Respon Penganut Agama terhadap Agama Lain Dalam Pandangan Ninian Smart

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdhkOQFFmxmMDL3GpKuiuChYMAzN-GYxUqBGgwdLANhZ7SHxlYHkdm6DQ_SJYbGv6t7OpAhyphenhyphenbG0SrBhiIk_wI1vcTY9vsR3_SToJ9wpVWA6y2k3iwjCqnUHQNhsaaXXtQXhbNmSIFbGuk/s1600/Ninian+Smart.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdhkOQFFmxmMDL3GpKuiuChYMAzN-GYxUqBGgwdLANhZ7SHxlYHkdm6DQ_SJYbGv6t7OpAhyphenhyphenbG0SrBhiIk_wI1vcTY9vsR3_SToJ9wpVWA6y2k3iwjCqnUHQNhsaaXXtQXhbNmSIFbGuk/s320/Ninian+Smart.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="https://www.youtube.com/watch?v=ubkCAXXFQwQ" data-noload="" data-ved="0ahUKEwjstd7VzujLAhXUCY4KHZNBAxMQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjstd7VzujLAhXUCY4KHZNBAxMQjB0IBg&url=https%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3DubkCAXXFQwQ&bvm=bv.118353311,d.c2E&psig=AFQjCNEC419UMigXvmeHS9K7YAcO9qAQow&ust=1459434308319386" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #7d7d7d; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-decoration: none;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">www.youtube.com</span></a></td></tr> </tbody></table> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;"><br /></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Pada zaman modern sekarang terdapat beragam respon yang dikemukakan oleh penganut-penganut agama terhadap orang lain agama. Ninian Smart menyederhanakan menjadi lima kategori;   (1) eksklusif absolut, (2) ekslusif relatif, (3) inksklusif hegemonistik, (4) pluralis realistik, dan (5) pluralis regulatif.<o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Kategori <em>pertama</em> yaitu <em>eksklusif absolut, </em>merupakan pandangan umum yang terdapat dalam banyak agama. Pandangan ini secara sederhana melihat kebenaran sebagai hanya terdapat dalam tradisi agama sendiri sedangkan agama lain dipandang sebagai sesuatu yang keliru. Wawasan ini agaknya sangat rigid untuk dijadikan sandaran dalam upaya menciptakan harmoni sosial untuk tidak menyatakan berbahaya. Kesulitannya menurut Smart, adalah bahwa setiap orang dapat membuat klaim kebenaran semacam ini sehingga dapat berimplikasi bagi lahirnya benih-benih konflik, bahkan jika setiap tradisi agama menekankan pada posisi eksklusif absolut akhirnya akan jatuh pada <em>ekslusif relatif.</em><o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Kategori <em>kedua</em>, <em>eksklusif relatif</em> yang berpandangan bahwa berbagai sistem kepercayaan agama tidak dapat dibandingkan satu sama lain karena orang harus menjadi orang dalam untuk dapat mengerti kebenaran masing-masing agama. Karenanya setiap keyakinan agama tidak pernah mempunyai akses terhadap kebenaran agama lain. Lebih lanjut Smart menyatakan bahwa posisi dan cara pandang ini sangat riskan untuk dipertahankan sebab dapat merusak kebenaran itu sendiri.<o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Kategori <em>ketiga</em>, <em>inklusif hegemonistik</em> mencoba melihat ada kebenaran yang terdapat dalam agama lain, namun menyatakan prioritas pada agamanya sendiri. Pandangan ini banyak ditonjolkan dalam berbagai dialog antarumat beragama. Smart memasukkan sikap Islam ke dalam kategori inklusif hegemonistik karena di dalam agama ini terdapat pengakuan terhadap agama Kristen dan Yahudi sebagai agama wahyu dan dalam hukum Islam kelompok non muslim diberi suatu otonomi parsial di dalam keseluruhan sistem Islam.<o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Kategori <em>keempat</em>, disebut dengan <em>pluralis realistik</em>, yaitu pandangan yang menyebutkan bahwa setiap agama merupakan jalan hidup yang berbeda-beda atau merupakan berbagai versi dari satu sumber kebenaran yang sama yaitu Tuhan. Gagasan ini mulanya dilontarkan oleh Swami Vivikenada pada Parlemen Agama-agama Dunia di Chicago tahun 1893. Menurutnya suatu kebenaran mempunyai level-level di mana pada level yang lebih tinggi Yang Maha Mutlak tidak bisa diekspresikan pada level lebih rendah. Dia muncul dalam sebutan <em>God, </em>Allah dan seterusnya. Sebagaimana Vivikenada, Smart yang berangkat dari teori Copernicus, menyatakan bahwa agama seperti planet-planet yang mengorbit di sekitar Yang Maha Nyata, tiap-tiap agama memiliki pandangan tersendiri mengenai hakikat Tuhan, yang betapapun merupakan suatu <em>noumena</em> terhadap mana agama-agama empiris dapat dikatakan sebagai fenomenanya.<o:p></o:p></span></div> <br /> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Kategori <em>kelima</em>, pluralis regulatif, merupakan pandangan bahwa sementara berbagai agama memiliki nilai-nilai dan kepercayaan masing-masing, mereka mengalami suatu evolusi historis dan perkembangan ke arah suatu kebenaran bersama, hanya saja kebenaran bersama tersebut belum lagi terdefinisikan. Pandangan ini tampak jelas dalam berbagai dialog antar agama yang tidak menentukan bagaimana hasil akhir dari dialog tersebut.<o:p></o:p></span></div>

Respon Penganut Agama terhadap Agama Lain Dalam Pandangan Ninian Smart

Sumber Gambar:  www.youtube.com Pada zaman modern sekarang terdapat beragam respon yang dikemukakan oleh penganut-penganut agama terh...

Baca Selengkapnya »

Pluralitas Sebagai Sebuah Keniscayaan

<div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;"><br /></span></div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQA_xMFB7ZWlZ1UNKEG4xMmDN4gtr6up6z4VDgFG7eSe9OC0uXVVFtMh6seWsPLMsTTlE46_7VRQnM9sBRdV6lwX8WVwmQnR5FbJ673JHrowVuoim3hVVc9qPbnmq0Ac1tqDpX3g7A89Q/s1600/keberagaman.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQA_xMFB7ZWlZ1UNKEG4xMmDN4gtr6up6z4VDgFG7eSe9OC0uXVVFtMh6seWsPLMsTTlE46_7VRQnM9sBRdV6lwX8WVwmQnR5FbJ673JHrowVuoim3hVVc9qPbnmq0Ac1tqDpX3g7A89Q/s320/keberagaman.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://huseinmuhammad.net/tag/pluralitas/" data-noload="" data-ved="0ahUKEwjwkbzOzejLAhVPCY4KHTF5CVEQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjwkbzOzejLAhVPCY4KHTF5CVEQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fhuseinmuhammad.net%2Ftag%2Fpluralitas%2F&bvm=bv.118353311,d.c2E&psig=AFQjCNGUAnOQpHFAj014Bc7ThUdZBVLzCw&ust=1459434037361808" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #d6d6d6; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">huseinmuhammad.net</span></a></td></tr> </tbody></table> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;"><br /></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Pengakuan ajaran Islam secara positif terhadap keragamaan tersebut dilanjutkan dengan penjelasan sikap etis yang harus dikembangkan untuk mengeliminir implikasi negatifnya. Hal demikian dapat dilihat penegasan al-Qur’an yang perlu mencari titik temu <em>(kalimatan sawa)</em> dalam menghadapi pluralisme.<a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 17.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a> Sikap toleransi <em>(tasamuh) </em>ini dalam sejarah dakwah Nabi pernah dicontohkan dengan jelas,  ketika berhadapan dengan kelompok lain di Madinah. Menghadapi pluralistik masyarakat Madinah ini, Nabi berusaha mencari titik temu berbagai golongan dengan terlebih dahulu mengakui eksistensi mereka. Keterangan demikian dapat dikaji dalam dokumen yang populer disebut “<em>Konstitusi Madinah</em>”. Sunnah demikian lalu diteruskan oleh khalifah Umar r.a. dalam menghadapi penduduk Yerussalem yang kemudian dikenal sebagai “<em>Piagam Aelia</em>”<a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 17.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a> <o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Alwi Shihab dengan menggunakan kacamata agama dalam bukunya “<em>Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama”</em><a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><i><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 17.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></b></span><!--[endif]--></i></span></a> menyatakan bahwa agama Islam menghargai perbedaan-perbedaan dari setiap agama. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar dan keenam dalam luas wilayah, merupakan rumah bagi populasi muslim terbesar di dunia. Dengan perbedaan suku dan keyakinan beragamanya, Indonesia disifati oleh tradisi pluralisme yang luar biasa. Dengan adanya karakter mozaik latar belakang budaya Indonesia, rakyat Indonesia telah hidup dalam tatanan kerukunan dan keharmonisan yang baik. Tentu saja muncul konflik, tetapi segera dapat diselesaikan dalam semangat hubungan persaudaraan.<o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Melihat kenyataan bahwa Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia, tentunya baik nilai-nilai universalitas dan pandangan pluralistis Islam telah menyumbang banyak untuk membangun falsafah hidup umat Islam <em>vis a vis </em>agama-agama lainnya. Kesantunan budaya muslim Indonesia sama sekali tidak dapat dipisahkan dari ajaran Al-Qur’an yang memerintahkan setiap orang beriman untuk menghargai satu sama lain atas dasar kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (QS. Ali Imran,[ 3]: 64). Toleransi dan pemahaman Muslim di Indonesia tentunya juga diilhami oleh ayat <i>“</i><em><span style="font-style: normal;">Untukmu Agamamu dan untukku agamaku”</span></em><a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 17.0pt; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></a> Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa dalam masyarakat yang pluralistik, semua agama dapat hidup damai secara berdampingan, dengan sikap saling menerima dan kreatif melebihi toleransi semata. Yang tidak kalah menariknya adalah, bahwa sikap eksklusivisme agama tidak sesuai dengan jiwa dan pandangan Islam.<a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 17.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></a> <o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Pandangan Al-Qur’an menyangkut dialog sebagai cara yang diperlukan untuk berhubungan dengan dunia secara keseluruhan, juga bertanggung jawab atas penghormatan dan toleransi Muslim Indonesia terhadap agama maupun kelompok lain sungguh patut dikembangkan.<o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Dalam agama-agama lain, misalnya Kristen, terdapat kecenderungan pemikiran yang sama dalam menghadapi persoalan pluralisme. Sebelumnya terdapat persoalan teologis yang menjadi kendala utama dalam pengembangan dialog antar agama lain. Persoalan tersebut berhubungan dengan ajaran <em>“Sateriologi” </em>(tentang konsep keselamatan di luar kristus). Sebelum Konselin Vatikan II, terdapat penafsiran yang salah tentang kalimat “<em>extra ecelisian nulla salus”</em> (di luar gereja tidak memperoleh keselamatan). Dengan diterbitkannya naskah <em>Nostra Aetate, </em>gereja Katholik Roma mengakui eksistensi agama-agama lain.<a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 17.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></a> <o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Dilihat dari perspektif teologi agama-agama terdapat pengakuan yang positif terhadap pluralisme, sehingga terdapat titik singgung yang dapat dipertemukan. Tetapi persoalan yang seringkali timbul dan menyebabkan dialog agama-agama mengalami hambatan lebih banyak berkaitan dengan persoalan interpretasi. Interpretasi ajaran-ajaran agama seringkali mengarah kepada klaim kebenaran yang mutlak. Apalagi ketika dimanfaatkan oleh kepentingan subyektif.<o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Dalam rangka kontekstualisasi agama, interpretasi menjadi satu kebutuhan yang mendesak yaitu upaya pemakaian doktrin-doktrin agama yang lebih demokratis disamping pendewasaan sikap keberagamaan. Sikap demokratis akan tercermin sebagai kearifan dalam menafsirkan ajaran agama, serta pengembangan sikap eksternal ketika berhadapan dengan pemeluk-pemeluk agama lain. Sikap semacam inilah yang oleh Nurcholis Majid disebut dengan cara beragama <em>“al hanifiyyah a- samhah”</em>, yaitu sikap beragama yang lapang dan terbuka.<a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 17.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></a> <o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Dalam kehidupan kebangsaan Indonesia yang ditandai adanya pluralisme agama, sikap demokratis tersebut di atas perlu dikembangkan. Upaya penghapusan konflik-konflik dan kekerasan antar agama menuju kehidupan bersama yang damai. Upaya ini dapat dilakukan dengan pola mengembangkan beragama dan menyelesaikan persoalan-persoalan kemanusiaan universal dari perspektif agama.<o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Dengan demikian, keragaman masyarakat khususnya aspek agama tidak lagi dilihat sebagai ancaman, tetapi sebagai potensi untuk membangun masa depan yang lebih baik. Dalam kehidupan demokrasi, sebagaimana dalam pandangan teori struktur sosial, pluralisme justru sangat diperlukan sebagai salah satu prasyarat bagi tumbuhnya demokrasi dalam masyarakat modern.<a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 17.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></a> Dan dilihat dari sudut pandang ini, Indonesia mempunyai potensi besar untuk berkembang menjadi masyarakat modern yang demokratis dan religius.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; text-indent: 1.0cm;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Toleransi yang dimaksud tentu saja bukan toleransi negatif (<i>negatif tolerance</i>) sebagaimana yang dulu pernah dijalankan oleh pemerintah ORDE BARU, tetapi toleransi yang benar adalah toleransi positif (<i>positive tolerance)</i>. Sikap toleran yang disebut pertama adalah sikap toleransi semu dan penuh dengan kepura-puraan. Toleransi jenis pertama ini menganjurkan seseorang untuk tidak menonjolkan agamanya di hada­pan orang yang beragama lain. Jika Anda Kristen, maka jangan menon­jol-nonjolkan ke-Kristenan Anda di hadapan orang Muslim, demikian pula sebaliknya. Sementara toleransi yang tersebut kedua adalah toleransi yang sesungguhnya, yang mengajak setiap umat beragama untuk jujur mengakui dan mengekspresikan keberagamaannya tanpa ditutup-tutupi. Dengan demikian identitas masing-masing umat beragama tidak tereliminasi, bahkan masing-masing agama dengan bebas dapat mengembangkannya.<a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 17.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div> <br /> <div> <!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <!--[endif]--> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 35.45pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> QS. Ali ‘Imron: 64<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn2"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 35.45pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Muhammad Husain Haikal, <i>Sejarah Hidup Muhammad</i>, (Jakarta: Lentera Antarnusa, 1990),  h. 199-205<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn3"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 35.45pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Lihat.  Alwi Shihab, <em>Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, </em>(Bandung: Mizan, 1999).<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn4"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 35.45pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">QS. Al-Kafirun,[109]: 6<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn5"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 35.45pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Lihat QS. Al Maidah,[5]: 48, Al Baqarah, [2]: 148<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn6"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 35.45pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sudirman Tabba,  <i>Islam Orde Baru: <em>Perubahan Politik dan Keagamaan</em></i><em>, </em>(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993), h.  75<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn7"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 35.45pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Nurcholis Majid, <em>Islam, Doktrin dan Peradaban, </em>(Jakarta: Paramadina, 1992), h. 89<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn8"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 35.45pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Nasikun, <i>Op. Cit. </i>h. 67<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn9"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 35.45pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Tesis-%20Kerukunan%20Umat%20Beragama/Bab%202%20Agama%20dan%20Konflik%20Edit.doc#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 150%;">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bentuk toleransi ini pernah dianjurkan oleh Kuntowijoyo. Lihat. Bachtiar Effendi, <i>“Menyoal Pluralisme di Indonesia”</i> dalam <i>Living Together in Plural Societies; Pengalaman Indonesia Inggris, </i> ed. Raja Juli Antoni (Yogyakarta: Pustaka Perlajar, 2002), h. 239-249.<o:p></o:p></span></div> </div> </div>

Pluralitas Sebagai Sebuah Keniscayaan

Sumber Gambar:  huseinmuhammad.net Pengakuan ajaran Islam secara positif terhadap keragamaan tersebut dilanjutkan dengan penjelasan...

Baca Selengkapnya »

Faktor-Faktor Penyebab Konflik

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKAv_A44OX00mczwTm0ycJS80VDjc7faZFraGqIJcrCeIJM6hi5jDvPBhrbIr0VBcg0lbHJ7bx9xT7gM4WRDVbpY9dkDxC_SHqP0yjLhyWOkXCylek_HlvFYGZVU04ZHyApE_BSn6spEM/s1600/konflikt1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKAv_A44OX00mczwTm0ycJS80VDjc7faZFraGqIJcrCeIJM6hi5jDvPBhrbIr0VBcg0lbHJ7bx9xT7gM4WRDVbpY9dkDxC_SHqP0yjLhyWOkXCylek_HlvFYGZVU04ZHyApE_BSn6spEM/s320/konflikt1.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://czerwonyobcas.pl/2015/04/24/konflikt-straszny-go-widzimy/" data-noload="" data-ved="0ahUKEwjJwOrgzOjLAhUBv44KHfUHD8YQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjJwOrgzOjLAhUBv44KHfUHD8YQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fczerwonyobcas.pl%2F2015%2F04%2F24%2Fkonflikt-straszny-go-widzimy%2F&bvm=bv.118353311,d.c2E&psig=AFQjCNEzmuxuVx3_dTL3ySoWfvsxoPI4bQ&ust=1459433805517062" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #7d7d7d; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-decoration: none;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">czerwonyobcas</span></a></td></tr> </tbody></table> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;"><br /></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Beberapa faktor yang dapat memicu lahirnya konflik dan kekerasan yang harus diperhatikan. Faktor-faktor tersebut adalah: <i>P</i><em>ertama, </em>adanya pertarungan amatir antar kekuatan untuk dapat masuk ke dalam lingkaran kekuasaan. Kekuatan-kekuatan tersebut dapat berbentuk Parpol, Ormas, dan LSM serta dapat bersifat perorangan, seperti para elite politik, elite orimordial yang dekat dengan kekuasaan, dan sebagainya. Pertarungan antar kekuatan inilah potensial terjadinya konflik massa.<o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <em><span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt; mso-bidi-font-style: normal;">Kedua,</span></em><span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;"> media informasi yang bebas dan hampir-hampir <em>out of control</em> juga dapat medorong ke arah disintegrasi. Seringkali opini politik dibangun, didesain sedemikian rapi untuk sarana-sarana tertentu. Demikian juga pemberitaan yang kurang obyektif dan memihak akan turut mempengaruhi pendapat umum. Termasuk dalam hal ini adalah pemberitaan <em>vulgar</em> dan tidak selektif, akan membangkitkan semangat “meniru”.<o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <em><span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt; mso-bidi-font-style: normal;">Ketiga, </span></em><span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">adanya intervensi pihak asing baik langsung maupun terselubung. Secara langsung kita melihat betapa kuatnya pengaruh IMF dan desakan negara-negara maju terhadap Indonesia. Umumnya pihak asing mempunyai misi mengarahkan Indonesia menjadi negara yang tak berdaya dan selalu tergantung kepada pemberian-pemberian yang tidak imbang, NGO dan infiltrasi yang bertujuan melakukan proses pembusukan dari dalam. Saat ini juga banyak LSM yang berpikir sepihak untuk mencari keuntungan ekonomi. Gejala lain yang terus harus diwaspadai adalah, mengalirnya barang haram, psikotropika (NARKOBA) yang turut memperkeruh dan merusak moral bangsa.<o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <em><span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt; mso-bidi-font-style: normal;">Keempat, </span></em><span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">keresahan masyarakat lapis bawah yang merasa ditinggalkan oleh para elite politik yang dulu memberi janji-janji manis, setelah Pemilu usai mereka kecewa. Para elite politik dan pemimpin massa, kini sibuk mengurus kepentingannya sendiri atau kelompoknya. Rakyat kecil merasa hanya diperalat dan digerakkan untuk memenangkan salah satu parpol saja, tanpa ada perubahan nasib yang signifikan. Contoh riil dalam hal ini, keprihatinan para petani dengan harga gabah yang anjlok, harga gula dan hasil-hasil pertanian lain yang tidak mencukupi kebutuhan hidup yang layak. Keadaan seperti ini bisa menimbulkan arti klimak dan frustasi yang mengancam kelangsungan hidup bangsa.<o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <em><span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt; mso-bidi-font-style: normal;">Kelima, </span></em><span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">adanya fenomena budaya yang kontradiktif sedang terjadi, antara budaya <em>feodalistik otoritarian</em> pengikut <em>status quo</em>, dengan budaya <em>demokratis </em>yang sedang berkembang. Sebagian masyarakat masih menggambarkan massa lalu lebih baik daripada masa kini, atau masa depan. Mereka tidak sabar dan tidak tahan melihat perubahan-perubahan yang sedang terjadi saat ini, bahkan cenderung menolak dan menyalahkan apa yang terjadi. Karena mereka menganggap semua perubahan ini justru akan menuju kepada keadaan yang tidak tentu. Sementara itu masyarakat yang pro-reformasi, dan mendambakan lahirnya tata kehidupan yang demokratis, tetap sabar dan menyadari akan resiko-resiko dari perubahan sosial yang terjadi, dan yakin bahwa badai akan segera berlalu dan berganti dengan suasana yang penuh dengan kemakmuran dan keadilan. Dalam masa transisi yang penuh dengan gejolak ini banyak petualang yang sedang brspekulasi untuk memancing di air keruh.<o:p></o:p></span></div> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <em><span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt; mso-bidi-font-style: normal;">Keenam; </span></em><span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">yakni proses pemiskinan dan tekanan ekonomi yang kian sulit pada masyarakat kelas bawah. Kondisi seperti ini sangat dikhawatirkan menjadi pemicu terjadinya revolusi sosial. Banyaknya penggunaan dan menurunnya pendapat masyarakat kecil, seperti petani, nelayan, buruh dan lain-lain akan melahirkan jurang kesenjangan yang semakin dalam dan memunculkan kecemburuan sosial.<o:p></o:p></span></div> <br /> <div style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> <span lang="EN-US" style="line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 17.0pt;">Inilah beberapa faktor yang sewaktu-waktu dapat memicu lahirnya konflik yang bersifat “ideologis” dan ada konflik-konflik dan kekerasan, yang sangat bersifat “polits”. Tetapi kadang-kadang perbedaan keduanya sangat tipis. Pada tingkatan yang bersifat ideologis, konflik tersebut muncul dalam bentuk konflik antar sistem nilai yang dianut dan telah menjadi ideologi dari berbagai kesatuan sosial. Dalam hal ini konflik  agama termasuk dalam konflik yang bersifat ideologis. Sedang pada tingkatan yang bersifat politis, konflik tersebut terjadi dalam bentuk pertentangan dalam pembagian kekuasaan dan sumber-sumber ekonomi yang terbatas adanya di dalam masyarakat.<o:p></o:p></span></div>

Faktor-Faktor Penyebab Konflik

Sumber Gambar:  czerwonyobcas Beberapa faktor yang dapat memicu lahirnya konflik dan kekerasan yang harus diperhatikan. Faktor-faktor...

Baca Selengkapnya »

Studi Eksperimental

<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> <br /></div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQgCGSU_LYGKE-5oWmos0Bh2fq4qyQburaZc3G3Ze1RR-7RQ9xFwhKlTUtwP6mb5RNAw45ETax397CorzWm5qA9UrLJkCGabcSb_2-fH2LKxCR2aphgXMjYymQhC08L7t2JnqlmJ4zQ6U/s1600/eksperimen.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQgCGSU_LYGKE-5oWmos0Bh2fq4qyQburaZc3G3Ze1RR-7RQ9xFwhKlTUtwP6mb5RNAw45ETax397CorzWm5qA9UrLJkCGabcSb_2-fH2LKxCR2aphgXMjYymQhC08L7t2JnqlmJ4zQ6U/s320/eksperimen.gif" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://ukafahrurosid.blogspot.com/2011/05/xtp7-xtp8-smkn2bdg.html" data-noload="" data-ved="0ahUKEwjDh-mK0ufLAhWVA44KHV--A8MQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjDh-mK0ufLAhWVA44KHV--A8MQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fukafahrurosid.blogspot.com%2F2011%2F05%2Fxtp7-xtp8-smkn2bdg.html&psig=AFQjCNGON9QuXpLp8v0F7qYrglj-M0e3Sg&ust=1459400872584734" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #d6d6d6; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">ukafahrurosid.blogspot.com</span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> Studi eksperimental merupakan metode untuk mengetahui hubungan sebab akibat dengan membandingkan antara kelompok eksperimen yang diterpa variabel dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan terpaan variabel yang ditentukan. Sebagai contoh, studi kampanye politik terhadap perilaku pemilih. Sampel dapat diambil dari kelompok yang mendapatkan terpaan kampanye dan kelompok  yang tidak tersentuh kampanye, kemudian dibandingkan hasilnya. Metode eksperimental telah begitu lama menjadi dasar bagi penelitian ilmiah, sehingga banyak orang menyamakan sains dengan studi ekperimental.</div>

Studi Eksperimental

Sumber Gambar:  ukafahrurosid.blogspot.com Studi eksperimental merupakan metode untuk mengetahui hubungan sebab akibat dengan memba...

Baca Selengkapnya »

Studi Analisis Isi

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsHVYmKe6I4XhnzUWMBcSKrAJ6CyZGXzpt4Q8LT-9NlFcbI5IP2KS70DcBLWNrspeV18h_OoKG8qy2qelcZ6Zth2RxJ3VTvNoa9sTlzbboZ6wwvu1y3NalSPNq1ST3_F6zO6X-PuZ4pDU/s1600/politik+6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsHVYmKe6I4XhnzUWMBcSKrAJ6CyZGXzpt4Q8LT-9NlFcbI5IP2KS70DcBLWNrspeV18h_OoKG8qy2qelcZ6Zth2RxJ3VTvNoa9sTlzbboZ6wwvu1y3NalSPNq1ST3_F6zO6X-PuZ4pDU/s320/politik+6.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="https://mediawargakuningan.wordpress.com/2014/01/13/blog-sebagai-media-komunikasi-politik-baru/" data-noload="" data-ved="0ahUKEwia79Pd0OfLAhVPCY4KHTF5CVEQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwia79Pd0OfLAhVPCY4KHTF5CVEQjB0IBg&url=https%3A%2F%2Fmediawargakuningan.wordpress.com%2F2014%2F01%2F13%2Fblog-sebagai-media-komunikasi-politik-baru%2F&bvm=bv.118353311,d.c2E&psig=AFQjCNGJ2ToTedpMymbnSPgwWKz4VoPHVA&ust=1459399499637080" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #d6d6d6; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">mediawargakuningan.wordpress.com</span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> Studi analisis merupakan metode untuk meneliti dan menganalisis suatu isi komunikasi dalam kurun waktu dan ruang tertentu, dengan maksud untuk mengetahui kecendrungan pesan-pesan yang disampaikan baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Analisis ini dapat digunakan untuk meneliti komunikasi apa pun, seperti pidato, dokumen tertulis, foto, surat kabar, dan acara televisi. Metode ini digunakan secara untuk mengetahui kecendrungan politik suatu media massa, kemampuan melontarkan isu-isu politik, independen tidaknya suatu media, atau ke mana media itu berpihak, semua itu dapat diketahui dengan melakukan analisis isi pemberitaan maupun program <i>current affairs</i>-nya dalam kurun waktu tertentu.</div>

Studi Analisis Isi

Sumber Gambar:  mediawargakuningan.wordpress.com Studi analisis merupakan metode untuk meneliti dan menganalisis suatu isi komunikasi...

Baca Selengkapnya »

Studi Kritis

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIPtzQTc8d5p_EElZ6EIsC9ImZq230ZGjiSSDou8GJK0yBdtag2VeaopX60bX-ZRdaGrHloDyz_x8WWl3esKMNkUEgnv0YBL9XRmbezATw3VwAon5-SoCYXlyn90l1cQDCvZabnTMC_54/s1600/politik+4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIPtzQTc8d5p_EElZ6EIsC9ImZq230ZGjiSSDou8GJK0yBdtag2VeaopX60bX-ZRdaGrHloDyz_x8WWl3esKMNkUEgnv0YBL9XRmbezATw3VwAon5-SoCYXlyn90l1cQDCvZabnTMC_54/s1600/politik+4.jpg" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="https://kurniawan86.wordpress.com/tugas-mata-kuliah/komunikasi-politik/" data-noload="" data-ved="0ahUKEwj6sJeH0OfLAhWJBY4KHQQiAPUQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj6sJeH0OfLAhWJBY4KHQQiAPUQjB0IBg&url=https%3A%2F%2Fkurniawan86.wordpress.com%2Ftugas-mata-kuliah%2Fkomunikasi-politik%2F&bvm=bv.118353311,d.c2E&psig=AFQjCNGJ2ToTedpMymbnSPgwWKz4VoPHVA&ust=1459399499637080" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #d6d6d6; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">kurniawan86.wordpress.com</span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Pada dasarnya merupakan metode yang digunakan dalam usaha untuk memahami ideologi yang mendasari suatu sistem komunikasi. Cultural critism mempunyai konsep bahwa kebudayaan selalu memiliki kaitan erat dengan kegiatan sosial. Selanjutnya, melalui pemahaman pengalaman sosial pelbagai kelompok masyarakat secara cermat, kritis, dan terarah, berusaha menjelaskan pola pilihan dan reaksi terhadap media. Metode kritis ini sekarang banyak dikembangkan dalam kajian terhadap isi media melalui analisis semiotik dan discourse. </div> <br /> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> Pendekatan kritis memandang realitas yang tampak sebagai sebuah virtual reality, realitas semu. Apa yang tampak dalam kehidupan maupun yang tampak di media massa, pada dasarnya merupakan hasil dari konstatasi pertarungan ideologi, power, maupun kebudayaan yang ada dibelakangnya. Aliran kritis mencoba untuk menguak layar tirai realitas semu, dan mengungkap apa yang sesungguhnya terjadi di balik sesuatu yang tampak. Pendekatan ini sangat dekat dengan aliran neo-Marxis, yang sering menggunakan teori hegemoni negara maupun teori kapitalisme untuk menjelaskan fenomena realitas di balik layar.</div>

Studi Kritis

Sumber Gambar:  kurniawan86.wordpress.com Pada dasarnya merupakan metode yang digunakan dalam usaha untuk memahami ideologi yang mend...

Baca Selengkapnya »

Studi Agregat

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJF8fCbOMTd1e_Cram_6hUPQLSWQnh9hftwRBhn0xtAqCJqvUTrump8onX941VetHMxAhC7dshUQnxHhGFTC-CcoGcvRyWnd_6YPumzSxI5bOLFx6htXxN3K7OnnxS1-qt6TtY5AVVHIg/s1600/politik+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJF8fCbOMTd1e_Cram_6hUPQLSWQnh9hftwRBhn0xtAqCJqvUTrump8onX941VetHMxAhC7dshUQnxHhGFTC-CcoGcvRyWnd_6YPumzSxI5bOLFx6htXxN3K7OnnxS1-qt6TtY5AVVHIg/s1600/politik+3.jpg" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://elharawy.blogspot.com/2012/05/komunikasi-politik-di-indonesia.html" data-noload="" data-ved="0ahUKEwjcjNOZz-fLAhVRUY4KHRqJBqQQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjcjNOZz-fLAhVRUY4KHRqJBqQQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Felharawy.blogspot.com%2F2012%2F05%2Fkomunikasi-politik-di-indonesia.html&bvm=bv.118353311,d.c2E&psig=AFQjCNGJ2ToTedpMymbnSPgwWKz4VoPHVA&ust=1459399499637080" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #d6d6d6; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">elharawy.blogspot.com</span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> Studi ini merupakan cara yang tertua dan paling berguna dalam mempelajari perilaku politik. Studi agregat mendasarkan pada data agregat yang menyangkut pengumpulan atau pemilahan individual atas dasar daerah atau karakteristik sosial tertentu. </div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> Misalnya, membandingkan pola pemberian suara di daerah pedesaan dan perkotaan. Membandingkan daerah yang penduduknya beragama Islam dan yang beragama katolik. Di Indonesia atau Jawa Timur misalnya, studi semacam ini dapat digunakan membandingkan perolehan suara di daerah Padalungan atau wilayah Tapal Kuda (yaitu, wilayah yang meliputi Pantai Utara, dari Tuban, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, hingga Banyuwangi) yang kuat ikatan agama Islamnya dan tradisi pesantrennya, dibandingkan dengan daerah Mataram (Madiun, Kediri, Trenggalek, Tulungagung, dan daerah selatan lain) yang secara karakterestik keagamaan kurang begitu kuat.</div> <br /> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> Austin Ranney menilai studi agregat merupakan studi ekologis tentang perilaku pemilih yang berusaha untuk memahami berbagai hubungan antara partai politik dan para pemberi suara dan dengan lingkungan sosial serta hukum tempat mereka bertindak.</div>

Studi Agregat

Sumber Gambar:  elharawy.blogspot.com Studi ini merupakan cara yang tertua dan paling berguna dalam mempelajari perilaku politik. Stu...

Baca Selengkapnya »

Studi Komunikasi Politik

<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"> <br /></div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc03SzhDnzKaLRtC7NG79JD0esRzdlULkI7QrP9gqb3AXZcB2_klgTZbS7UxpWyhDnb9EwHp7VxjBKxC_qC7bCk_9CLEL9Osq2WTO_KeuFqcg23CtDEvDMpQAFS79AMr6k2fmUzlQKJfo/s1600/politik+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc03SzhDnzKaLRtC7NG79JD0esRzdlULkI7QrP9gqb3AXZcB2_klgTZbS7UxpWyhDnb9EwHp7VxjBKxC_qC7bCk_9CLEL9Osq2WTO_KeuFqcg23CtDEvDMpQAFS79AMr6k2fmUzlQKJfo/s1600/politik+2.jpg" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="https://abimanyuxiv.wordpress.com/category/komunikasi-politik/" data-noload="" data-ved="0ahUKEwinjb2bzefLAhUGt44KHQiGB4IQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwinjb2bzefLAhUGt44KHQiGB4IQjB0IBg&url=https%3A%2F%2Fabimanyuxiv.wordpress.com%2Fcategory%2Fkomunikasi-politik%2F&bvm=bv.118353311,d.c2E&psig=AFQjCNGJ2ToTedpMymbnSPgwWKz4VoPHVA&ust=1459399499637080" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #d6d6d6; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">abimanyuxiv.wordpress.com</span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"> <span style="line-height: 150%; text-indent: 18pt;">Sebagai suatu studi yang bersifat lintas disiplin, komunikasi politik menggunakan beberapa metode riset dan teknik dari berbagai bidang studi. Kritisisme retorika misalnya, muncul dari studi </span><i style="line-height: 150%; text-indent: 18pt;">speech communacation</i><span style="line-height: 150%; text-indent: 18pt;">, analisis isi (</span><i style="line-height: 150%; text-indent: 18pt;">content analysis</i><span style="line-height: 150%; text-indent: 18pt;">) berasal dari studi propaganda. Teknik eksperimental dikembangkan dari studi perubahan sikap, akarnya dekat dengan ilmu psikologi. Adapun metode survei (</span><i style="line-height: 150%; text-indent: 18pt;">polling</i><span style="line-height: 150%; text-indent: 18pt;">) berasal dari studi pemberian suara (</span><i style="line-height: 150%; text-indent: 18pt;">voting</i><span style="line-height: 150%; text-indent: 18pt;">) dan opini publik.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif; line-height: 115%;">Dalam hal ini tampak bahwa berbagai kajian studi lain telah memberikan kontribusi yang penting terhadap perkembangan studi komunikasi politik. Mengenai metode studi komunikasi politik ini, dan Nimmo dan Keith Sanders dalam <i>handbook of political communacation</i> (1981) telah merangkum beberapa tulisan koleganya.</span></div>

Studi Komunikasi Politik

Sumber Gambar:  abimanyuxiv.wordpress.com Sebagai suatu studi yang bersifat lintas disiplin, komunikasi politik menggunakan beberap...

Baca Selengkapnya »

Kasih Sayang pada Buah Hati

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1UKPQGlU_sjT0jFuRCCTBod4mBytvTRFITX-fFL9LTUIhPsOKKvYhtxntuybgFoPgu4O5zShPfT1C2NYZiExHksrY2vdg9Rn75xM3O-iaNyLwWEr92pxOigu-hrK31HzyEaRMQxHbeuU/s1600/anak+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="189" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1UKPQGlU_sjT0jFuRCCTBod4mBytvTRFITX-fFL9LTUIhPsOKKvYhtxntuybgFoPgu4O5zShPfT1C2NYZiExHksrY2vdg9Rn75xM3O-iaNyLwWEr92pxOigu-hrK31HzyEaRMQxHbeuU/s320/anak+2.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="https://respati.blog.uns.ac.id/10-keinginan-anak-yang-tak-terucapkan/" data-noload="" data-ved="0ahUKEwiZxfyqyefLAhWEkI4KHScKDNwQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiZxfyqyefLAhWEkI4KHScKDNwQjB0IBg&url=https%3A%2F%2Frespati.blog.uns.ac.id%2F10-keinginan-anak-yang-tak-terucapkan%2F&psig=AFQjCNG-Uk2_QFk5VkX_yo5Yb4GKlHpMoA&ust=1459398322742143" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #7d7d7d; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-decoration: none;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">respati.blog.uns.ac.id</span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; line-height: 120%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 120%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; line-height: 120%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Semua orang tentu sangat menyayangi anak-anaknya, tapi di zaman yang modern ini dengan gaya hidup yang menuntut orang tua untuk bekerja lebih keras, mereka seolah-olah tidak punya banyak waktu untuk menunjukkan kasih sayang mereka untuk anak-anaknya, bahkan kebanyakan orang tua berpikir bahwa dengan memberikan segala sesuatu yang diminta oleh anak dianggap sudah cukup untuk menunjukkan rasa kasih sayang kepada anak-anak mereka padahal ini salah besar, karena apa yang diminta belum tentu menjadi kebutuhan bagi anak, jadi marilah tunjukkan rasa kasih sayang kita <span style="letter-spacing: -.2pt;">dengan memberikan perhatian, </span></span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: -.2pt; line-height: 120%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Meski hanya dalam bentuk belaian, ungkapan/ucapan sayang, senyuman,</span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; line-height: 120%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> memuji sikap baiknya, menghargai hasil karyanya, mendengarkan kisahnya, sesekali menemaninya bermain.  </span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; line-height: 120%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">selalu memantau apa saja yang dilakukan oleh anak, sehingga anak merasa dirinya dihargai, dianggap penting </span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; line-height: 120%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Anak akan merasa nyaman, jiwanya stabil, dan emosinya terkendali. Semua ini merupakan modal yang sangat penting bagi kehidupan anak di masa yang akan datang, </span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; line-height: 120%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">namun sebaliknya </span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; line-height: 120%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">jika anak kurang mendapatkan perhatian, dia akan merasa bahwa dirinya tidak penting dan perlahan akan timbul kekecewaan dan putus asa. Sekecil apapun perhatian orang tua terhadap anaknya, menjadi penting bagi perkembangan jiwanya. Kedekatan secara psikologis akan terjalin dengan berbagai aktivitas tersebut.</span><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; line-height: 120%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">   </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>

Kasih Sayang pada Buah Hati

Sumber Gambar:  respati.blog.uns.ac.id Semua orang tentu sangat menyayangi anak-anaknya, tapi di zaman yang modern ini dengan gaya hi...

Baca Selengkapnya »

Keajaiban Pertumbuhan Anak

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqht-oc86jIxF3EcyzGczueQpDWYeueNO0tvSEgF8COWzf7P7nfXxVxWok9_hSg8W9uMgZ_OqCP3iFpZhsY6CiVkGP4fU7SJspA2pY3b40nkHIU3ZSg7RCk_08fAGrQ_slwG9i69Qrsy4/s1600/anak+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqht-oc86jIxF3EcyzGczueQpDWYeueNO0tvSEgF8COWzf7P7nfXxVxWok9_hSg8W9uMgZ_OqCP3iFpZhsY6CiVkGP4fU7SJspA2pY3b40nkHIU3ZSg7RCk_08fAGrQ_slwG9i69Qrsy4/s320/anak+%25281%2529.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://wartakesehatan.com/54419/kapan-anak-bisa-berjalan" data-noload="" data-ved="0ahUKEwix4evNyOfLAhVQU44KHWPXCDoQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwix4evNyOfLAhVQU44KHWPXCDoQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fwartakesehatan.com%2F54419%2Fkapan-anak-bisa-berjalan&psig=AFQjCNG-Uk2_QFk5VkX_yo5Yb4GKlHpMoA&ust=1459398322742143" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #7d7d7d; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-decoration: none;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">wartakesehatan.com</span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoListParagraph" style="line-height: 120%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <strong><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; letter-spacing: -.2pt; line-height: 120%;">Setiap anak tumbuh dan berkembang  sesuai dengan tahapan usianya. Ketidak tahuaan orang tua  tentang tumbuh kembang anak sesuai usia, b</span></strong><strong><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; line-height: 120%;">isa menimbulkan tekanan.</span></strong><strong><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US;"> </span></strong><strong><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; line-height: 120%;">Apalagi jika orang tua terlalu ambisius dalam menuntut hasil bukan proses. Pendidikan dan pengasuhan yang baik harus dilakukan sesuai dengan usia anak. Pengetahuan tentang tumbuh kembang akan sangat membantu dalam melakukan penanganan terhadap masalah anak, sehingga tidak sempat stres karena salah memperlakukan anak. Anak butuh kesempatan untuk mencoba kemampuan baru yang dimilikinya. Anak umur 3 tahun yang ingin mencoba makan sendiri, maka ibu harus siap dengan nasi yang tercecer dimana-mana. Karena anak usia 3 tahun tentu belum bisa terampil memakai sendok atau memasukkan makanan tepat di mulutnya. Atau ia ingin mengambil minum memakai wadah gelas kaca, karena dia sering melihat ibunya minum dengan gelas seperti itu. Biarkan saja, sampaikan dengan lembut untuk memegangnya dengan hati-hati dan awasi dari jauh.  Banyak ibu yang tidak memahami masalah ini, dan tidak jarang pula yang menimbulkan stres. Padahal sesungguhnya dengan mencoba-coba, anak sedang melakukan proses belajar.</span></strong><strong><span lang="EN-US" style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 12.0pt; font-weight: normal; line-height: 120%; mso-ansi-language: EN-US;"><o:p></o:p></span></strong></div>

Keajaiban Pertumbuhan Anak

Sumber Gambar:  wartakesehatan.com Setiap anak tumbuh dan berkembang  sesuai dengan tahapan usianya. Ketidak tahuaan orang tua  tentang...

Baca Selengkapnya »

Kemampuan Da’i Menjaga Keanggunan dan Selera Tingginya

<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <br /></div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUyoFeCeEJOHDeytziJso5kZ3ADa5kyPaiaMfafd0IyiMRNlV1Fkln2S1KvmP6o_kP5TtyOU3LO4cSsVaZ8K4z90wcMplrWA4xb3F0A93y_fmIniUDD7jhF1ZjuY0dUfKgRgYoOOoF-gs/s1600/selera+tinggi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUyoFeCeEJOHDeytziJso5kZ3ADa5kyPaiaMfafd0IyiMRNlV1Fkln2S1KvmP6o_kP5TtyOU3LO4cSsVaZ8K4z90wcMplrWA4xb3F0A93y_fmIniUDD7jhF1ZjuY0dUfKgRgYoOOoF-gs/s320/selera+tinggi.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://www.ilawati-apt.com/cara-agar-percaya-diri-di-depan-banyak-orang/" data-noload="" data-ved="0ahUKEwiFvOXFodvLAhXYjo4KHZfBDcAQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiFvOXFodvLAhXYjo4KHZfBDcAQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fwww.ilawati-apt.com%2Fcara-agar-percaya-diri-di-depan-banyak-orang%2F&bvm=bv.117868183,d.c2E&psig=AFQjCNFaCttzgmhsDwEcs6aOISS1eRO9tA&ust=1458975296027937" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;"><span style="color: black;">www.ilawati-apt.com</span></span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Betapapun seorang da’i harus aktif bekerja dan berbicara, tetapi keanggungan kepribadiannya harus tetap dijaga. Keanggunangan da’i dapat dijaga melalui hal-hal berikut. <i>Pertama</i>, tidak terlalu banyak bicara, bicara hanya dalam hal yang diperlukan saja. <i>Kedua</i>, tidak terlalu banyak tingkah, jangan terlalu banyak menggerakkan badan dan tangan dalam hal yang tidak memerlukan gerakan. <i>Ketiga</i>, menjadi pendengar yang baik dari lawan bicaranya. <i>Keempat</i>, jika ditanya seseorang, jangan menjawab secara spontan, tetapi diam sejenak sebelum menjawab. <i>Kelima</i>, tidak terlalu banyak bercanda, apalagi berbau pornografi. <i>Keenam</i>, menjaga jarak dalam pergaulan dengan orang-orang yang sudah dikenali sebagai orang yang tidak baik. Ketujuh, menjaga diri dari citra negatif tertentu. Misalnya, duduk di pinggir jalan, makan sambil berjalan, atau makan di warung secara sembarangan, tertawa terlalu keras, berpakaian dengan mode yang tidak lazim, dan sebagainya. </div> <br /> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Selera tinggi juga dapat menunjang keanggungan. Seorang da’i yang berselera tinggi artinya ia tidak merasa puas denga hasil kerja yang tidak sempurna. Konsepnya tentang pengembangan masyarakat juga memiliki standar optimal. Jika ia berpikir mendirikan sekolah misalnya, maka dalam pikirannya adalah sekolah bermutu, jika menyusun program peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka konsepnya tentang kesejahteraan juga memenuhi standar maksimal, meski pelaksanaannya mungkin bertahap. Meski begitu selera tinggi menghalangi seorang da’i untuk hidup sederhana, sebaliknya kesederhanaan justru menambah keanggungan, yakni hidup sederhana tetapi gagasannya besar.</div>

Kemampuan Da’i Menjaga Keanggunan dan Selera Tingginya

Sumber Gambar:  www.ilawati-apt.com Betapapun seorang da’i harus aktif bekerja dan berbicara, tetapi keanggungan kepribadiannya har...

Baca Selengkapnya »

Da’i yang Memiliki Rasa Percaya Diri, Rendah Hati, dan Sabar

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrudzUnx0rML0Y51MpruBjsz-te8jVpS5YS5JlnYq9Br0HpC89CLJpW0gLwg2yL5JFd82vtH3v8TTPKCqZUg5PkVt-IuDlLbnjFilB9oPvgqIB8Vd_YUTl0lbWfhQ_p_avI8HToylomTw/s1600/Percaya+diri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrudzUnx0rML0Y51MpruBjsz-te8jVpS5YS5JlnYq9Br0HpC89CLJpW0gLwg2yL5JFd82vtH3v8TTPKCqZUg5PkVt-IuDlLbnjFilB9oPvgqIB8Vd_YUTl0lbWfhQ_p_avI8HToylomTw/s320/Percaya+diri.jpg" width="280" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://www.ayeey.com/2014/07/tips-agar-percaya-diri-dan-tidak-pemalu-di-depan-orang-banyak.html" data-noload="" data-ved="0ahUKEwiOqL7XoNvLAhUQCI4KHebnBhcQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiOqL7XoNvLAhUQCI4KHebnBhcQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fwww.ayeey.com%2F2014%2F07%2Ftips-agar-percaya-diri-dan-tidak-pemalu-di-depan-orang-banyak.html&bvm=bv.117868183,d.c2E&psig=AFQjCNFaCttzgmhsDwEcs6aOISS1eRO9tA&ust=1458975296027937" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;"><span style="color: black;">www.ayeey.com</span></span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Seorang da’i harus memiliki rasa percaya diri, yakni bahwa selama dakwahnya dilandasi oleh keikhlasan dan dijalankan dengan menggunakan perhitungan yang benar dan mengharap ridla Allah, Insya Allah akan membawa manfaat. Seorang da’i juga harus tawadhu, rendah hati, merendahkan diri tapi bukan rendah diri, menjauhi sifat sombong dan rasa kagum diri (<i>‘ujub</i>). Dalam perspektif Islam, rendah hati justru akan mendatangkan kehormatan, sementara kesombongan justru akan mengantar pada kehinaan. Nabi SAW pernah bersabda, “Barangsiapa merendahkan dirinya maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa yang menyombongkan dirinya maka Allah akan menjatuhkannya. (HR. Abu Nu’aim).</div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">                 Mengajak manusia kepada kebajikan bukanlah pekerjaan yang mudah. Semua Nabi dan Rasul dalam menjalankan tugas risalahnya selalu berhadapan dengan hambatan dan kesulitan. Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa orang tidak boleh menghayal untuk masuk ke dalam surga sebelum mengalami pahit getirnya perjuangan seperti yang dialami  dengan  Nabi dan umatnya terdahulu (QS. [2]: 214).</div> <br /> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Demikian juga setiap da’i. Sebagai pewaris para Nabi setiap da’i sangat besar kemungkinannya untuk berhadapan dengan resiko dilawan, dihina, dilecehkan dan bahkan dibunuh. Menurut Imam al-Ghazali, tingkat kesulitan yang dihadapi oleh pejuang, bergantung pada besar kecilnya terget perjuangan. </div>

Da’i yang Memiliki Rasa Percaya Diri, Rendah Hati, dan Sabar

Sumber Gambar:  www.ayeey.com Seorang da’i harus memiliki rasa percaya diri, yakni bahwa selama dakwahnya dilandasi oleh keikhlasan d...

Baca Selengkapnya »

Kemampuan Da’i dalam Berkomunikasi

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <br /> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIyh1yZVDug4TSA-FUAECrF2_qWCEPR84wrvmFNhQVae8_-koKg41LFI3v5xXJQkch5LMwDVigFlzpBiSPVxNvPDX0HnAUXY1X5A3wioEz22aTUH4vJ4mU2DsCR9QvGU8mpb02rtNSbSE/s1600/komunikasi++5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="255" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIyh1yZVDug4TSA-FUAECrF2_qWCEPR84wrvmFNhQVae8_-koKg41LFI3v5xXJQkch5LMwDVigFlzpBiSPVxNvPDX0HnAUXY1X5A3wioEz22aTUH4vJ4mU2DsCR9QvGU8mpb02rtNSbSE/s320/komunikasi++5.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://pendidikan.galihpamungkas.com/komunikasi-efektif/" data-noload="" data-ved="0ahUKEwixmbf1n9vLAhXUBo4KHaY2DkUQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwixmbf1n9vLAhXUBo4KHaY2DkUQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fpendidikan.galihpamungkas.com%2Fkomunikasi-efektif%2F&bvm=bv.117868183,d.c2E&psig=AFQjCNH0EiO3lLBmMpUqK0sw1yF8SmqAwg&ust=1458975070629250" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #7d7d7d; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-decoration: none;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">pendidikan.galihpamungkas.com</span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Kegiatan dakwah adalah kemampuan da’i mengkomunikasikan pesan dakwah kepada mad’u. Komunikasi dapat dilakukan dengan lisan, tulisan, dan perbuatan. Komunikasi dapat berhasil manakala pesan dakwah itu dipahami oleh mad’u dan pesan dakwah itu mudah dipahami manakala disampaikan sesuai dengan cara berpikir dan cara merasa mad’u. Kaum intelektual lebih mudah memahami bahasa ilmiah, sedangkan orang awam lebih mudah memahami bahasa awam. Jadi, seorang da’i dituntut untuk dapat menggunakan metode yang tepat, dalam mengkomunikasikan pesan dakwahnya. Dalam bahasa Arab, kemampuan  ini disebut, <i>quwwatul bayâni wa quwwatul lisâni</i>, (kemampuan menjelaskan dan fasih berbicara). Pesan dakwah yang tinggi jika disampaikan secara tidak logis, atau orang yang berbicaranya gagap, maka dakwahnya tidak persuasif.  </div>

Kemampuan Da’i dalam Berkomunikasi

Sumber Gambar:  pendidikan.galihpamungkas.com Kegiatan dakwah adalah kemampuan da’i mengkomunikasikan pesan dakwah kepada mad’u. K...

Baca Selengkapnya »

Da’i yang Memiliki Sifat Pemberani

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQLjapTxqqsak51W0NWyBCZCJ2XrB7P2ga6lAs7lpis_lNp3GYhyphenhyphen3Q7neBbxhyfIbVxg72x8bY5GFOx5iMwYOCjHtKzQvrbV-RRL30myVQYtOuNRElIi2o77KI9Xj0ahYuLeTfOEsFSNI/s1600/keberanian.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQLjapTxqqsak51W0NWyBCZCJ2XrB7P2ga6lAs7lpis_lNp3GYhyphenhyphen3Q7neBbxhyfIbVxg72x8bY5GFOx5iMwYOCjHtKzQvrbV-RRL30myVQYtOuNRElIi2o77KI9Xj0ahYuLeTfOEsFSNI/s320/keberanian.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://www.merdeka.com/gaya/6-keajaiban-berani-bermimpi-besar.html" data-noload="" data-ved="0ahUKEwj3wqCfn9vLAhUCV44KHUT7BsAQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj3wqCfn9vLAhUCV44KHUT7BsAQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fgaya%2F6-keajaiban-berani-bermimpi-besar.html&bvm=bv.117868183,d.c2E&psig=AFQjCNFyrMbvgmVv_nE2eVRiPv3GqSLL4w&ust=1458974908914885" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #7d7d7d; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-decoration: none;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">www.merdeka.com</span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Dalam tingkatan tertentu seorang da’i adalah pemimpin masyarakat. Kapasitas kepemimpinan seorang da’i boleh jadi hanya dalam bidang keagamaan, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan dalam bidang sosial, ilmu pengetahuan, kebudayaan, ekonomi, dan militer. Daya tarik kepemimpinan seseorang antara lain terletak pada keberaniaannya. Secara psikologis, manusia memang tertarik pada keberanian. Petinju yang berani menantang sang juara, jika di atas ring dapat sedikit saja mengungguli lawannya, maka aplous penonton akan terpusat pada sang penantang. Kelompok oposisi dalam suatu negara, sering menjadi pusat perhatian publik karena dinilai memiliki keberanian menentang mainstream politik yang mapan.</div>

Da’i yang Memiliki Sifat Pemberani

Sumber Gambar:  www.merdeka.com Dalam tingkatan tertentu seorang da’i adalah pemimpin masyarakat. Kapasitas kepemimpinan seorang da’i...

Baca Selengkapnya »

Da’i yang Memiliki Kesantunan dan Kelapangan Dada

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC86RudTvkNCyKZiv3CSgUrq36vkdtAn0dmEwnS7Z-22Br1LXDqq74hXBgCaMX5D-vvsfp7qgOtsPxWGPtsd72qSI2ICYn8tpiK9N66gu3TKikBw-KMAs7VD1G63jjH5yuLhyphenhyphengRhvySl8/s1600/santun.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjC86RudTvkNCyKZiv3CSgUrq36vkdtAn0dmEwnS7Z-22Br1LXDqq74hXBgCaMX5D-vvsfp7qgOtsPxWGPtsd72qSI2ICYn8tpiK9N66gu3TKikBw-KMAs7VD1G63jjH5yuLhyphenhyphengRhvySl8/s320/santun.jpeg" width="309" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://www.kompasiana.com/noviananitami/apakah-budaya-sopan-santun-sudah-hilang_552ccb636ea83472228b458b" data-noload="" data-ved="0ahUKEwi18ZDPntvLAhWOGI4KHV_PBucQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi18ZDPntvLAhWOGI4KHV_PBucQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Fnoviananitami%2Fapakah-budaya-sopan-santun-sudah-hilang_552ccb636ea83472228b458b&bvm=bv.117868183,d.c2E&psig=AFQjCNHUPUncvJk1kqfFzk04vmZxmtwC6Q&ust=1458973989004015" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #7d7d7d; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-decoration: none;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">www.kompasiana.com</span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Sifat santun (<i>al-hilm</i>) dan lapang dada yang dimiliki seorang da’i merupakan indikator dari keluasan ilmunya, dan secara khusus kemampuannya mengendalikan akalnya (ilmunya) dalam praktek kehidupan. Sifat <i>al-hilm</i> itu sendiri artinya akal. Ciri orang santun adalah lembut tutur katanya, tenang jiwanya, tidak gampang marah dan tidak suka omong kosong. Secara psikologis, kepribadian santun dan lapang dada seorang da’i akan membuat mad’u terikat perasaannya, lebih daripada pemahaman melalui pikirannya, sehingga masyarakat <i>mad’u</i> cenderung ingin selalu mendekatinya. Al-Qur’an mengingatkan bahwa sifat kasar (lawan dari santun). Sebagaimana dalam al-Qur’an dijelaskan, “Sekiranya engkau (Muhammad) kasar dan keras hati, niscaya mereka lari dari sisimu.” (QS. [3]: 159). </div>

Da’i yang Memiliki Kesantunan dan Kelapangan Dada

Sumber Gambar:  www.kompasiana.com Sifat santun ( al-hilm ) dan lapang dada yang dimiliki seorang da’i merupakan indikator dari kelua...

Baca Selengkapnya »

Konsistensi Seorang Da’i antara Ilmu dan Amal

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOK-KTOqVSig1rRNRyA_HnL0vrrwNS8d6IQ9Aa3cZWeJtZE-7nuNz0R82y5K1X3sHvj9k_cLiMUZDQJwqZD0xBye6nI4SGwUzSxoCg-6ykyWJyZsA0HzsxBy5wuLCGD23VHUuThBceSuE/s1600/komunikasi+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOK-KTOqVSig1rRNRyA_HnL0vrrwNS8d6IQ9Aa3cZWeJtZE-7nuNz0R82y5K1X3sHvj9k_cLiMUZDQJwqZD0xBye6nI4SGwUzSxoCg-6ykyWJyZsA0HzsxBy5wuLCGD23VHUuThBceSuE/s320/komunikasi+2.jpg" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://filkomupn.blogspot.com/" data-noload="" data-ved="0ahUKEwjU6vCXm9vLAhXNC44KHVLDAHcQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjU6vCXm9vLAhXNC44KHVLDAHcQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Ffilkomupn.blogspot.com%2F&psig=AFQjCNFCu2U-TIn07CBCL_13PFEv9OD8zA&ust=1458973313497908" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #7d7d7d; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-decoration: none;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">filkomupn.blogspot.com</span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Seorang da’i sekurang-kurangnya harus mengamalkan apa yang ia serukan kepada orang lain. Perbuatan seorang da’i tidak boleh melecehkan kata-katanya sendiri, apa yang ia demonstrasikan kepada masyarakat haruslah apa yang memang menjadi keyakinannya. Sebab inkonsistensi antara kedual hal tersebut akan membuat seruan dakwahnya tidak berbobot dan tidak berwibawa di depan masyarakat. Seorang da’i yang baik tidak berani mengajak orang atas apa yang ia sendiri tidak menjalankannya, dan secara moral ia juga tidak berani melarang sesuatu yang ia sendiri tidak meninggalkannya. Sebagaimana dalam al-Qur’an dijelaskan, “Apakah kalian menyuruh orang lain berbuat kebajikan seraya melupakan dirimu sendiri (untuk melakukannya) padahal kalian membawa al-Kitab, apakah kalian tidak mempunyai akal. (QS. Al-Baqarah [2]: 44). </div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Jadi, orang yang memberi nasihat kepada orang lain tetapi ia sendiri tidak menggunakan nasihat itu adalah bagaikan orang yang mengetengahkan hal-hal yang dapat dipahami oleh akal sehat. Seorang da’i terlebih dahulu harus mengambil nasihat itu, baru kemudian menasihati orang lain, ia harus lebih dahulu mengetahui, baru memberi tahu, ia harus mengambil petunjuk lebih dahulu, baru memberi petunjuk. Perumpamaan seorang da’i yang tidak konsisten adalah seperti buku tulis, ia memberi manfaat, tetapi ia sendiri tidak dapat mengambil manfaat atau seperti sebatang lilin yang menyala, menerangi orang lain tetapi ia sendiri terbakat.</div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Idealnya, seorang da’i adalah seperti matahari, ia membuat bulan bercahaya, tetapi sinat matahari tetap lebih terang. Atau seperti api yang memanaskan besi, besinya menjadi panas, tetapi panasnya api tetap lebih tinggi, atau seperti minyak wangi, membuat harum orang lain, tetapi dirinya tetap lebih harum.</div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Untuk menjadikan pesan dakwah itu sampai kepada mad’u tepat waktu dan tepat sasaran, seorang da’i harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang semua hal yang berhubungan dengan masyarakat mad’u, bahasanya, tradisinya, dan temperamennya sehingga da’i tidak terjebak dalam perbuatan bodoh yang sia-sia. Secara lebih rinci, ilmu bantu yang harus dimiliki oleh seorang da’i adalah, sejarah, ilmu jiwa, geografi wilayah dakwahnya, ilmu akhlak, perbandingan agama dan paham-paham madzhab, bahasa, dan budaya setempat. </div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> Sejalan dengan sifat kejuangan dan perumpamaan da’i sebagai matahari, seorang da’i dengan senang hati akan menjajakan ilmunya, kepada orang yang mau maupun yang tidak mau. Jika mad’u membuka pintu hatinya, dengan semangat da’i akan meresponnya, jika mad’u masih menutup pintu hatinya di lain waktu, begitulah seterusnya. Oleh karena itu, tidak ada kamusnya seorang da’i menyembunyikan ilmunya dari mad’u. Ilmu itu sendiri, semakin banyak diberikan justru menjadi semakin tajam dan bertambah.</div> <br /> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Sebagai pribadi, pada dasarnya seorang da’i dapat diibaratkan sebagai danau, menampung air hujan, menyimpannya dan menyediakan diri bagi orang yang membutuhkannya. Dalam puncak kerjanya, seorang da’i dapat diibaratkan sebagai ember yang membawa air dari danau untuk disiramkan ke pohon-pohon yang kekeringan. Jadi, ilmu, yang dipelajari oleh seorang da’i adalah diperuntukkan bagi kepentingan mad’u. Oleh karena itu, ia tidak akan kikir terhadap ilmunya.</div>

Konsistensi Seorang Da’i antara Ilmu dan Amal

Sumber Gambar:  filkomupn.blogspot.com Seorang da’i sekurang-kurangnya harus mengamalkan apa yang ia serukan kepada orang lain. Perbu...

Baca Selengkapnya »

Penguasaan Da’i terhadap Ilmu Pengetahuan Islam

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMlzwLR4zTpHc1J3lnLAqsA04EQuU58kmogVRqp17S38o1fZOQMWv9umUX45gG-Ux0rtIYZ9bAIZqMG5cfz29xKoTFP632EifpoY0V9_EO0hYSvpLRIL4zMvE2_JQdB0vVmotCKqgLfFU/s1600/komunikasi.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="113" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMlzwLR4zTpHc1J3lnLAqsA04EQuU58kmogVRqp17S38o1fZOQMWv9umUX45gG-Ux0rtIYZ9bAIZqMG5cfz29xKoTFP632EifpoY0V9_EO0hYSvpLRIL4zMvE2_JQdB0vVmotCKqgLfFU/s320/komunikasi.png" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar:<a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://afiantika.blogspot.com/2013/09/komunikasi-dan-kepemimpinan-leadership_27.html" data-noload="" data-ved="0ahUKEwilhLy-mtvLAhUFC44KHXz0AwwQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwilhLy-mtvLAhUFC44KHXz0AwwQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fafiantika.blogspot.com%2F2013%2F09%2Fkomunikasi-dan-kepemimpinan-leadership_27.html&psig=AFQjCNFCu2U-TIn07CBCL_13PFEv9OD8zA&ust=1458973313497908" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #7d7d7d; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-decoration: none;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">afiantika.blogspot.com</span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Dalam hal ini seorang da’i sekurang-kurangnya memiliki pengetahuan tentang al-Qur’an dan Hadits, bahwa al-Qur’an mempunyai fungsi sebagai petunjuk hidup (<i>hudan</i>), nasihat bagi yang membutuhkan (<i>mau’idzah</i>) dan pelajaran <i>(‘ibratan</i>), yang oleh karena itu, selalu menjadi rujukan dalam menghadapi segala macam persoalan.  Sedangkan tentang sunnah seorang da’i minimal harus mengetahui kesahihan suatu hadis, riwayat Nabi, dan riwayat sahabat besar dan sebagian riwayat ulama salaf yang berkaitan dengan periwayatan hadits. Seorang da’i sedikit banyaknya juga harus mengetahui hukum Islam dan falsafah tasri’nya. Ciri seorang da’i yang berilmu antara lain, ia tidak berani mengatakan apa yang tidak dikuasainya dengan menggunakan term-term yang digunakan oleh ahlinya. Seorang da’i akan segera ketahuan bodohnya jika ia berbicara tentang sesuatu yang ia sendiri tidak paham.</div>

Penguasaan Da’i terhadap Ilmu Pengetahuan Islam

Sumber Gambar: afiantika.blogspot.com Dalam hal ini seorang da’i sekurang-kurangnya memiliki pengetahuan tentang al-Qur’an dan Hadits...

Baca Selengkapnya »

Da’i Sebagai Komunikator Handal

<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisR2sIL05TVxpvO5MT5_PQKUB1sVBmEBz91aEfMw7zXak_CEx8XIugRMknVC1WDpGLSI3qNTZOTvVjqZUCrhs2tMxTp5-B5hy3KYpsCaJYlC_wvq9azZDvrdunjo2Qhk69YqgBiS8t5oU/s1600/dai.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisR2sIL05TVxpvO5MT5_PQKUB1sVBmEBz91aEfMw7zXak_CEx8XIugRMknVC1WDpGLSI3qNTZOTvVjqZUCrhs2tMxTp5-B5hy3KYpsCaJYlC_wvq9azZDvrdunjo2Qhk69YqgBiS8t5oU/s320/dai.JPG" width="318" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://www.pelajaransekolah.net/2015/10/pengertian-komunikator-komunikan-dan-pesan-dalam-pidato-serta-cara-mengomentari-pidato.html" data-noload="" data-ved="0ahUKEwjcrMCrmdvLAhVDHo4KHZxlBV4QjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjcrMCrmdvLAhVDHo4KHZxlBV4QjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fwww.pelajaransekolah.net%2F2015%2F10%2Fpengertian-komunikator-komunikan-dan-pesan-dalam-pidato-serta-cara-mengomentari-pidato.html&psig=AFQjCNFCu2U-TIn07CBCL_13PFEv9OD8zA&ust=1458973313497908" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; color: #7d7d7d; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start; text-decoration: none;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;">www.pelajaransekolah.ne</span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Da’i memiliki posisi yang strategis dan sentral dalam dakwah, sehingga da’i harus memiliki <i>image</i> yang baik dalam masyarakat. <i>Image</i> terhadap da’i adalah penilaian mad’u terhadap da’i, apakah da’i mendapat citra positif atau negatif. Pencitraan mad’u terhadap diri seorang da’i sangat berpengaruh dalam menentukan apakah mereka akan menerima informasi atau pesan dakwah atau sebaliknya.  <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Beberapa kategori yang menjadi kriteria seorang da’i di nilai baik di antaranya: <i>Pertama</i>, melalui reputasi yang mendahuluinya. <i>Kedua</i>, melalui perkenalan atau informasi tentang diri da’i. <i>Ketiga</i>, melalui apa yang diucapkannya. <i>Keempat</i>, bagaimana cara da’i menyampaikan pesan dakwahnya.<o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Da’i adalah komunikator yang mengirim pesan kepada mad’u . Oleh karena itu, da’i sebagai komunikator dapat disebut pengirim, sumber, source, dan encoder. Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komuniktor memegang peranan penting, terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Oleh karena itu, seorang da’i harus terampil berkomunikasi, dan juga kaya ide dan penuh daya kreativitas. Suatu hal yang sering dilupakan oleh da’i sebelum memulai aktivitas komunikasinya, adalah  bercermin pada dirinya apakah syarat-syarat yang harus dimiliki seorang da’i yang handal telah dipenuhi atau belum. Da’i adalah pengambil inisiatif terjadinya suatu proses komunikasi. Dia yang harus mengetahui lebih awal kesiapan dirinya, pesan yang ingin disampaikan, media yang akan digunakan, hambatan yang mungkin ditemui, dan khalayak yang akan menerima pesannya. </div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Dalam kehidupan kita sehari-hari, mengenali diri adalah suatu hal yang sangat penting jika kita menempatkan diri di tengah-tengah masyarakat. Sebab dengan mengenal diri, kita dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada diri kita.</div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"> Untuk mencapai komunikasi yang mengena, seorang da’i selain mengenal dirinya, ia juga harus memiliki kepercayaan (<i>credibility</i>), daya tarik (<i>attractive</i>), dan kekuatan (<i>power</i>).</div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Sosok da’i yang memiliki kepribadian sangat tinggi dan tidak pernah kering jika digali seperti pribadi Rasulullah SAW. Ketinggian kepribadian Rasul dapat dilihat pada pernyataan al-Qur’an, pengakuan Rasul sendiri dan kesaksian para sahabat yang mendampinginya. Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa Rasul adalah teladan utama, Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Akhir, dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab [33]: 21).</div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Di mata para sahabatnya, Rasul SAW adalah guru, teman, orang tua, dan pemimpin. Kombinasi kepemimpinan yang sangat ideal bagi seorang da’i, sehingga beliau layak disebut sebagai da’i agung. Hadits yang meriwayatkan pengakuan para sahabat atas ketinggian kepribadian Rasul sangat banyak jumlahnya. Nabi SAW sendiri, dalam kapasitasnya sebagai Rasul terus terang mengaku dirinya sebagai yang terbaik di antara para sahabatnya. Seperti yang terungkap dalam sabda beliau, “Orang yang paling baik (perlakuannya) terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang terbaik (perilakunya) terhadap istriku.” (HR. Tirmidzi). Dalam hadits yang lain dijelaskan, “Bahwasanya aku diutus tidak lain adalah untuk menyempurnakan ketinggian akhlak.” (HR. Ahmad). Sedangkan dalam hadits lain diungkapkan, “Ya Allah, perindahlah akhlakku sebagaimana Engkau telah perindah tubuhku.” (HR. Ahmad dari Ibnu Mas’ud).</div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> Salah satu bukti sejarah tentang kuatnya daya pesona pribadi Rasul adalah awal hubungan beliau dengan penduduk kota Yatsrib. Disebutkan bahwa ketika Rasul masih berada di kota Makkah di mana kaum musyrikin Quraisy masih mendominasi kehidupan kota Makkah dalam menindas Rasul dan pengikutnya, kepada setiap peziarah kota Makkah selalu diperingatkan oleh kaum Quraisy bahwa di kota Makkah ada seorang gila yang berbahaya, bernama Muhammad. Tujuan dari propaganda negatif itu ialah untuk menanamkan persepsi buruk tentang Rasul kepada orang luar Makkah. Bagi orang Yatsrib, propaganda yang gencar dalam menjelek-jelekkan seseorang justru menggelitik hati mereka untuk melihat sendiri, seperti apa orang yang dianggap gila itu. </div> <span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Pertemuan orang Yatsrib dengan Rasul ternyata kemudian mengubah jalannya sejarah. Mereka menangkap jelas bahwa Muhammad itu bukan orang gila. Lebih dari itu, di mata orang Yatsrib, Muhammad justru memiliki kepribadian yang agung dan cerdas yang merupakan ciri pemimpin yang ideal. Kepribadian Rasul itu menarik hati orang Yatsrib yang dikala itu sedang mengalami krisis kepemimpinan, sehingga pertemuan dengan Muhammad menimbulkan ide untuk mengajak Muhammad hijrah ke Madinah sekaligus mengangkat beliau menjadi pemimpin mereka. Berangkat dari ketertarikan orang Yatsrib kepada kepribadian Rasul, maka dakwah Rasul selanjutnya dapat mereka terima sepenuh hati tanpa ragu sedikit pun.</span><br /> <div> <!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" /> <div id="ftn1"> <br /> </div> </div>

Da’i Sebagai Komunikator Handal

Sumber Gambar:  www.pelajaransekolah.ne Da’i memiliki posisi yang strategis dan sentral dalam dakwah, sehingga da’i harus memiliki im...

Baca Selengkapnya »

Konsep Dakwah, Khalifah, dan Politik

<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"> <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"><br /></span></span></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> </div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8EcmWnM09ZTSAcaJ_NH_Bwhn-Ot-rKs-nsRHyZKoB90VARHELsMw4vnHk46o6aMN0lwTa6ScW9F4NruyIugO9AO66zdvmWtocJEzfilnmPx2rKJ0RWKYsUsgBdEN1GTEe8SuTk5DZLxg/s1600/khalifah.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="236" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8EcmWnM09ZTSAcaJ_NH_Bwhn-Ot-rKs-nsRHyZKoB90VARHELsMw4vnHk46o6aMN0lwTa6ScW9F4NruyIugO9AO66zdvmWtocJEzfilnmPx2rKJ0RWKYsUsgBdEN1GTEe8SuTk5DZLxg/s320/khalifah.png" width="320" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: <a class="_ZR irc_hol i3724" data-href="http://pengertiankomplit.blogspot.com/2015/08/pengertian-khalifah.html" data-noload="" data-ved="0ahUKEwjVionug7vLAhVWBo4KHQKxAfsQjB0IBg" href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjVionug7vLAhVWBo4KHQKxAfsQjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fpengertiankomplit.blogspot.com%2F2015%2F08%2Fpengertian-khalifah.html&bvm=bv.116573086,d.c2E&psig=AFQjCNF1R7rgZT7S7T_UMGkeo0jVAF9Dvw&ust=1457867933755071" jsaction="mousedown:irc.rl;keydown:irc.rlk" style="background-color: #f1f1f1; cursor: pointer; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16px; text-align: start;" target="_blank"><span class="irc_ho" dir="ltr" style="margin-right: -2px; overflow: hidden; padding-right: 2px; text-overflow: ellipsis; unicode-bidi: isolate;"><span style="color: black;">pengertiankomplit.blogspot.com</span></span></a></td></tr> </tbody></table> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"> <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"><br /></span></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kata khalifah diambil dari kata dasar <i>khalafa</i> yang berarti datang kemudian. <i>Istakhlafa</i> berarti menjadikan seseorang pada posisinya atau mewakilinya. <i>Khalifah</i> adalah orang yang menempati posisi orang yang ada sebelumnya dan khalifah juga berarti penguasa tertinggi di kalangan umat Islam. Jabatan khalifah disebut <i>khilafah</i> atau <i>imarah</i>.<a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Dakwah%20dan%20Budaya/Dakwah%20Budaya%20dan%20Politik%20II.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Orang pertama yang menyandang istilah atau gelar <i>khalifah</i> ialah Abu Bakar ra. Ia menggantikan posisi kepemimpinan umat, setelah Rasulullah SAW, dalam memelihara agama dan politik duniawi dengan agama. Ia menerima sebutan ini dan tidak mau diberi diberi <i>khalifatullah</i> (khalifah Allah). sebuatan atau gelar <i>khalifatullah</i> menurut pemahaman jumhur ulama tidak dibenarkan untuk diberikan kepada penguasa atau manusia siapa pun dan mereka menisbahkan orang yang menggunakan gelar <i>khalifatullah</i> sebagai sikap menentang sebab kata <i>khalifah</i> berkaitan dengan menggantikan posisi orang yang tidak ada atau meninggal padahal Allah selalu ada dan tidak mati.<a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Dakwah%20dan%20Budaya/Dakwah%20Budaya%20dan%20Politik%20II.doc#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Umar Ibn Abdul Aziz tidak mau menggunakan gelar ini ketika seseorang memanggilnya dengan sebutan, “Hai <i>Khalifatullah</i>.” Ia menjawab, “Tidak, sesungguhnya ketika aku lahir keluargaku memilihkan sebuah nama untukku. Jika kau memanggilku, “Hai Umar,” maka aku tentu menjawab. Ketika aku dewasa dan menjadi orang tua, aku memilih panggilan untuk diriku, Abu Hafsh, tentu aku menjawab. Ketika kalian mengangkatku menjadi pemimpin, kalian menjulukiku <i>Amirul Mukminin</i>. Jika kalian memanggilku dengan sebutan itu, “Hai Amirul Mukminin, tentu aku menjawab. Sedangkan dengan <i>khalifatullah</i>, aku tidak demikian.<a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Dakwah%20dan%20Budaya/Dakwah%20Budaya%20dan%20Politik%20II.doc#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></a> <o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Gelar ini sangat berkaitan dengan sejarah pertumbuhan dan perkembangan Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat, para sahabat berkumpul untuk memilih dan memutuskan seorang yang akan menjadi pengganti kepemimpinannya. Dan, Abu Bakar terpilih untuk menggantikan Rasulullah dalam memimpin dan memelihara kemaslahatan ummat Islam pada masa-masa berikutnya. Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, yang berarti penerus atau pengganti nabi untuk mengurus masalah umat Islam.<a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Dakwah%20dan%20Budaya/Dakwah%20Budaya%20dan%20Politik%20II.doc#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></a><o:p></o:p></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"> <span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Abu Bakar menegaskan, “Aku bukan khalifah Allah, melainkan khalifah Rasulullah.” Jadi, Abu Bakar diangkat oleh para sahabat sebagai pengganti dan penerus kepemimpinan Rasulullah. Khalifah sebagai konsep politik merupakan anitetesis dari sistem kekaisaran yang absolut otoriter.<a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Dakwah%20dan%20Budaya/Dakwah%20Budaya%20dan%20Politik%20II.doc#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></a></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div> <br /> <div> <!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <!--[endif]--> <div id="ftn1"> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"> <span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Dakwah%20dan%20Budaya/Dakwah%20Budaya%20dan%20Politik%20II.doc#_ftnref1" title=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></a></span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Muhammad Abdul Qadir Abu Fariz, </span><i style="font-family: 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">Sistem Politik Islam</i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; text-indent: 36pt;">, (Jakarta: Robbani Press, 2000), h. 116.</span></div> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"> <span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn2"> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Dakwah%20dan%20Budaya/Dakwah%20Budaya%20dan%20Politik%20II.doc#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ibid</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">., h. 116.<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn3"> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Dakwah%20dan%20Budaya/Dakwah%20Budaya%20dan%20Politik%20II.doc#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ibid</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">., h. 117.<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn4"> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Dakwah%20dan%20Budaya/Dakwah%20Budaya%20dan%20Politik%20II.doc#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: IN;">Ali Yahya (Ed), <i>Prof. Dr. Ahmad Mubarok, MA, Ketua Partai Politik Yang Bukan Politisi: Otobiografi dan Percikan Pemikiran Budaya,</i></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; mso-bidi-font-style: italic;"> h. 149.<o:p></o:p></span></div> </div> <div id="ftn5"> <div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt;"> <a href="file:///D:/My%20Data/Makalah-UIA-%20as-Syafi'iyah/Makalah%20Dakwah%20dan%20Budaya/Dakwah%20Budaya%20dan%20Politik%20II.doc#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ibid</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">.,h . 149.<o:p></o:p></span></div> </div> </div>

Konsep Dakwah, Khalifah, dan Politik

Sumber Gambar:  pengertiankomplit.blogspot.com Kata khalifah diambil dari kata dasar khalafa yang berarti datang kemudian. Ist...

Baca Selengkapnya »