tT_hDhF4NXkB0keL22r1lz5ft5S3eX5EjbA/s1600/windows+10.png" width="320" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> windows 10 Setelah desas desus kabar beberapa bulan yang lalu bahwa microsoft akan mengeluarkan windows 9, dan di 30 September kemarin Microsoft mengumumkan versi windows terbarunya. Awalnya banyak yang mengira bahwa windows terbarunya itu di diberi nama windows 9. namun ternyata secara mengejutkan justru di beri nama Windows 10, yang kini masih dalam tahap pembehanan versi preview atau betanya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Buat kita kita yang penasaran dengan isi dari windows 10, Microsoft memberikan versi Previewnya secara gratis untuk di coba, Penasaraannn.. ?? </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Kita pantengin sampai versi Final.</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEissm21dB2AtQH7wxqW26P2QwCmo5uZxkwsnEGrDNO5ZC2NGv61IlET73s2OLS3fExuMAOOExr1ZhLamUx-4uFvsLyi63YNEwEPUrSkk92JRAdgqIdeQu9kOx8I0yhVHwuhYQ-fqRe1UPY/s1600/windows+10+4.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEissm21dB2AtQH7wxqW26P2QwCmo5uZxkwsnEGrDNO5ZC2NGv61IlET73s2OLS3fExuMAOOExr1ZhLamUx-4uFvsLyi63YNEwEPUrSkk92JRAdgqIdeQu9kOx8I0yhVHwuhYQ-fqRe1UPY/s1600/windows+10+4.png" width="320" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggNC4Qf7WRU2GKCG-vvxnNf70dGShIJPKFuRr7AVVm_sTYsLnwPTtWmCjFIb1Eoc02Qs2kwNWX293CTsOku0CzbtMD8I5Fs8Izic0e2wmw8qlaL0r1uIcFq1v1ION1YcRmZJEeZsnAC7w/s1600/windows+10+ss.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggNC4Qf7WRU2GKCG-vvxnNf70dGShIJPKFuRr7AVVm_sTYsLnwPTtWmCjFIb1Eoc02Qs2kwNWX293CTsOku0CzbtMD8I5Fs8Izic0e2wmw8qlaL0r1uIcFq1v1ION1YcRmZJEeZsnAC7w/s1600/windows+10+ss.png" width="320" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /> <i><b>Apa yang baru di Windows 10 ?</b></i></div> <div style="text-align: justify;"> <ul> <li>StarMenu</li> </ul> <br /> Tombol Start Menu merupakan tombol khas windows yang hilang di era windows 8 dan windows 8.1 dan kini, di windows 10 di hadirkan kembali tombol Start Menu dan diklaim lebih canggih.<br /> <br /> <ul> <li>Task Views,</li> </ul> <br /> Mudahnya , kalo sobat terbiasa dengan android, di halaman Home, kita sering menemukan virtual Desktop, nah, di Windows 10 kini di hadirkanya.<br /> <br /> <ul> <li>Snap Assistant</li> </ul> <br /> Fitur Snap Assistant pertama kali hadir di Windows 8. Untuk versi Windows 10, fitur Snap Assistant kabarnya sudah semakin dioptimalkan. Fitur ini berguna untuk memilah aplikasi favorit yang paling sering kita gunakan agar mudah ditemukan.<br /> <br /> <ul> <li>Universal Apps</li> </ul> <br /> Pada saat pengumumannya kepala divisi sistem operasi Microsoft Terry Myerson mengatakan, "Windows 10 akan berjalan di banyak jenis perangkat. Pengalaman yang dihadirkan akan disesuaikan dengan jenis perangkat yang menggunakannya. Dengan Windows 10, akan ada suatu aplikasi universal, satu toko aplikasi, dan semua aplikasi tersebut dapat terintegrasi dengan jenis perangkat-perangkat lainnya."<br /> <br /> <ul> <li>Continum</li> </ul> <br /> Fitur ini berlaku pada perangkat tablet hybrid. Saat pengguna menggabungkan keyboard portabel dan tablet, maka secara otomatis tampilan akan masuk ke mode desktop PC, dimana terdapat Start Menu. Sedangkan saat pengguna melepas keyboard dan kembali menggunakan touch screen maka akan masuk ke mode tablet (perangkat mobile biasa).<br /> <br /> Pada mode ini Start Menu di Windows 10 akan berubah menjadi full screen dan aplikasi modern juga ditampilkan dengan full screen serupa dengan Windows 8.1.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Langkah Install lewat USB</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <ul> <li>Silahkan gunakan PowerISo atau Rufus untuk install lewat FD</li> <li>setelah selesai, silahkan install</li> <li>yeaah, selamat melihat lihat isinya</li> <li>salam luar biasa</li> </ul> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Serial Install apabila di tanya</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Windows 10 Pro: NKJFK-GPHP7-G8C3J-P6JXR-HQRJR</div> <div style="text-align: justify;"> Windows 10 Enterprise : PBHCJ-Q2NYD-2PX34-T2TD6-233PK</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Windows 10 Technical Preview Professional</div> <div style="text-align: justify;"> versi 32 Bit</div> <div style="text-align: justify;"> Size : 2.8 Gb</div> <div style="text-align: justify;"> <a href="http://adf.ly/sZHJ8" target="_blank"> Windows 10 Technical Preview Professional 32 Bit</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Windows 10 Technical Preview Professional</div> <div style="text-align: justify;"> versi 64 Bit</div> <div style="text-align: justify;"> Size : 3.9 Gb</div> <div style="text-align: justify;"> <a href="http://adf.ly/sZHK6" target="_blank">Windows 10 Technical Preview Professional 64 Bit</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> ===========================================</div> <div style="text-align: justify;"> Windows 10 Technical Preview Enterprise</div> <div style="text-align: justify;"> versi 32 Bit</div> <div style="text-align: justify;"> Size : 2.8 Gb</div> <div style="text-align: justify;"> <a href="http://adf.ly/sZHN0" target="_blank">Windows 10 Technical Preview Enterprise 32 Bit</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Windows 10 Technical Preview Enterprise</div> <div style="text-align: justify;"> versi 64 Bit</div> <div style="text-align: justify;"> Size : 3.7 Gb -<br /> <div style="text-align: justify;"> <a href="http://adf.ly/sZHNh" target="_blank">Windows 10 Technical Preview Enterprise 64 Bit</a><br /> <br /> <br /> <br /> Sumber :http://www.kuyhaa-android19.com/ </div> <div id="stcpDiv" style="left: -1988px; position: absolute; top: -1999px;"> Windows 10 Technical Preview Enterprise 64 Bit></div> </div>

Windows 10 Technical Preview Pro Enterprise 32 & 64 Bit

windows 10 Setelah desas desus kabar beberapa bulan yang lalu bahwa microsoft akan mengeluarkan windows 9, dan di 30 September kemari...

Baca Selengkapnya »

Aplikasi pengolahan data pd apotik segar vb

Langsung Saja Tanpa Basa Basi Sekali ini saya akan Bagikan abdillah pengolahan data pd apotik dengan vb<br /> <br /> Silakan Bagi yang berminat Download disini <a href="http://adf.ly/sVxe8" target="_blank">Download</a>

Aplikasi pengolahan data pd apotik segar vb

Langsung Saja Tanpa Basa Basi Sekali ini saya akan Bagikan abdillah pengolahan data pd apotik dengan vb Silakan Bagi yang berminat Downloa...

Baca Selengkapnya »